To See You Again

389 56 0
                                    

Yibo kembali terbangun. Kepalanya terasa sangat sakit seolah seseorang baru saja menghantamkan sebuah palu berukuran besar ke kepalanya. Ia masih terikat di kursi yang sama. Ada perasaan nyeri di kedua tangan dan kakinya.

"Ah, kau sudah sadar," ujar He Jiong. Ia datang sambil membawa dua cangkir kopi. Salah satunya ia letakkan di meja dekat Yibo. Aroma kopi hangat membuat rasa pening di kepalanya sedikit mereda.

"Daya tahanmu cukup mengagumkan. Semua dosisnya bisa kau hadapi dengan mudah. Aku juga bisa mendapatkan bahan yang cukup penelitianku," ia berkata sambil menyesap kopinya. 

"Berapa lama aku tidak sadar?" 

"Tiga hari. Tapi itu sebuah rekor mengingat jumlah racun yang aku suntikkan ke tubuhmu." 

"Racun?"

"Kau tentu tahu kalau vampir dapat menetralkan semua racun yang masuk ke tubuhnya kan?"

Yibo mengangguk. Ia pernah mendapat pelatihan itu saat menjadi pemburu vampir. Salah satu cara untuk membunuh vampir adalah dengan memberikannya racun yang cukup kuat. Cukup untuk membuatnya tidak berdaya dan bisa dibunuh tanpa perlawanan. Tapi tentu saja hal ini sangat riskan, karena seseorang harus tahu jumlah racun yang tepat untuk membuat vampir tersebut tidak berdaya, sehingga cara ini sangat jarang digunakan. Para pemburu vampir lebih menyukai cara yang jauh lebih sederhana, seperti menusukkan belati perak, atau menembaknya dengan menggunakan peluru perak. 

"Apa kau tahu apa jadinya kalau seseorang terus menerus memberikan racun kepada seorang vampir?" tanya He Jiong. Ia mengambil berkas penelitiannya dan mulai membaca laporannya sendiri.

"Mati?" Yibo balas bertanya.

"Ya, kematian yang pelan dan menyakitkan. Walau darah kami dapat menetralkan racun tapi kalau diberikan dengan dosis yang terus bertambah tiap hari, tentu saja lama-lama kami akan kewalahan. Dan pada akhirnya kami akan mati," jelas He Jiong. "Racun yang kuberikan padamu adalah racun dengan dosis yang sedikit lebih banyak dari yang selama ini diberikan kepada Xiao Zhan," sambungnya sambil membuka ikatan tangan Yibo setelah menaruh kopinya di meja. 

"Laoshi, apa selama ini kau tahu dimana Zhan Ge berada?"

"Hanya dugaan," jawabnya sembari melepaskan ikatan di kaki Yibo. 
"Orang yang menyekap Xiao Zhan dulunya pernah bekerja di sini, sebelum akhirnya ia masuk ke dalam Klan Xiao. Tadinya aku tidak mau berpikir bahwa ini adalah perbuatan dia. Tapi setelah Ayunga menceritakan semuanya kepadaku, akhirnya kecurigaanku terbukti." 

"Kau kenal dengannya?" tanya Yibo sambil memegang pergelangan tangannya sendiri. Benar saja ada bekas kemerahan yang terlihat jelas di kulitnya. Ia sempat merengut walau ia tahu dalam beberapa hari pasti memar itu pasti akan hilang tak berbekas. Satu lagi kelebihan menjadi manusia setengah vampir, regenerasinya sangat mengagumkan. 

"Anggap saja aku pernah mempercayai orang yang salah. Aku tidak tahu kalau dia begitu terobsesi dengan Zhanzhan."

He Jiong lalu mengambil secarik kertas dari kantung bajunya. Ia menyerahkan kertas tersebut ke Yibo. 

Terdapat sebuah alamat di dalamnya.

"Ayunga akan menunggumu di sana, besok malam pukul tujuh tepat. Ia akan membawamu ke tempat di mana Xiao Zhan berada."

Yibo mengernyitkan keningnya. "Kenapa harus repot seperti ini? Berikan saja alamat dia disekap, dan aku akan ke sana saat ini juga."

He Jiong menyilangkan tangannya di depan dadanya. "Lalu kejadian bertahun-tahun yang lalu akan terulang lagi? Aku tidak mau harus membangkitkanmu lagi. Sekali saja sudah melelahkan," gerutunya. 

"Kau mau terima atau tidak? Kalau tidak biar kukatakan ke Ayunga kalau perjanjiannya batal."

"Mau! Mau!" Yibo berseru dan segera berdiri dari duduknya. Tapi hal itu malah membuatnya terhuyung-huyung. 

He Jiong yang tadinya kesal menjadi tertawa melihat tingkah Yibo. 

"Istirahat dulu, kau baru saja bangkit dari overdosis," gurau He Jiong di tengah tawanya.

Yibo hanya membalasnya dengan senyuman lebar. Akhirnya kali ini, ia bisa bertemu dengan Xiao Zhan, dengan Zhan Ge-nya. 

Eternal (Finished) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang