PART 15

89 7 2
                                    

Sore telah terganti dengan malam. Semua santri maupun ustadzah sudah memasuki kamarnya masing-masing untuk beristirahat.

(Di kamar Khodijah)

"Kenapa dia melakukan itu?" batinnya

Ia tak habis fikir dengan kelakuan gus Azril. Kenapa dia berfikir ingin menikahinya? Apa dia tak memikirkan perasaan istrinya? Adel gak mau ada yang terluka lagi selain dirinya.

Sungguh malam ini ia tak bisa tidur setelah kejadian sore tadi. Ia menangis tersendu-sendu dalam heningnya malam. Bahkan Zahra yang sudah tertidurpun terbangun dengan suara tangis adel.

"Astaghfirullah Del, kamu belum tidur, kenapa?" tanya Zahra sambil memegang pundak adel

"Eh, maaf aku ganggu kamu tidur ya?" Bukannya menjawab Adel malah bertanya balik sambil menghapus air matanya

"Jawab pertanyaanku," kata Zahra

"Aku gak papa, hanya belum ngantuk aja Zah," jawabku

"Kenapa kamu menangis?" tanya Zahra lagi.

"Tidak papa. Yok tidur aku juga udah mulai ngantuk nih," ajak Adel

Zahra pun menurutinya, karena ia tahu mungkin Adel belum siap menceritakannya.

***

(03.00)

Malam berganti pagi. Semua santri maupun ustadzah sudah mulai beraktivitas. Ada yang masih mengantri mandi, ada juga yang sedang sholat tahajud, tadarus hingga menunggu adzan subuh.

Adel dan Zahra sudah berada di Masjid. Mereka sedang melaksanakan sholat tahajud, setelahnya mereka bertadarus masing-masing.

Adzan subuh pun berkumandang, waktu menunaikan kewajiban hambanya. Mereka melaksanakan shalat subuh berjamaah dengan khusyu yang diimami oleh Gus Faiz.

"Del hari ini kamu ngajar jam berapa?" tanya Zahra setelah melaksanakan shalat dan kini mereka sudah berada di asramanya sedang menyiapkan beberapa buku yang akan mereka ajari kepada muridnya.

"Jam terakhir Adel mah di kelas 8," jawab Adel

"Tapi tetap pagi ke sekolahnya. Nunggu di kantor sajalah biar gak capek, kalau kamu jam berapa Zah?" tanya Adel

"Aku jam ketiga. Alhamdulillah kalau mau pagi berangkatnya ada temennya," kata Zahra terkekeh

"Yaudah yuk ke sekolah entar sarapannya di kantin sekolah aja," sambung Zahra

***

Pov Adel

Sekarang aku dan Zahra sudah berada di kantin sekolah untuk sarapan. Kami sengaja makan di kantin sekolah agar tak terburu-buru tidak kesiangan. Walaupun kami sudah menjadi ustadzah kami tetap taat pada peraturan pesantren dan tidak semena-mena.

"Eh Del lihat tuh kok Gus Azril juga sarapan di kantin sendiri pula, kenapa gak di ndalem." Akupun melihat ke arah yang ditujukan Zahra, 'iya juga kenapa ya?' pikirku.

"Entahlah, mana aku tahu," acuhku sambil memakan pesananku yang telah datang dari tadi.

Zahra pun mulai ikut memakannya karena aku mengacuhkan pertanyaannya. Toh aku juga belajar tidak peduli kepada Gus Azril dan melupakannya. Aku tahu Gus Azril sedang menatapku sekarang tapi aku mengabaikannya. Karena aku tahu itu tak boleh. Zina. Astaghfirullah.

Next...
Gimana part ini ada feelnya belum? Belum ada ya hehe.
Maaf ya lama upnya🙏 jangan bosan-bosan ya baca cerita ini.

Yok bantu Adel melupakan Gus Azril, kasian Adel tersakiti mulu...

Tapi....

Menurut kalian siapa paling tersakiti di sini?
A. Adel
B. Aisyah
C. Azril
Yok jawab di kolom komentar...

Btw, jangan lupa Vote and komen semangatnya ya biar tambah semangat. Karena kamu semangatku😊😄

Kisah Cinta Adelia(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang