Let The Show Begin

384 53 0
                                    

Suasana di markas Day Day Up terlihat tegang. Semua anggota yang ada berkumpul di sebuah meja panjang di lantai dua. 

Wang Han, Da Zhang Wei, Seung Youn dan Li Wenhan tampak terdiam, sibuk dengan pemikiran masing-masing. Sementara Yibo bersandar di dinding tak jauh dari mereka. Ia sudah mengatakan rencananya untuk menyelamatkan Xiao Zhan berbekal informasi yang diberikan He Jiong. Tentu saja hal ini membuat rekan-rekannya menentang keputusannya tersebut.

"Aku tetap merasa kalau ini adalah ide buruk, Yibo Didi." Kali ini Wang Han yang bersuara. 

"Kita tidak tahu kekuatan lawan. Kau datang ke sana seorang diri sama saja dengan mengantar nyawa."

"Tapi ini adalah pertarunganku, Han Ge, aku tidak mau membawa kalian juga. Cukup sekali saja aku kehilangan sahabatku, jangan sampai terjadi kedua kali," Yibo berusaha memberi alasan.

"Kau juga sahabat kami dan anggota terpenting di sini, Yibo," Wenhan ikut bersuara. 

"Hyung benar, setidaknya kalau kita bersama, peluang berhasilnya akan jauh lebih besar." Seung Youn tidak mau kalah. 

"Dengar, aku menghargai kekhawatiran kalian. Tapi aku sekarang seorang Daywalker. Aku mempunyai kekuatan dan kemampuan yang sama dengan mereka. Lagipula ada Ayunga yang ikut denganku."

Wang Han menoleh ke arah Yibo. "Ayunga? Pemimpin sementara Klan Xiao?"

Yibo mengangguk. "Ya, walau dia hanya bertindak sebagai bantuan apabila terjadi sesuatu dengan kami." Yibo menatap ke arah teman-temannya. "Aku janji, kali ini aku akan kembali dengan selamat." Ia terdiam sejenak. "Tidak, bukan aku, kami akan kembali dengan selamat. Jadi kalian tidak perlu khawatir."

Ia tahu perkataannya mungkin tidak cukup untuk mengurangi kekhawatiran di muka mereka. Tapi kali ini memang berbeda. Kali ini Yibo tidak akan bertindak serampangan, ia mempunyai seseorang yang harus ia selamatkan. Dan untuk itu ia tidak boleh kalah. 

"Entahlah, aku …" Seung Youn masih terlihat khawatir.

"Kalau kau sudah berkata seperti itu, apa pun yang kami sampaikan tidak akan bisa merubahmu, 'kan?" tanya Da Zhang Wei. Ia bangkit dari duduknya dan memegang kedua bahu Yibo. "Kali ini kau harus tepati janjimu, Yibo. Kembali dengan selamat. Kau dan Xiao Zhan," sambungnya lalu memeluk erat Yibo. 

Yibo balas memeluknya, "terima kasih Da Ge." 

Wang Han ikut bangkit dari duduknya dan memeluk Yibo. Disusul Wenhan dan terakhir Seung Youn.

"Kau harus kembali, Yibo. Harus," ujarnya.

"Ya, aku janji." 

***
Malam itu, sebuah sedan hitam berhenti tidak jauh dari sebuah rumah sakit besar. 

"Rumah sakit?" tanya Yibo. 

Ayunga mengangguk. "Zhanzhan ada di lantai paling atas. Aku pun awalnya tidak menyangka kalau Zehan menyembunyikan dia di tempat umum seperti ini. Tapi ternyata memang persembunyian terbaik adalah tempat yang paling tidak disangka."

Yibo kembali mempersiapkan peralatannya. Pistolnya sudah terisi penuh. Ia kali ini membawa beberapa belati. Namun sepertinya pedangnya harus ia tinggalkan. Lorong rumah sakit yang sempit akan sangat menyulitkan baginya untuk bermanuver apabila terjadi pertarungan. 

"Ayunga Laoshi," panggilnya. 

"Yun Ge," potong Ayunga. "Kau adalah pasangan Xiao Zhan, tidak perlu terlalu formal."

Sebuah senyum kecil terlihat di sudut bibir Yibo. 

"Yun Ge," ulangnya, "apa kau mengenal si Zehan ini?" 

"Aku tidak terlalu mengenalnya. Hanya tahu latar belakangnya dan bahwa ia sepertinya sangat mengagumi Zhanzhan."

"Menurut He Laoshi, dia sepertinya sangat terobsesi dengan Zhan Ge."

Ayunga memiringkan kepalanya. "Ah, pantas. Itu menjelaskan tindakannya waktu itu."

Yibo menatap Ayunga dengan pandangan bertanya-tanya. Namun ia tidak berkata apa pun.

Ayunga tertawa kecil. "Bukan apa-apa. Aku rasa dia hanya iri melihat kisah cinta kalian." Ia meraih sesuatu dari dalam saku bajunya dan menyerahkannya ke Yibo.

"Kau tahu, ada sebuah prinsip di klan kami saat menghancurkan lawan-lawan kami,'biarkan musuh merasakan senjatanya sendiri'," ujarnya sambil mengedipkan matanya. 

Yibo merasakan bulu kuduknya merinding. Ternyata benar bahwa para pemimpin klan itu sangat mengerikan. 

Yibo membuka pintu dan keluar dari mobil. Ia merapikan jaketnya lalu berjalan menuju pintu belakang rumah sakit. 

Ayunga menyaksikan bagaimana Yibo akhirnya menghilang di balik pintu darurat. 

"Kali ini kau menemukan pasangan yang cocok, Zhanzhan. Bahkan kematian pun tidak mampu menahannya," gumam Ayunga. 

Ia mengambil sebuah earpiece dari saku bajunya. 

"Dia sudah masuk," ujarnya.

Eternal (Finished) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang