BAB 11

740 103 19
                                    

"Ini tuh ga seenak masakannya kakakku, tapi ok lah soalnya gratis."

Memalukan, aku ingin mencari lubang dan mengubur bocah ini!

"Bibs, kamu mungut bocah ini di mana sih?"

"Om, aku itu adeknya kak Bible. Om tuh, bisa-bisanya mepetin kakak aku. Minimal kayak om yang itu lah, belanjain yang branded."

Dia terdengar seperti ingin menguras habis harta manusia anjing ini. Tidak masalah, lanjutkan, tapi aku tidak ingin terlibat dengan mereka!

"Pak, saya mau kerja dulu. Kalau dia buat masalah bisa dilempar dari jendela."

"Kok gitu?! Ya ampun kak, kakak ga sedih kalo kehilangan adek ganteng nan imut kayak aku? Ganteng iya, berbakat iya, imut iya, ngangenin loh aku."

"Wichapas jangan dilempar vasnya!"

Maaf, sekali lagi tanganku lebih cepat dari otakku. Tapi siapa yang tidak akan emosi punya adik seperti dia?! Katakan padaku orang sesabar apa yang bisa punya adik seperti Bosska?!

Hah, aku benar-benar menginginkan Macau saat ini. Tidak bisakah Tuhan mengirim adik yang jauh lebih normal? Anjing kecil ini sangat merepotkan.

"Maaf, pak. Saya permisi dulu."

Aku tidak peduli meninggalkan Bosska pada mereka. Sudah benar-benar muak dengan ketiga manusia anjing ini.

Saat aku menutup pintu, samar-samar mereka terdengar bertengkar entah meributkan apa. Aku hanya bisa menggelengkan kepala, lelah dengan tingkah mereka yang cocok sejak pertama bertemu.

Sudahlah, jika Bosska bosan dia akan pergi sendiri. Lebih baik sekarang aku bekerja agar gajiku tidak dipotong.

"Pong, kau dari mana?"

Di dalam lift aku bertemu Pong yang akan masuk. Lantai lima, seingatku kecuali cleaning service senior tidak ada yang bertugas di lantai ini karena diisi ruangan manajer dan staff artis senior.

"Jangan bertanya, ayo turun nanti gue kasih cerita!"

Dia merangsek masuk dan buru-buru menekan turun ke lantai satu. Kami berjalan bersama ke ruang istirahat cleaning service dan dia bersiap mengomel setelah aku menutup pintu.

"Bajingan itu! Cabul sialan! Tua bangka ga tau diri!"

"Hei, siapa yang kau umpati?"

"Bibs! Pak tua itu beneran cabul anjing!"

"Ya, lalu siapa pak tua yang kita bicarakan ini? Pak Mile? Pak Apo? Wajah mereka terlihat tua."

"Bible, mereka masih atasan kita loh. Lagian mereka ga ada tampang cabulnya, mana ada gue ngomongin mereka? Lu inget ga manajer senior yang lagi megang grup cewek itu?"

Aku mengingat-ingat dan menemukan satu orang. Lelaki 30-an yang memang terlihat lebih tua dari usianya, beberapa kali aku melihatnya dan dia terlihat cukup ramah. Tapi aku tau lelaki itu hidung belang, jika bukan karena kinerjanya aku tidak yakin dia bisa bertahan di agensi ini.

"Ya, aku ingat. Ada apa?"

"Tadi dia hampir merkosa salah satu member grup itu! Gila ga sih? Mana masih muda, baru mau 20 tahun!"

Aku hanya menanggapinya dengan dengusan geli. Sudah kuduga, hal-hal kotor seperti ini akan selalu ada, kan? Untuk apa kaget dan marah? Tidak semua hal yang terlihat bersih di depan kamera, akan selalu bersih di belakangnya.

"Sudahlah, kau sudah menolongnya, kan? Aku yakin itu yang membuatmu marah."

"Ya, tapi kayaknya gue bakal dipecat abis ini. Huhuhu gimana ini, mana gue nunggak kontrakan lagi."

Oh iya, sebentar lagi gajian, aku juga harus membayar sewa kamar.

"Oh iya! Kan ada elu!"

Alisku terangkat tidak mengerti, kenapa denganku?

"Kan elu pacarnya pak bos, bisalah tolongin gue kalo itu tua bangka mau pecat gue?"

