Aku mematut diri di cermin. Sosok yang tidak tampan dan kurus, terlihat lemah dan menjijikkan. Kenapa aku menjadi sangat jelek di dunia ini?
Hari ini aku ingin masuk kerja. Tidak peduli masih sakit atau apa, aku tidak terbiasa menjadi lemah. Lagi pun, aku tidak bisa menahan diri untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Saat keluar dari kamar, aku dikejutkan beberapa sapaan dari tetanggaku. Seorang nenek-nenek yang masih cukup sehat di usianya.
"Baiben, pergi bekerja? Bukankah kau masih sakit?"
Dulu, ayahku bahkan akan memukuliku jika aku mengeluh sakit. Sekarang, seseorang yang tidak kukenal mengkhawatirkanku.
"Maaf, nenek siapa ya? Aku, aku sedikit kehilangan ingatanku."
"Astaga, benarkah? Anak baik, semoga kau cepat mengingat kembali. Nama nenek adalah Tum."
Nenek Tum? Terdengar familiar, mungkin ini perasaan pemilik asli.
"Eum, nenek Tum. Aku akan berangkat bekerja dulu, lukaku sudah cukup membaik."
"Anak baik, kau bekerja keras. Tunggu sebentar ya, nenek akan membungkus makanan untukmu, kau belum sarapan, kan?"
Bekal? Dia akan memberiku bekal? Aku sebenarnya tidak terbiasa sarapan, tapi tidak nyaman menolaknya. Pemilik tubuh ini dikenal sebagai anak baik, kan?
Jadi aku menunggu sebentar dan nenek Tum keluar membawa sekotak bekal dan sebotol air putih.
"Bawalah, kebetulan nenek membuat masakan kesukaanmu."
"Eum, terima kasih, nenek."
Aku segera turun dan menuju halte. Di sana aku dengan canggung bertanya angkutan umum mana yang harus kunaiki untuk menuju kantor. Pemilik tubuh ini tidak memiliki ponsel? Atau rusak? Aku tidak bisa menemukannya di mana pun, dan masih ada seminggu lagi untuk gajian.
Setelah menaiki dua bus aku berdiri di depan kantor yang cukup besar.
Green Rose Ent.
Sebuah agensi? Namun sepertinya bukan sekedar agensi, aku melihat beberapa mobil dengan logo yang sama tapi namanya berbeda. Mungkin ini hanya anak perusahaan lain.
Dengan lambat aku memasuki gedung, terlihat beberapa karyawan sudah datang, termasuk para OB sepertiku.
"Hey anak baru! Kenapa kau hanya diam dia situ?!"
Apa yang dia maksud aku? Oh benar, aku baru bekerja awal bulan ini. "Maaf, aku sedikit-"
"Jangan banyak bicara dan cepat kerja! Bos besar akan datang jadi jangan buang waktumu, bodoh!"
Bodoh? Seorang Vegas, oh salah, Bible adalah orang bodoh? Memang, ini kenyataannya, kan? Namun aku sudah mengatakannya, aku bukan lagi Bible yang dulu.
Baik, ayo mencoba bersabar dulu.
Sedikit kikuk aku mencari ruangan OB dan segera bertemu atasanku. Di sana sudah ada manajer kami, dia langsung memarahiku karena kecelakaan tempo hari dan terus mengomel. Persetan, aku bahkan masih memakai perban di kepalaku dan dia beromong kosong soal barang rusak di gudang? Dasar babi jelek!
"Saya benar-benar minta maaf."
"Aku tidak butuh maafmu! Gajimu akan kupotong karena kejadian itu! Sekarang cepat pergi bekerja! Dasar menyusahkan!"
Tenang, jangan terpancing emosi Bible, kau harus jadi anak baik.
Aku mengambil peralatan dan menuju lantai 20. Kulihat sudah ada dua OB lain yang membersihkan tempat itu.
"Permisi, boleh aku tahu tempat mana yang belum dibersihkan?" tanyaku pada salah satu yang terdekat.
"Kau anak baru yang kecelakaan itu?" Aku mengangguk. "Kau bisa bersihkan ruangan CEO sekaligus dua ruangan sekretarisnya. Kau harus cepat karena satu jam lagi mereka akan tiba."
Boleh anak baik ini mengumpat? Sebanyak itu dalam waktu singkat, jangan kira aku tidak bisa memperkirakan seberapa luas dan pentingnya ruangan yang dia sebutkan.
Baiklah, tidak perlu membuang waktu lagi, ayo kita bersihkan!
Satu persatu aku memasuki ruangan itu, membersihkan dengan cepat dan teliti dan memastikan tidak ada barang yang kurusak. Tidak, itu tidak mungkin karena aku orang yang cukup perfeksionis.
Satu jam, dan aku terburu-buru menuju lift setelah membereskan peralatan kebersihanku. Sayangnya mungkin takdir memang hanya memihak kaum good looking, karena saat lift terbuka aku menemukan wajah yang membuatku terluka.
•~•
Ruangan yang hening, sepi dan kosong menyisakan diriku sendiri. Sama seperti dulu, perasaan di mana aku tidak memiliki siapa pun untuk berbagi. Tidak apa, aku sudah terbiasa, kan?
Aku membuka tasku dan mengambil bekal yang diberikan nenek Tum. Sedikit senyum kuberikan saat melihat menunya. Mie goreng dengan telur, apakah ini makanan kesukaanku? Ini makanan kesukaan Pete, aku bahkan benci olahan instan tidak sehat ini.
Namun aku hanya bisa memakannya, tidak mungkin kubuang, kan? Iya, tidak mungkin karena orang lain yang membuangnya.
Mataku menatap tajam kotak bekal yang tergeletak di lantai, beserta isinya yang bercecer. Perlahan, aku menatap seseorang yang sudah membuat karya berupa kejahatan itu.
Kilasan memori muncul, orang ini yang menyuruh Bible membersihkan gudang. Namanya Phung, dia senior di sini.
"Apa maumu?" tanyaku pelan.
"Mauku? Tidak ada, tapi aku ingin mengingatkanmu kalau kau tidak bisa membawa makanan sampah ini ke dalam perusahaan. Jelek, aku tidak tau kenapa kau bisa lolos masuk ke perusahaan ini. Apa kau tidak tau jika semua yang masuk ke sini harus tampan atau cantik? Bahkan OB seperti kami tidak ada yang sejelek dirimu!"
Yah, belalang satu ini, apa dia sedang membicarakan manager kami yang serupa babi?
"Oh, besok aku akan memakai masker saat bekerja."
Dia terlihat menjadi sangat marah. Apa kau pikir aku akan termakan provokasimu? Aku sudah cukup belajar, dan kau bukan si tua bangka Korn dan anaknya Kinn, untuk tambahan adalah Porsche yang brengsek.
"Sialan! Lebih baik kau segera resign atau aku-"
BRAK!
"Atau apa? Apa yang bisa kau lakukan padaku?" Senyum ramah kuberikan saat tanganku masih menekan kepalanya di meja dan mengunci salah satu tangannya di punggung. Well, tubuh ini ternyata cukup fleksibel, mungkin dia pernah ikut bela diri?
"Argh!! Lepaskan aku sialan!!"
"Apa kau bisa mengganti makan siangku jika aku lepaskan?"
Aku cukup kelaparan, dan belalang ini mengangguku.
"Kau akan mati setelah ini! Lepaskan aku!"
Mati? Aku sudah mati sekali, mungkin jika aku mati dua kali aku benar-benar merasa bahagia.
Saat dia berteriak-teriak, aku samar-samar mendengar tapak kaki menuju ruang OB. Kulepas orang dini dan melemparnya ke sudut lain. Aku tidak terburu-buru untuk menunduk bersiap membereskan makan siangku saat kaki Phung menendang tubuhku hingga terlempar ke dinding.
Saat itulah, pintu terbuka menampakkan beberapa orang.
TBC
Soalnya om-om mau gue tamatin
Selamat membaca ♥️
Jangan lupa voment dan stay healthy ya 💙💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful of YOU (NOT HIM)
FanfictionTerlahir kembali, dalam rupa yang jelek, tubuh kurus dan miskin? Tidak apa, aku bisa menerimanya. Tapi bagaimana jika aku malah jatuh cinta dengannya? Dulu aku bisa percaya diri, tapi sekarang tidak mungkin kerak bumi mengidamkan kesayangan langit...