PART 7

793 35 0
                                    

Malam ini, Adel terlarut dalam kesedihannya. Gimana nasib kedepannya. Jika, gus Azril sudah menikahi neng Aisyah putri kyai Kholik.

Sedari tadi, Zahra, melihat kesedihan sahabatnya itu. Ia pun menghampiri Adel.

"Sudahlah, jangan bersedih lagi, nanti aku ikut sedih. Melihat kamu kayak gini," kata Zahra sambil memegangi pundak Adel.

"Adel, gak sedih kok Ara," elak Adel seraya menghapus air matanya supaya Zahra tak mengetahui.

"Lah itu kamu nangis."

"Aku tahu kok. Ucapan kamu bisa berbohong tapi hatimu tidak," sambung Zahra.

"Ra ... Hiks ... Apa Adel pindah ya dari pondok ini? Supaya Adel bisa ngelupain gus Azril?" Adel pasrah dengan nasibnya. Hanya dengan cara ini ia dapat melupakan anak sang kyai.

"Tidak! Kamu gak boleh lemah! tunjukkan bahwa kamu, wanita yang kuat." Zahra menggeleng kepala menandakan tak setuju

"Dan juga, kamu mau ninggalin aku?" tanya Zahra sendu

"Maafkan Adel yang telah egois. Adel, hanya memikirkan diri sendiri," kata Adel

"Aku, faham kondisi, yang kamu alami," kata Zahra dan langsung memeluk Adel

***
Pov Adel

Keesokan harinya...

Hari yang ditunggu-tunggukan oleh keluarga kyai Jafar dan kyai Kholik kecuali aku dan Zahra. Ini, adalah hari pernikahan gus Azril dan neng Aisyah.

Zahra yang melihatku pun, menyemangatiku, aku tersenyum kearahnya.

"Kamu pasti kuat dan mampu melalui ujian ini," katanya

"Iya Ra."

***

Setibanya di rumah umi salma, aku melihat gus Azril yang berpakaian layaknya pengantin pria. Yah acara pernikahan mereka akan diadakan di ponpes Al-Azhar.

"Neng zahra sama neng Adel, temenin neng aisyah ya di kamar nya gus Azril!" titah umi salma

Sebelum menjawab, Zahra melihat kearahku, akupun mengangguk.

***
Di kamar...

"Assalamualaikum," salam kami

"Waalaikumussalam, masuk aja neng." Kami pun masuk ke dalam

"Masyaallah, cantik neng aish," pujiku ke neng aisyah

"Makasih ya neng." Aisyah tersenyum ke arahku

"Neng Adel ya?" tanya neng aisyah

"Iya neng," jawabku dengan senyuman

"Dan, ini neng Zahra ya?" tanya neng Aisyah juga kepada zahra

"Iya neng, tau aja," jawab Zahra dengan tersenyum juga.

"Iya tau dong, neng Aisyah gitu loh," gurau neng Aisyah, aku dan Zahra yang mendengar itupun tertawa.

Selain cantik, dia juga ramah dan humoris. Aku suka dengan sikap neng Aisyah. Kamu beruntung gus!

Aku, Zahra, dan neng Aisyah melihat ke arah tv yang sudah disediakan, supaya neng Aisyah tau saat ijab kabulnya termasuk aku dan Zahra. Aku melihat acaranya akan di mulai.

Disisi lain..

Gus Azril langsung menjabat tangan kyai Kholik..

"Saya nikahkan Muhammad Azril bin kyai Jafar Muhammad dengan putri saya Aisyah Nur Khafidzah binti kholik Ar-rasyid, dengan mas kawin seperangkat alat solat dan emas 2,5 gram, di bayar tunai."

"Saya terima nikahnya Aisyah Nur Khafidzah binti Kholik Ar-rasyid, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap gus Azril dengan lantang walau sebenarnya ini adalah pernikahan tanpa adanya cinta.

Cintanya, gus Azril hanya untuk dia seorang, takkan pernah tergantikan oleh siapapun. Termasuk, neng Aisyah yang sekarang menjadi status istri gus Azril.

"Barakallah neng, samawa," kataku dan langsung memeluk neng Aisyah

"Aamiin, syukron," balasnya seraya melepaskan pelukan.

Zahra pun sama halnya denganku tadi. Walau hati ini sakit tapi hati ini juga harus ikhlas.

Next...

Kisah Cinta Adelia(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang