29. KEDUANYA ISTIMEWA
“Hanya karna banyak persepsi mengenainya yang begitu buruk, namun bukan berarti itu semua benar adanya”
Satura Lucia Putri
Satura berjalan menelusuri lorong yang sangat ramai, agaknya banyak sekali murid-murid yang berlalu lalang, mempersiapkan alat alat entah alat apapun itu yang menyangkut perlombaan, setiap kelas sibuk dengan kebutuhan kelasnya masing masing, setiap tahunnya memang diadakan lomba antar kelas di SMA itu, tujuannya untuk mengasah kemampuan para siswa maupun siswi disekolah, dan juga membantu murid murid lain yang sedang mencari jati diri mereka.
sangat banyak sekali perlombaan dari mulai yang berbau Olahraga seperti Basket, Badminton, Voli, Baseball, ilmu bela diri, ataupun Yang lainya seperti Cerdas cermat, Dance, Menulis Puisi, Teater, Orkresta dan lain lain,. bahkan setiap siswa maupun siswi diperbolehkan untuk mengikuti perlombaan lebih dari satu, dan setelah acara perlombaan selesai akan diadakan Event dan mendatangkan salah satu band ternama untuk meramaikannya, sungguh sekolah yang benar benar diimpikan oleh semua orang, terkadang Satura merasa sangat bersyukur bisa belajar di SMA itu.
Satura berjalan Santai membelah ramainya lorong lorong yang dipenuhi dengan siwa siswi yang berlalu lalang.
“RA, SATURA......!”
Teriak Seseorang yang jauh di belakang Satura.“Novi.”
Novi berlari menghampiri Satura, dengan pakaian Cheerleader berwarna putih dominan biru yang sangat pas jika ia kenakan, Rambut panjangnya ia kuncir kuda dan terdapat pita biru menghiasinya, terlihat juga peluh menghiasi wajahnya, walaupun begitu, Novi tetap terlihat sangat cantik dan manis.
“Loh Vi, bukannya lo Voli ya?”
Tanya Satura mengingat perkataan Lulu yang memberitahunya bahwa Novi dan Ajeng sama sama ada dalam tim Voli.“Nggak jadi, Gue suruh Cheerleader aja tuh sama Kepsek.”
Ujar Novi masih dengan nafasnya yang terengah engah setengah kelelahan karna berlarian menghampiri Satura.Satura menganguk anggukan kepalanya tanda mengerti, memang temannya yang satu itu cukup ahli dalam Cheerleader, namun sayang, Cheerleader tidak diikut sertakan dalam perlombaan, melainkan hanya penyemangat dan peramai saja.
“Btw lo dicariin si Lulu tuh tadi.”
Ujar Novi seraya menyapu keringat yang ada di keningnya.“Iya, nanti gue samperin dia deh.”
“NOVI AAYOOOKKKK!”
teriak salah seorang wanita yang berpakaian sama percis dengan yang Novi pakai, mereka sama sama dari tim Cheerleader.“IYA TUNGGU.”
“Ra gue kesana dulu, ya.”
“Iyauda sana.”
Ujar Satura terdengar seperti mengusir.“Dasar lo, yauda Bye, Ra”
Satura menggeleng gelengkan kepalanya seraya tersenyum simpul.
“Nah ini dia anaknya.”
Ujar Lulu saat mendapati Satura yang baru saja tiba dikelas, terlihat Ajeng, Viola, Ririn, Ida dan sebagian besar teman kelasnya disibukan dengan hal hal mengenai perlombaan.“Nih Ra, jangan sampe ilang, elo suka ceroboh.”
Ujar Lulu memberikan sebuah nomor dari kertas yang dibuat lingkaran.“Gilasih 75 nih gue.”
Ujar Satura terkaget melihat nomor yang tertera.“Iya dan lo yang terakhir.”
Ujar Lulu masih dengan kegiatanya merapihkan berkas berkas serta alat alat lomba yang lain.“Sebanyak apa emang murid di sekolah ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURNUS
Teen FictionARKANUS DAEROBI, si Iblis yang menyamar menjadi bongkahan batu Es yang dingin. Pertemuannya dengan Satura Lucia Putri gadis cantik yang sembrono membuat hidup pria berheadband merah yang sangat abu abu itu seolah berwarna, Namun saat suatu kejadian...