Part 18 - Geumga

636 69 4
                                    

Vincenzo berjalan melewati halaman parkir Geumga plaza dengan setelan santai. Ia berusaha untuk tidak terlalu mencolok apalagi ia memang tidak dinas khusus sehingga mengharuskannya menggunakan jas rapi.

Ia hanya ingin menyapa dan bertemu Cha Young, yah memangnya siapa lagi?

"Selamat siang Pak Toto."

"Neo nuguni?!" (Kau siapa?!)

Vincenzo tersenyum menarik satu sudut garis bibirnya.

Bagaimana bisa komentator nomor 1 masakannya ia lupakan?!

"Lupa padaku?" Tanya Vincenzo.

Pak Toto menutup mulutnya, matanya menatap manusia didepannya dengan tidak percaya. Entah ia harus merasa senang atau sedih dengan kehadiran sosok mahluk Italia yang sudah lama tidak ia temui.

"Corn Salad?"

"Kau pikir aku siapa? Tidak ingin memberikanku menu restoran Kasih Ibu mu padaku?" Dengan gelagapan Pak Toto berjalan sambil membawa menu baru ke hadapan Vincenzo.

"Demi Tuhan dan Pepperoni aku sudah tidak membuat pizza atau yang semacamnya lagi. Sekarang aku menjual makanan Asia."

"Asia sebelah mana?" Goda Vincenzo sambil membolak-balik buku menu di tangannya.

"Asia Timur saja..."

Vincenzo tersenyum hingga terdengar kekehan sedikit dari mulut kecilnya. "Aku memakan makanan apapun yang kau berikan padaku, sejujurnya masakan Italiamu kemarin juga enak hanya saja tidak mirip." Ucap Vincenzo bercanda.

Pak Toto tertawa lebar sebelum akhirnya memeluk tubuh Vincenzo dengan erat, "Kau masih sama saja." Ujarnya mengelus punggung pria itu.

"Apa kabar?"

"Aku baik-baik saja, apa Malta sangat nyaman?"

"Nyaman, sangat nyaman karena ada yang menemaniku."

Pak Toto yang masih belum menyadari ucapan Vincenzo teralihkan dengan suara pintu berderit dan lonceng dari pintunya. "Boss aku mencari- Oh! Consigliere kau disini!" Ujar pria itu.

Sejujurnya Vincenzo malas bertemu dengan pria itu siapa lagi kalau bukan Ahn Gi Seok, terutama sejak kejadian kemarin.

"Kenapa kau kesini?" Tatap Vincenzo pada Ahn Gi Seok.

"Mencarimu. Ingatkan kita harus-"

"A shhh shh shshshh!" Vincenzo segera menggunakan telunjuknya untuk menutup mulut Ahn Gi Seok rapat-rapat. "Kita bicarakan itu nanti, sekarang aku ingin makan." Lanjut ucapannya.

Pak Toto hanya menatap kedua orang di depannya tanpa clue sama sekali. "Tolong buatkan kami makanan terbaik Chef."

****

Setelah berkeliling menyapa dan memberi souvenir Malta pada orang-orang di Geumga Plaza, Cha Young kembali duduk di kursi kantor Jipuragi miliknya sembari membuka berkas-berkas yang baru datang hari ini. Tapi fokusnya sama sekali tidak pada berkas-berkas yang tengah ia sentuh. Pikirannya masih melayang pada ucapan Presdir Jiguk, Seo Ban Ryu tadi pagi.

Cha Young menghentikan aktifitasnya memilih untuk mengistirahatkan kepala dan punggungnya di sandaran kursi, matanya menatap langit-langit yang sudah mulai usang sambil berpikir.

"Pak Nam?" Panggil Cha Young pada pria yang tengah sibuk membersihkan sepeda miliknya.

Ia menoleh, "Ya? Ada apa?" Jawabnya.

"Kau masih menyimpan salinan fail guillotine?"

****

Semua orang memilih berkumpul di restoran Pak Toto setelah mengetahui kepulangan Vincenzo ke Korea. "Dimana orang-orang Jipuragi?" Tanya Yeon Jin.

"Tidak ada yang memanggil mereka?"

"Ah maaf! Aku benar-benar lupa jika Cha Young sudah kembali. Biar aku yang panggilkan." Ujar Seo Mi Ri buru-buru meninggalkan restoran Toto.

Ahn Gi Seok menyipitkan matanya dengan tatapan menggoda Vincenzo yang berada di sampingnya, dengan sengaja menyenggol bahu milik Vincenzo agar pria itu semakin menyadari kalau dirinya sedang menggodanya.

Vincenzo tak menatap Ahn Gi Seok ia memilih untuk membuang mukanya ke sisi lain agar Ahn Gi Seok mau berhenti.

"Kekasihmu akan datang." Bisik Ah Gi Seok dengan sengaja di telinga Vincenzo.

Secara refleks Vincenzo menatap Ahn Gi Seok dan memberikan gestur wajah kesal agar manusia disebelahnya ini bisa diam.

"Sebaiknya kau umumkan saja hubunganmu dengannya, ini adalah hari yang tepat."

"Diamlah."

Ahn Gi Seok tetap tidak menyerah untuk menggoda Vincenzo ia malah semakin menjadi-jadi dengan tertawa karena melihat Vincenzo yang berusaha menutupi rasa malunya.

"Apa yang kau tertawakan?" Tanya Tang Hong Sik pada Ahn Gi Seok.

"Tidak ada, aku tidak tertawa." Jawab Ahn Gi Seok yang masih tetap terkikik. Suara gemerincing bel pintu terdengar menandakan baru saja ada seseorang yang masuk ke restoran Toto, dengan perasaan berdebar Vincenzo menoleh ke arah pintu dan mendapati Cha Yong tengah berjalan dan tersenyum ke arah semua orang sebelum akhirnya mata mereka bertemu.

Aneh. Mungkin itu sedikit pikiran yang terbesit di kepala mereka berdua. Padahal hanya tidak bertemu beberapa hari, tapi rasanya seperti melewati waktu yang berjalan sangat lama. Pria itu merasa sudah sangat merindukan Cha Young sampai-sampai baru melihatnya lagi saja sudah membuatnya ingin memeluk wanita itu sampai pagi.

Sama halnya dengan Cha Young, wanita itu juga merindukan pria yang kini sedang memakai kemeja rapih berwarna biru navy yang sedang menatapnya di kursi yang berseberangan dengan miliknya tapi ada perasaan di dalam hatinya yang tidak tenang menatap netra coklat itu. Cha Young merasa agak bersalah.

****

Vincenzo Cassano SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang