PART 16

105 6 1
                                    

Karena risih dengan tatapan gus Azril terhadapnya. Bukan risih hanya saja ia takut gagal untuk melupakan Gus Azril.

Aku berdiri diikuti oleh Zahra yang kebetulan makanannya sudah habis.

"Mau kemana del?" tanya Zahra

"Mau ke kantor, yuk." Aku dan Zahra pun meninggalkan kantin sekolah dan Gus Azril tentunya

***

Kini  aku pun sudah selesai mengajar murid-muridku yang tandanya semua santri sudah waktunya pulang karena aku mengajar di jam terakhir.Lalu aku membereskan barang-barang yang aku bawa tadi. Akupun keluar kelas dengan mengucapkan salam.

"Oke. Pelajaran hari ini selesai sampai di sini. Jangan lupa belajar yah, assalamualaikum," pamitku

"Waalaikumussalam," jawab mereka kompak

Saat di perjalanan menuju asrama, aku gak sengaja bertemu dengan Ning Aisyah lalu akupun menyapanya.

"Assalamualaikum, ning," sapa ku ramah

"Waalaikumussalam ustadzah Adel," sapanya balik

"Oh untung kita bertemu di sini. Bolehkah saya berbicara sama ustadzah?" tanya Ning Aisyah ramah

"Boleh Ning, kita ngobrol di taman saja biar enak." Aku dan Ning Aisyah pun pergi menuju ke taman yang kebetulan lumayan dekat dengan sekolah

***

"Ada apa ya Ning?" tanyaku setelah sampai ke taman lalu duduk diikuti Ning Aisyah dan saling berhadapan.

"Saya mau tanya sama kamu," ucap Ning Aisyah

"Apa kamu menyukai Gus Azril?" tanyanya

Deg

Aku terkejut mendengar pertanyaan yang diberikan Ning Aisyah.

'Kenapa Ning Aisyah bertanya seperti itu?' batinku

"Mengapa bertanya seperti itu Ning?" tanyaku balik

"Jawab saya Del."

Aku harus jawab apa kepada Ning Aisyah. Kalau aku jujur, aku takut Ning Aisyah membenciku tapi jika aku berbohong tapi aku tak pandai berbohong.

"Maaf Ning saya sudah lancang mencintai suami Ning," jawabku jujur sambil menunduk karena aku takut jika Ning Aisyah marah.

Tapi ekspetasiku salah, Ning Aisyah tidak marah tapi apa? Dia menangis setelah mendengar jawabanku. Ya Allah maafka aku. Aku telah menyakiti hati orang lain.

"Tapi saya akan melupakan Gus Azril Ning jadi tenang aja," kataku dengan cepat agar Ning Aisyah tidak menangis lagi.

"Jujur saya sakit setelah mendengarkan jawabanmu, del," Katanya yang membuatku ikut menangis. Sedih rasanya ada seseorang yang tersakiti dan itu olehnya sendiri

"Tapi saya bisa apa del. Kalian saling mencintai, bahkan saya belum dicintai olehnya," sambungnya sambil menangis

"Maafkan saya, Ning," Kataku. Lalu memegangi tangan Ning Aisyah.

Ning Aisyah hanya diam dalam tangisannya. Ia tak mampu berkata-kata lagi. Ia terlalu sakit dengan cobaan ini.

"Ning jujur saya juga sakit melihat Gus Azril selalu cuek sama Ning, saya akan melupakannya. Saya janji Ning," kataku meyakinkan

Iya, aku sering melihat Gus Azril mencuekkan Ning Aisyah bahkan memarahi Ning Aisyah selalu istrinya. Aku sering ikut menangis diam-diam setelah melihat mereka, tapi aku bisa apa?

"Tidak usah ustadzah, saya rela...."

Next?
Jangan lupa beri vote dan komen ya, guyss..
Maaf ya kalau kurang feelnya and ceritanya pendek
Jangan bosan-bosan baca cerita ADEL AND Azril (2A)

Komen dong yah, aku minta nih. Xixixi

Kisah Cinta Adelia(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang