3

2.2K 331 14
                                    

"Pagi semua," sapa May pada Nendra, Yudi, Lena dan juga Raka yang sudah datang lebih dulu darinya.

"Morning, mbak," sapa Lena balik diikuti oleh Nendra dan Yudi.

May berjalan menuju mejanya, segelas kopi Starbucks lengkap dengan tulisan, 'Have a Nice Day, May' tersaji manis di meja kerjanya. May tersenyum kecil sambil mengedarkan pandangan kearah meja anak buahnya yang lain. Tak ada gelas Starbucks pada meja Nendra, Yudi ataupun Lena, itu berarti bukan dari mereka. Pandangan May bergerak kearah meja Raka, benar saja segelas kopi Starbucks ada disana. Matanya beralih menatap Raka yang juga tengah menatapnya. May tersenyum sambil menggumamkan kata terimakasih pada Raka yang malah mengalihkan pandangan kearah laptopnya.

"Mbak," panggil Lena seraya menggeser kursinya mendekat kearah meja May.

"Hm?" gumam May sembari tersenyum pada Lena.

"Mbak May inget nggak pas minggu lalu mbak May nyaranin saya buat cari tempat spa bayi buat ponakan saya," kata Lena mengawali ceritanya.

Raka yang sedang fokus mengedit foto salah satu talent pun menghentikan kegiatannya sejenak lalu mulai mendengarkan cerita Lena. Raka ingat May pernah bercerita padanya tentang rencana menawarkan kerjasama dengan Baby Spa baru di daerah Senayan juga. Apakah ini tempat yang sama?

"Oh iya, gue saranin cari baby spa daerah Senayan, biar nggak jauh-jauh dari rumah kakak lo. Ketemu akhirnya?" tanya May lalu menyeruput latte yang diberikan Raka.

"Ternyata bener tempat yang sama," batin Raka. Ia lalu mengalihkan pandangan kearah May. Desir perasaan aneh seketika muncul saat melihat May tengah meminum kopi yang sengaja ia belikan tadi pagi.

Raka masih ingat bagaimana saat perjalanan menuju kantor pagi ini, ia memang sengaja mampir ke gerai Starbucks untuk membeli kopi. Awalnya ia hanya memesan Hot Americano saja untuknya. Namun, entah bagaimana ia tiba-tiba teringat akan May dan berakhir memesankan Caffe Latte untuk May.

"Iya ketemu mbak. Dan mbak tau, saya nemuin baby spa baru, Lory's Baby&Spa. Punya artis," suara excited Lena terdengar di telinga Raka. Namun mata Raka malah terpatri pada May dan senyum wanita itu.

Sekali lagi Raka mendapati desir aneh itu hadir. Sebenarnya, Raka sendiri masih belum mengerti perasaan apa ini. Namun, beberapa kali ia mendapati dirinya terpengaruh akan tiap ucapan May, seperti misalnya, saat kemaren May berkata, 'tidak mungkin suka dengannya karena ia brondong?'. Saat itu perasaan marah, kesal dan kecewa sangat mendominasi Raka atau misal seperti hari ini, ia tiba-tiba ingin membelikan kopi untuk May. Sekali lagi Raka mencuri pandang pada May dan sekali lagi desahan berat dari relung dadanya keluar tanpa bisa ia tahan. Raka masih tidak yakin perasaan apa ini? Apakah ini hanya perasaan care terhadap May? Atau perasaan suka? Atau mungkin hanya perasaan tertarik saja? Entahlah, Raka masih belum bisa menemukan jawabannya.

"Oh ya punya artis? Sapa?" tanya May sambil menatap sekeliling lalu berhenti pada Raka yang tengah menatapnya dengan ekspresi kesal? Tapi kenapa kesal?

Sementara May salah paham akan arti tatapan Raka, Raka yang tidak nyaman kontak mata dengan May seperti ini segera mengalihkan pandangan dan menatap kearah laptopnya kembali.

"Tari Amilda mbaaak!!" pekik Lena senang.

"Sumpah?!" pekik Nendra dan Yudi bersamaan. Keduanya nampak tak percaya dengan apa yang baru saja disampaikan Lena.

"Seriusan?!!" timpal May benar-benar senang karena anak buahnya ini akhirnya bisa dapat kesempatan mendapatkan client pertamanya. Dari kursinya, Raka terpaku menatap May yang berpura-pura baru mendengar kabar tentang Tari Imelda dan baby spa baru milik sang artis.

The Mayandra's Deadline - TERBIT NOVEL REPUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang