53. WAKTU BERSAMA

223 6 0
                                    

53. WAKTU BERSAMA

“Mimpiku sekarang kau, bukan dia atau pun orang lain.”
«Arkanus Daerobi»

Satura meregangkan tangannya sesekali disela sela kesibukan nya yang menulis salinan Catatan yang cukup banyak. Gadis itu memang beberapa hari tidak masuk sebab itu ia banyak sekali ketinggalan pelajaran, apalagi pelajaran Bu Laksmi yang mau tidak mau ia harus menyalin semua catatannya itu pun ia meminjam buku catatan milik Lulu. Syukur nya hari itu kelas IPA 1 tidak kedatangan guru manapun alias jam Kos, hal itu di manfaatkan Satura untuk mencatat Tugas Bu Laksmi karna istirahat nanti ia harus segera menyerahkan nya lagi-lagi mau tak mau Satura harus menyelesaikan nya sampai jam istirahat berbunyi.

Dan tak lama waktu yang di tunggu-tunggu hampir semua siswa dan siswi terjadi, jam istirahat berbunyi bersamaan dengan tugas terakhir Satura yang juga ikut selesai, gadis itu menghela nafas pelan, peluh keringat membasahi tangannya, sungguh menguras energi batinnya.

“Udah, Ra?” Tanya Lulu.

“Udah nih.”

“Syukur deh.”

“Mau kita Anter nggak.” Tanya Novi, memang sahabatnya yang satu itu selalu menawarkan Bantuan semacam itu.

“Nggak usah lah.”

“Beneran Ra?”

“Beneran, Vi.”

“Bu Laksmi di kantor kan?”

“Iya.”

“Iyauda gue kesana dulu ya, kalo mau ke kantin bareng, elo pada Harus nungguin gue pokonya.” Kata Satura seraya menunjuk ke arah teman-teman.

“Siap, Ra.”

“Ra, Hati-hati Ya.”
Teriak Novi saat Satura mulai menuruni anak tangga.

“Astaga dikira mau kemana aja Vi.”
Kata Satura ikut berteriak.

Rasanya gadis itu sangat lelah, baru saja ia menyelesaikan tugas dan catatan nya, sekarang ia harus menuruni anak tangga menuju kantor menemui Bu Laksmi karna memang kelas mereka berada di paling atas yaitu lantai Tiga. Gadis itu berjalan Gontai menyeret kakinya menuju kantor dengan paksa, jaraknya cukup jauh ia harus melewati lapangan Badminton, Labolatorium, Kelas Bahasa dan Ruang kepsek. Lagi-lagi gadis itu menghela nafasnya pelan.

Dari atas lantai tiga teman temannya menyemangati Satura yang berjalan lesu ke arah yang ingin ia tuju.

Namun tak Lama terdengar panggilan suara berat dan serak dari seorang laki-laki, Satura tahu benar suara itu milik siapa.

“Ra." Katanya. Satura menghentikan langkah dan membalikan badan.

“Mau apa?”

“Mau kemana?”

“Ini bukan urusan lo.”

Cowok itu menarik lengan Satura menepis jarak diantara keduanya.

“Arka, ini di lingkungan sekolah, Lepasin gue.”

“Gue nggak perduli.” katanya seraya mempererat genggaman nya.

Satura mengancam akan berteriak sehingga hal itu berhasil membuat Arka melepaskan genggaman tangannya.

“Elo kenapa?"

“Apanya sih yang kenapa?”

“Elo kenapa jadi dingin gini sama gue.” Kata Arka saat ia menghalangi Satura dan mencegahnya pergi.

“Nggak salah? Harusnya yang nanya kaya gitu gue, elo kemaren ngediemin gue tanpa sebab, elo Campakan gue setelah apa yang kita lakuin bersama, salah gue apa Arka, gue tanya berkali-kali salah gue apa tapi elo malah terus ngejauh dan menghindari gue.”

SATURNUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang