~END~ | Putri Yang di Tinggalkan

351 - 352

Bab 351

Setelah Ning'er kembali, dia mengulangi kata-kata ini kepada Qin Wanyi, Bagaimana bisa Qin Wanyi bertahan? Saat ini, dia berjalan menuju rumah kayu dengan tergesa-gesa.

Saya tidak ingin melihat Shen Jingzi memakan makanannya begitu dia masuk, dan piringnya dipenuhi dengan sayuran liar yang tidak akan dimakan orang lain.

Setelah melihat ini, Qin Wanyi menghela nafas, tetapi tidak bisa melampiaskannya. Dia hanya menunjuk Shimo dengan kejam dan berkata, "Kamu ulangi apa yang kamu katakan tadi!"

Mengetahui apa yang terjadi barusan, Shen Jingci pura-pura tidak sadar, dan bertanya, "Kakakku sangat marah, apa yang kamu lakukan, bisakah pelayanku memprovokasimu?"

Setelah mendengar ini, Shimo berlutut terlebih dahulu dan berkata, "Tuan, semua budak dan pelayan tidak baik. Jika saya tidak sengaja bertabrakan dengan Sister Ning'er sekarang, saya tidak akan menyakiti tuan!"

Kata-katanya segera menempatkan topi besar pada Ning'er. Anda tahu, dia dan Ning'er sama-sama pelayan kelas satu, dan tidak ada rasa hormat dan rendah diri untuk dibicarakan, jadi bagaimana Anda bisa berbicara tentang tabrakan?

Qin Wanyi tidak menyangka dia akan mengatakan itu. Ning'er di samping juga melebarkan matanya dan tidak bisa mengatakan apa-apa. "Sungguh pelindung, kamu tidak mengatakan itu barusan!"

Tanpa diduga, Shi Mo bertanya padanya secara bergantian, "Apa yang baru saja saya katakan? Biarkan saya mengganggu saudara perempuan saya untuk mengatakannya lagi. "Ketika Shi Mo mengatakan ini, wajahnya tidak bersalah, dan kata-katanya sedikit sedih. telah dianiaya oleh surga sekarang.

Ning'er tersedak oleh kemarahannya, dan membuka mulutnya, "Kamu mengatakan begitu banyak hal yang tidak sopan di dapur sekarang, mengapa kamu sekarat sekarang? Kamu terus berbicara tentang sang putri dan mengutuk anak di perutnya. Untuk menahan ketidakadilan atas nama Anda, tidak baik untuk mengatakannya, itu berarti Anda telah diperintahkan untuk tidak baik!"

Setelah Shimo mendengar ini, air mata di wajahnya tiba-tiba jatuh seperti tidak ada uang, dan dia berteriak, "Jika sang putri tidak bisa mentolerir para pelayan, bahkan jika mereka diseret dan berencana untuk menghitung, para pelayan tidak akan pernah mengeluh. bahwa tuan rumah saya selalu berkomitmen. Shan, tidak tahan dengan tuduhan sebesar itu!"

Saat dia berbicara, dia melihat seorang pria berjalan di luar pintu dan bertanya, "Ada apa?"

Dia adalah Xiao Junhan.

Segera setelah dia kembali dari pekerjaan di luar, dia mendengar bahwa pemuda itu datang ke halaman belakang untuk melaporkan bahwa dia gelisah, dan bahwa pemuda itu bermaksud bahwa sang putrilah yang akan mengganggu Shen Jingci.

Xiao Junhan khawatir tentang anak di perut Qin Wanyi dan Shen Jingci, jadi dia datang ke kamar kayu bahkan sebelum dia sempat berganti pakaian.

Saya tidak ingin melihat Shi Mo berbicara tentang hidup dan mati begitu dia masuk.

Mendengar kata-kata Xiao Junhan, air mata Shen Jingci yang awalnya menggantung di matanya juga jatuh, tetapi dia dengan paksa menahan tangisnya, dan berbisik, "Ini salah selir, dan selir tidak boleh memanjakan pelayannya dan menyinggung sang putri. Tolong juga minta sang putri untuk menghukumku, tapi jangan marah dengan tubuhmu."

Melihatnya seperti ini, Qin Wanyi berubah menjadi tidak masuk akal. Dia selalu lemah dalam berdebat dengan orang lain, dan sekarang dia membenci suaranya, "Wow, ketika tuan dan pelayanmu bernyanyi bersama, apakah aku mendominasi? Jika bukan karena kurangnya kebajikan pelayanmu, mengapa aku seperti ini? ?!"