Ha, ha, apakah spesies manusia anjing bertebaran di sini?

"Tidak, aku bukan siapa-siapa mereka. Aku hanya pekerja di sini. Minggir, aku akan mengambil tugas."

Tangannya terentang menghalangiku. Benar-benar kategori manusia anjing. Tidak bisakah mereka membiarkanku tidak terlibat dengan Mile atau Apo?!

"Pong, jika kau tak minggir aku tidak menjamin keselamatanmu."

"Bantu dulu! Duit lebih penting buat gue!"

"Siapa yang menyuruhmu menjadi sok pahlawan?"

"Itu namanya rasa kemanusiaan Bible!"

Ya, tapi kau bahkan manusia anjing, rasa seperti itu sangat tidak cocok untukmu.

"Aku tidak peduli, sekarang minggir!"

Aku mendorongnya tapi dia balik memelukku. Walaupun tenagaku tidak sekuat dia tapi aku juga tidak mungkin seenaknya membanting atau memukul titik vitalnya. Dia termasuk manusia anjing yang bisa kutoleransi.

"Hello kakak, adek gantengmu ini mah- KAKAK SELINGKUH?! PAK MAIL KAK BIBS SELINGKUH!"

Ha, bajingan anjing kecil ini!

•~•

Aku tidak pernah menginginkan situasi ini, bahkan jika aku menginginkannya, bukan di posisi seperti ini!

"Pak, tolong lepaskan saya."

"Sebentar Wichapas, saya belum selesai." Mile malah makin mengeratkan pegangannya dan menatap Pong penuh dendam. "Saya mengapresiasi tindakan kamu tentang manajer itu, tapi ingat! Jangan pernah menyentuh Wichapas lagi!"

"Nah denger tuh, kalo sampe aku liat kau menyentuhnya, seujung jari saja. Kupatahkan lehermu!"

"Iya saya janji pak! Mau saya temennya Bible saya ga akan sentuh dia lagi! Tapi kalo dia jatuh saya biarin pak?"

"Boleh dikit, tapi abis itu kamu harus kasih laporan ke kita! Inget tuh!"

"Baik pak Apo."

Pembicaraan macam apa ini?! Aku memukul dia tangan yang mengunci pinggangku dan menampar satu persatu pipi mereka. Peduli setan soal tidak sopan dan mencari mati untuk dipecat, aku sungguh sangat kesal saat ini!

"Bib-"

"Diam! Berapa kali aku katakan aku bukan siapa-siapa kalian?! Kalau kalian cari mainan, pergi ke club untuk menyewa jalang!" Selesai dengan dua manusia anjing ini, aku berbalik untuk menampar yang satu lagi. "Kau! Aku mengatakan aku tidak memiliki hubungan semacam itu dengan mereka! Aku juga tidak peduli soal urusanmu! Jadi jangan menjual namaku lagi dengan dua manusia bajingan ini!"

Sebenarnya aku sedikit lelah, tapi masih ada anjing kecil yang sekarang duduk ketakutan di sofa. Apa kau pikir bisa lolos dariku? Mengharapkan apa padaku heh? Aku akan luluh melihat sikap lemahmu?

"Bocah kurang ajar, tidak tau malu, sialan! Jika kau ingin menguras dompet dua manusia anjing itu, kembali ke ayahmu dan lakukan bisnismu sendiri! Jangan ganggu hidupku!"

Aku masih bisa tahan dengan pelecehan dua manusia anjing ini walaupun aku ingin mencongkel mata mereka, tapi tidak jika Pong dan Bosska ikut serta membuatku kesal.

Dulu, aku tidak akan segan menahan emosiku. Aku hanya akan menembak kepala mereka lalu, ya sudah, selesai. Tapi aku terlahir kembali, aku menjadi manusia biasa seperti yang aku inginkan. Lalu kenapa Tuhan mengirim biang masalah seperti mereka?! Apa Tuhan benar-benar memberiku kesempatan atau hukuman?!

"Wichapas, minum dulu, wajahmu merah-"

"Kau pikir siapa yang membuatku seperti ini?!"

TBC

Yeay! Ngamoookkkk

Selamat membaca ❤️
Jangan lupa voment dan stay healthy ya 💙💜

Beautiful of YOU (NOT HIM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang