BAB 14

650 108 32
                                    

Listening party apa yang suasananya seperti konser begini? Jujur, aku sangat risih saat semua orang melihatku seolah-olah aku topeng monyet. Artis kalian ada di atas panggung sana, bukan yang tengah dipeluk dua manusia anjing ini!

"Pak, tolong lepas saya."

"Nanti kamu ilang, sini aja."

"Wichapas, bosan? Mau saya panggilkan adikmu?"

Terima kasih karena sudah mengingatkanku. Aku baru sadar jika sejak masuk ke sini Boss sudah hilang entah ke mana. Anak anjing itu tidak salah mengenali induknya kan? Siapa tau dia malah ikut induk babi, bukan induk anjing.

"Pak, saya itu tidak kenal siapa artisnya, saya tidak cocok di sini!"

Aku bahkan tidak bisa menikmati musik yang dari tadi berdentum. Kenapa pula aku harus terus di sini?

"Kau tidak tau? Itu Saturn, Jeff Satur nama aslinya." Apo menunjuk seseorang di atas panggung kecil, yang baru kali ini aku perhatikan dengan sungguh-sungguh.

Ternyata dunia memang sangat sempit. Kim, Kimhan. Dia masih saja mengamen bahkan di dunia ini.

Tapi harus aku akui, suaranya cukup bagus dan wajahnya mendukung.

"Sepertinya adikmu sukses membuat Jeff marah, Bibs. Lihat, beberapa tamu Jeff mengerubungi adikmu."

Aku menoleh ke arah Apo, melihatnya tersenyum licik dan mencari keberadaan adikku. Tidak jauh dari panggung aku melihatnya bersenang-senang bersama orang-orang asing. Tidak, bukan dari luar negeri seperti bule, ini hanya orang asing di mataku.

"Mereka terlihat bukan tamu biasa."

"Of course not. Yang kecil dan energik itu adalah Chittaphon. Dia dancer sekaligus penyanyi terkenal, sangat pemilih dalam berteman dan aku tidak tau kenapa adikmu bisa cukup akrab dengannya."

Persetan tentang itu. Aku malah melihat seseorang yang harusnya tidak aku lihat!

Bukankah pak tua itu sudah mati di tanganku? Aku yakin aku mematahkan lehernya saat dia menyerang ku di ruang meeting. Jadi bagaimana dia bisa tertawa di tempat ini?!

Apa yang sebenarnya terjadi?

"Wichapas, ada apa?"

Tanpa sengaja aku melihat ke matanya. Mile Phakphum, kenapa aku melihat kelicikan di sana?

"Kapan ini berakhir?"

"Ini bahkan belum dimulai?"

"Tapi sudah lama."

"Lama tidaknya, kalau memang belum dimulai, mana bisa berakhir?"

"Lalu siapa yang memulai?"

"Saya pikir kamu harusnya lebih tau?"

Sudah kuduga, bajingan manusia anjing ini mengajakku dengan maksud tertentu. Memangnya apa yang harus dimulai? Kenapa pula dia menyeret Boss?

Mataku diam-diam menyapu ruangan, seolah-olah semuanya baik-baik saja, tapi lama-kelamaan aku merasakan sesuatu yang berbahaya.

"Panggil Boss! Panggil adikku, atau kalian berdua menyesal?!"

Bukan jawaban yang kuinginkan, malah tawa mereka seolah meremehkan. Aku mengepalkan kedua tanganku, berusaha bersabar sebelum memukul mereka.

"Santai, adikmu bukan anak kecil. Serangan kali ini tidak akan terasa kok."

Santai kau bilang?! Aku bertekad menjadi manusia biasa saja dengan status rendah dan tidak pernah dilirik! Bukan terlibat dengan hal-hal berdarah atau hitam lainnya sialan!

Beautiful of YOU (NOT HIM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang