Tol Tok Tok.
Suara ketukan pintu terdengar keras. Dari dalam apartment Niki.
"Iya siapa? " teriak Niki yang masih memeluk setoples krupuk tanpa berencana bergerak membuka pintu.
Tidak ada jawaban dari luar, bahkan ketukan di pintu semakin sering membuat suara yang sangat mengganggu.
"Nik ada yang ngetuk pintu tu" kata Diki yang keluar dari kamar hanya mengenakan celana pendek tanpa baju dan mengelap rambutnya yang masih basah
"Iya gue denger kok" jawab Niki santai, tanpa memalingkan wajahnya dari film yang ia tonton.
"Lu ga ada rencana bukain pintu gitu? " tanya Diki cuek.
"Ya udah lu aja yang bukain"
"Lu ya males megaran banget kalau udah di depan tv" kata Diki mengusak rambut Niki dengan gemas. Mau tak mau Diki lah yang akhirnya membukakan pintu.
"Hai Niki"
terdengar suara yang awalnya sangat ceria dan berubah menjadi kesal setelah melihat Diki yang membukakan pintu."Ngapain lu disini? " tanya Nanda yang heran melihat keberadaan Diki di apartment Niki, dan yang lebih membuatnya heran adalah keadaan Diki yang tidak memakai baju plus rambutnya yang masih terlihat basah.
"Siapa Dik? " teriak Niki dari ruang tv.
"Sales panci Nik" jawab Diki dengan senyum miring menatap Nanda.
"Suruh ke sebelah aja Dik, gue ga butuh panci" Teriak Niki lagi.
"Lu denger sendirikan, mending lu ke sebelah deh" Kata Diki sinis.
"Minggir lu gue mau masuk" Kata Nanda menerobos masuk kedalam apartment Niki.
"Apaan, lu ga boleh masuk" jawab Diki sinis.
"Minggir njing gue mau masuk"
"Lu ga boleh masuk njing"Nanda dan Diki terlibat perseteruan sengit di depan pintu apartment Niki, saling dorong dorongan satu sama lain. Nanda yang mendorong badan penuh otot Diki dan Diki yang berusaha menahan dorongan Nanda agar tidak masuk. Hingga pertahanan Diki goyah dan mereka sama sama terjatuh di depan pintu apartment Niki dengan suara keras.
"Dik apaan yang jatuh" tanga Niki yang berhenti berbicara setelah melihat pemandangan yang sangat membuat imannya goyah.
"Kyaaaaaa,," teriak Anna yang baru saja pulang ke apartment nya.
Tanpa di sadari Niki mimisan melihat, Nanda yang terjatuh di atas dada bidang Diki yabg tidak mengenakan baju.
Buru buru keduanya bangkit dengan canggung menatap Niki dan Anna.
"Ya ampun Nik, hidung lu berdarah" Kata Diki yang sudah di depan Niki dengan khawatir.
"Oh eh, oh iya hehehe" Jawab Niki dengan canggung mengelap darahnya dengan ujung bajunya, yang tanpa sengaja mengeskpos boxer dan perut niki yang putih mulus dengn siluet roti sobek yang sangat tipis.
Wajah Diki dan Nanda memerah melihat pemandangab yang sangat jarang mereka lihat. Untuk beberapa saat mereka seperti mematung melihat itu.
"Ah, jadi kena dara semua deh baju gue" kata Niki melihat boda darah dibajunya.
"Kayaknya lu perlu mandi juga sih Nik" kata Anna menyarankan.
"Hemm, yauda kalian masuk aja dulu" kata Niki membalas perkataan Anna.
Tanpa memperdulikan yang lannya Niki meninggalkan dua orang pria dewasa yang masih terdiam dengan wajah bodoh, serta Anna yang sudah duduk di depan tv.

YOU ARE READING
FUDANSHI On A MISSION
Fiksi Remajawarning, cerita mengandung unsur homoseksual dan adegan dewasa, kalo ga suka mending jauh jauh ga usah jadi najis yang susah di bersihkan. . gue udah terjun ke dunia per-yaoian ini menjadi seorang fudan, dan pas sma kelas 12 gue putusin untuk fakum...