Bab 23 - Una situazione di stallo

111 9 3
                                    

"Aku benar-benar tidak memilikinya! Aku ha-hanya memiliki sedikit saja filenya."

"Kalau begitu berikan 'sedikit' filenya padaku."

Jaehyuk tidak berniat menggeser pistolnya sedikitpun. Ia terus memandangi Chayoung dengan dingin.

"Ti-tidak ada, aku berani bersumpah kau tidak akan menemukan file itu padaku!"

"Kenapa?" Tanya Jaehyuk.

"File itu- aku hapus." Ujar Cha Young berbohong.

Jaehyuk tersenyum sarkas, memicingkan matanya menatap Cha Young dengan tidak suka. "Secara tiba-tiba? Baru saja kemarin kau memberikan bocoran isi file itu padaku, kemudian kau hapus? Mengapa?"

Wanita itu hanya dapat menelan ludahnya dengan kasar.

"I-itu karena-" mulutnya tertahan, ia tidak bisa berpikir dengan jernih, ia ketakutan jika saja ia salah bicara pelatuk di depannya bisa saja melubangi kepalanya sepersekian detik.

"Kau tahu, kau terlihat konyol sekarang." Ujar pria itu dengan dingin. "Aku tahu file sepenting itu tidak mungkin kau hilangkan. Kau tahu jika file itu memegang kartu as banyak politisi, pengacara sepertimu tidak mungkin sebodoh itu menghapus sesuatu yang menguntungkan mu sebagai pemilik firma hukum tunggal." Ujar pria itu lagi.

"Jadi katakan, dimana file itu?"

"Baiklah! File itu ada padaku! Aku akan memberikannya. Kumohon jauhkan senjata ini dari kepalaku." Cha Young merutuki dirinya. Ia hanya berbicara sembarangan.

Jaehyuk menarik revolvernya dari kepala Cha Young, kembali memasukkan benda itu ke dalam saku jas miliknya.

"Tunjukkan, sekarang."

Cha Young berdiri dari tempat duduknya dengan takut, apakah ia harus lari atau membawa pria itu ke tempat ramai agar ia bisa kabur.

Bagaimana jika ia tidak berhasil kabur?

Bagaimana jika situasinya justru bertambah buruk?

"File itu aku sembunyikan di rumahku, m-mungkin kita bisa kesana." Ia hanya beralibi. Di kepalanya ia hanya berpikir untuk berlari secepat mungkin meninggalkan pria gila di depannya dan menyelamatkan diri.

Tepat setelah berada di pintu keluar Jipuragi. Cha Young mengambil beberapa langkah lebih jauh daripada Jaehyuk agar ia bisa berlari begitu ada kesempatan.

"Ayo Chayoung-ah dalam hitungan ketiga, kau harus lari."

Satu..

Dua...

Tig-

Baru satu langkah Cha Young berlari namun suara tembakan menyala begitu keras itu berhasil menghentikan langkahnya. Peluru yang dilepas secara cepat menembus tubuh Chayoung dan melubangi paru-parunya.

Seketika Chayoung tergeletak jatuh dengan tubuh bersimbah darah. Bersamaan dengan itu seluruh penghuni Geumga Plaza berlari ke tempat dimana bunyi itu berasal.

Jaehyuk berniat menembak wanita itu lebih parah di jantungnya namun tembakannya meleset. Ia tahu wanita itu akan kabur jadi ia sengaja ingin membunuh wanita itu dan menemukan file itu sendiri. Jaehyuk akan melakukan berbagai hal untuk menemukan file itu termasuk di dalam rumah milik wanita itu.

Jaehyuk mendengar bunyi berisik dari arah gedung mendekat ke arahnya.

"Sial." Jaehyuk segera melarikan diri sebelum seluruh penghuni Geumga menemukan Chayoung tergeletak dengan darah hampir membasahi kemeja miliknya.

"CHAYOUNG-SSI!!" Teriak Pak Nam berlari segera menyelamatkan Chayoung.

"Apa yang terjadi?" Tanya banyak sekali orang yang mengelilingi Cha Young.

"Cepat telepon ambulans!"

"Tutupi lukanya, hentikan agar darahnya tidak mengalir lebih deras!"

"Cepat! Selamatkan dia."

Chayoung hanya dapat mendengar dengungan dari kepalanya dan nafasnya terasa berat sebelum kesadarannya perlahan-lahan mulai menghilang.

•×•×•×•×

Vincenzo sedang berada di dalam hotel memikirkan rencana apa yang mungkin akan efektif menyelesaikan masalahnya dengan cepat.

Ia ingin secepat mungkin kembali ke Malta dan hidup bersama Chayoung dengan tenang. Ia merindukan wanita itu, namun ia masih terlalu marah dengan kecerobohan yang dia buat.

Vincenzo merasa khawatir dengan Chayoung.
Beberapa hari ini ia bahkan tidak menghubunginya karena terlalu sibuk menata ulang rencana yang berantakan.

Jika saja Chayoung tidak memberi tahu tentang file itu mungkin saja tidak akan terlalu banyak orang terlibat dan mungkin saja masalahnya akan lebih mudah.

Vincenzo memijit keningnya, kepalanya benar-benar pusing karena berusaha mengumpulkan bukti yang ternyata tidak mudah ia dapatkan. "Ah iya tolong siapkan revolver dan stok pelurunya, ya benar, file? Kau sudah menemukan file penggelapan dana dan penyimpangan aset LK company? Baguslah. Simpan file itu di tempat aman, aku akan-" ucap Vincenzo yang tengah menelpon Luca sebelum akhirnya teleponnya tertunda karena telepon baru yang masuk.

"Halo, ada apa?" Tanya Vincenzo pada Pak Nam, penelepon barunya itu.

"Chayoung ssi, dia..." jawab Pak Nam dengan perasaan risau sehingga Vincenzo mengetahui jika ada sesuatu yang terjadi.

Vincenzo mengerutkan dahi. Perasaannya sangat tak nyaman. "Ada apa dengannya? Apa yang terjadi?!" Tanya Vincenzo agak panik.

"Dia ditembak." Ucap Pak Nam hampir terdengar menyesak.

Tubuh Vincenzo seakan membeku mendengar ucapan Pak Nam, matanya bergerak gemetar mengikuti dengan tubuhnya yang hampir saja terjatuh. "Bagaimana bisa Chayoung,"

"Aku tidak tahu. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, aku baru saja akan datang ke Jipuragi dan tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah kantor, tapi kurasa ini ulah klien barunya yang kau curigai beberapa waktu lalu. Karena Cha Young hanya memintaku untuk tidak datang pagi hari karena ada pertemuan dengan kliennya. Aku hanya mengikuti apa yang ia minta saja."

"Lalu Chayoung, bagaimana dengan dia?" Tanya Vincenzo masih dengan perasaan panik. Dia hampir saja kehilangan wanita itu dua kali.

"Lukanya dalam, dia hampir kehabisan darah dan sekarang dia tidak sadarkan diri." Jawab Pak Nam.

"Aku kesana, tolong, tolong beri alamat rumah sakitnya padaku."

Vincenzo segera menutup teleponnya dan segera memakai jaket. Ia berlari ke arah mobilnya di lobby menuju rumah sakit.

Ia akan memastikan keadaan wanitanya baik-baik saja. Tidak. Tidak ada waktu untuk marah lagi. Ia 1000% ceroboh karena membiarkan Chayoung mengatasi masalahnya sendiri. Vincenzo sebenarnya hanya ingin agar ia merenungi kesalahannya namun ia juga lupa jika wanita itu pun terkadang sedikit ceroboh.

Seharusnya dia melindungi kekasihnya itu dengan benar. Seharusnya ia tahu jika Jaehyuk- si manusia sialan itu akan bertindak jauh. Mengingat pria itu sudah banyak membunuh banyak orang yang menghalangi usahanya.

Vincenzo tidak akan tinggal diam, dia akan menghabisi siapapun yang berani mengganggu dirinya dan sesuatu yang penting baginya. Tidak akan ia biarkan kehidupannya menjadi nyaman seperti sebelumnya.

•×•×•×•×

Haloo...
Apa kabar?

Ada perubahan nama karakter ya. BanRyu -> Jaehyuk. Untuk kenyamanan penulisan dan lebih sreg juga sih..
Tapi gimana menurut kalian?

Prefer mana nih, antara :
Tim Banryu
Tim Jaehyuk

Silahkan komen! 🩶

Vincenzo Cassano SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang