Part 19 - Preoccupato

723 72 5
                                    

Tidak ada yang Cha Young bicarakan dengan Vincenzo setelah kemarin mereka bertemu, ia berusaha menghindarinya padahal  Vincenzo beberapa kali mendekatinya dan mencoba mengajaknya mengobrol mungkin saja Vincenzo akan merasa jika ada sesuatu yang janggal darinya tapi untuk saat ini Cha Young memilih untuk tidak peduli apa yang akan pria itu pikirkan.

"Ahhh! Kenapa jadi begini?!" Cha Young mematuk kepalanya ke atas meja yang ada di depannya. Kertas-kertas di depannya sudah berserakan tersebar tidak beraturan. 

Cha Young menatap dengan tatapan kosong benda yang ada di depannya sampai suara bel rumahnya terdegar berbunyi.

Cha Young kembali duduk dengan tegap, pikirannya melayang memikirkan siapa yang datang saat hari menjelang malam begini. Cha Young berjalan gontai sambil membawa tongkat golf menuju pintu, setidaknya itu sudah menjadi kebiasaannya sebelum melihat tamu melalui layar intercom.

"ASTAGA!" Entah apa yang membuatnya terkejut begitu melihat Vincenzo di layar intercom seolah-olah ia baru saja melihat hantu. 

Cha Young menghela nafas gusar. Kenapa dia datang di saat aku sedang benar-benar butuh waktu untuk berpikir. 

Mau tidak mau Cha Young membuka pintu rumahnya dan membiarkan Vincenzo masuk.

"Hai." Sapa Cha Young dengan canggung.

Vincenzo menatap Cha Young dengan bingung, apakah rasanya begini setelah tidak bertemu beberapa hari? Rasanya sangat canggung sekali.

"Boleh aku masuk?" Tanya Vincenzo.

"Boleh, tentu saja, masuklah."

Vincenzo mendudukkan dirinya dengan nyaman diatas sofa. Tapi Cha Young masih saja menatap dirinya dari kejauhan sambil tersenyum aneh, ia tahu ada yang aneh dari wanita itu dan itu terjadi sejak kemarin. "Um.. jadi kau mau minum apa?" Tanya Cha Young terdengar gugup.

"Kenapa membawa tongkat golf?" 

Cha Young mengayunkan tongkat golf ditangannya. "Ah, ini? Ini.. untuk jaga-jaga."

Vincenzo terkekeh melihat sikap Cha Young yang selalu lucu di matanya. "Kemarilah." Perintah Vincenzo sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya. Cha Young menelan ludah dengan susah payah mengingat ia sedang dalam misi untuk menghindari Vincenzo tapi pria itu sekarang memintanya untuk duduk dengan jarak yang sangat dekat dengannya.

"Ti-tidak ingin minum dulu?" Vincenzo menggelengkan kepalanya dan lagi-lagi meminta agar Cha Young mendekat padanya.

Dengan pasrah Cha Young menuruti permintaan Vincenzo. Dengan senyum lebar Vincenzo menyambut Cha Young sambil meraih tangan wanita itu sebelum mengecup buku-buku jarinya dengan seduktif. "Aku merindukanmu." Bisik Vincenzo tepat di telinga Cha Young, mengusap tangan Cha Young dengan ibu jarinya dengan lembut.

Cha Young tidak melakukan apa-apa selain membalas tatapan intens Vincenzo dengan manik cokelat miliknya. Tatapan Vincenzo menilisik ke dalamnya, seolah-olah mencari sesuatu di dalam sana. Tanpa sadar Cha Young sudah tersedot masuk ke dalam obsidian milik Vincenzo.

"Apa kau tidak merindukanku?" Vincenzo melanjutkan ucapannya, "Kenapa kemarin seperti menghindariku?" ujarnya kemudian memindahkan sebelah tangannya menuju sisi wajah Cha Young.

Cha Young terdiam. Ada perasaan bersalah sekaligus berdebar dalam dirinya saat di tatap dan diperlakukan begitu lembut oleh pria di depannya. 

"A-aku hanya... hanya.. banyak pekerjaan, jadi moodku tidak baik."

"Mau bercerita padaku?"

"Tidak, tidak perlu, sekarang aku sudah tidak apa-apa."

"Aku khawatir sekali padamu, aku sulit tidur karena memikirkan apakah kau aman atau tidak." Ucap Vincenzo, "aku benar-benar merindukanmu dan aku sangat senang saat kemarin kita bisa bisa bertemu."

"Kau tahu baik di Malta ataupun saat kembali ke Korea, atau dimanapun aku berada tidak pernah seharipun aku tidak memikirkanmu, aku selalu ingin bersamamu setiap saat," Vincenzo masih melanjutkan, "Dan saat untuk pertama kalinya kita berciuman diatas kapal waktu itu di Malta, aku benar-benar akan menggila."

"Bolehkah.. aku mencium mu lagi?"

Cha Young terkesiap. Ia begitu gugup rasanya seperti syaraf-syaraf di dalam tubuhnya saling tersambung sehingga menciptakan desiran hebat yang membuat jantungnya berdetak begitu cepat. Cha Young masih belum menjawab tapi Vincenzo dengan cepat menarik tubuhnya mendekat.

Wajah mereka sudah sangat berdekatan, waktu terasa begitu lambat saat Vincenzo dengan sengaja memperdalam tatapan mereka seolah meminta izin sebelum akhirnya bibir mereka benar-benar bersentuhan.

Cha Young memejamkan matanya membiarkan Vincenzo mengecup bibirnya dengan lembut dan memagutnya perlahan. Cha Young meremas ujung kemeja milik Vincenzo saat merasakan lidah Vincenzo menyapu bibirnya meminta izin untuk mengecupnya lebih jauh.

Cha Young berusaha menarik diri saat ia merasakan hampir kehabisan nafas tapi Vincenzo justru menarik tengkuknya dan memperdalam ciuman mereka.

"Hhhh.. Vin aku-" Ucap Cha Young disela-sela ciuman mereka dan Vincenzo sama sekali tidak membiarkan wanita itu bernafas meskipun sedetik.

Cha Young membuka mulutnya untuk mengambil udara tapi ia secara tak sengaja memberikan akses untuk Vincenzo menciumnya lebih erotis. Pria itu mendorong tubuh Cha Young hingga bersandar pada sofa dan menopang tubuhnya dengan lututnya.

Tangan Vincenzo turun kebawah untuk menyentuh pinggang Cha Young mendekat. 

"Hhh Vin.."

Dengan usaha penuh Cha Young mendorong bahu milik Vincenzo menjauh dan mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Vincenzo menarik tubuhnya dan juga Cha Young untuk duduk.

"Aku tidak bisa bernafas!" Cha Young masih menetralkan deru nafasnya. 

"Maaf," Ucap Vincenzo tertawa sambil mengusap surai lembut milik Cha Young kemudian menarik Cha Young ke dalam pelukannya.

Suara hujan terdengar semakin menderas diluar, dan sampai saat itu tidak ada yang membuka suara diantara mereka. Keduanya sama-sama larut dalam perasaan mereka masing-masing.

Vincenzo merasa begitu aman dan nyaman saat Cha Young berada dalam jangkauannya sehingga ia bisa memastikan jika wanita yang dicintainya ini baik-baik saja, dan Cha Young merasakan yang sama saat berada di sekitar Vincenzo.

Tapi hatinya masih merasa gelisah memikirkan kejadian kemarin, ia merasa seperti mengkhianati perasaan dan kepercayaan milik Vincenzo. Ia menyadari jika ia akan sangat egois jika menerima tawaran dari clientnya kemarin.

Dan untuk saat ini Cha Young hanya ingin menikmati waktu saat ia bisa berada sedekat ini dengan Vincenzo sebelum mungkin saja keadaan ia dan Vincenzo akan berubah menjadi buruk.




Vincenzo Cassano SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang