24. MAAF

580 32 1
                                    

24. MAAF

"tidak ada yang lebih indah dari mata dan senyumanmu, bahkan gemerlapnya bintang pun seolah menyetujuinya"
Arkanus Daerobi



Malam itu Satura tengah membaca dengan wajah murung dan kesal, disisi nya lagi sudah tertumpuk buku buku yang ia miliki, sebenarnya ia tidak membaca semua itu, melainkan hanya membolak balikan halaman demi halaman dengan wajah kusut yang tampak menghiasinya.

Ting!

Tak lama terdengar Notifikasi yang keluar dari ponsel nya.

Satura berhamburan mengambil Ponsel nya yang dibiarkan tergeletak diatas meja belajarnya yang dipenuhi dengan aksesoris berbau Unicorn, harap harap itu adalah pesan dari seseorang yang telah membuatnya sekesal saat ini.

Dan bagai diterpa ribuan Bintang yang indah di angkasa, pesan itu memang dari seorang Arkanus Daerobi, si Kutub Utara yang Dingin dan Tampan mengirimnya pesan.
Ini sebuah keajaiban batin nya.

Arkanus Daerobi : Ra?

Ara : Kenapa?

ceklis dua berwarna biru sudah terpampang jelas disana, namun Satura mulai gelisah karna Arka tak kunjung membalas pesan nya itu.

Salah kali ya kalo gue cuma jawab kenapa, jangan jangan dia marah lagi. Gumam Satura lagi dengan segala fikirannya yang sudah terlanjur negatif.

Ara : Ar?

Ara : Woy!

Ara : Arkaaa!

Satura mulai kesal, Lagi lagi Arka tak kunjung membalas Pesan nya, Satura kesal Karna sudah terlanjur membalas pesan Arka, ia pun melempar ponselnya keatas tumpukan buku yang berserakan diatas kasur.

Gadis itu kembali mengembungkan pipi nya, tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu yang berasal dari luar kamar nya.

Laras sang ibu tak henti memangil manggil namanya, awalnya ia tak peduli karna merasa suasana hatinya sedang tidak bersahabat saat ini, namun saat ibunya mengatakan ada seseorang yang menunggunya ia pun segera beranjak dari tempat tidur, Tak mungkin jika itu Lulu, Novi atau Ajeng, karna mereka akan menghubunginya terlebih dahulu, lagi pula Laras sudah mengenal teman teman anaknya itu dengan baik, Satura pun segera membuka pintu.

“Siapa Ma?”
Tanya nya setengah berbisik

“Loh, yang harusnya nanya gitu kan Mama.”
Ujar Laras, Satura mengerutkan dahinya.

“Udah samperin sana, nungguin kamu tuh dari tadi, kamu Mama panggil nggak mau keluar.”
Laras tersenyum seraya melangkah pergi.

Fikiran Satura terombang ambing, entah siapa yang datang kerumahnya Malam hari seperti ini, ia melangkahkan kakinya keluar kamar.

Siapa sih malem malem.” Batin nya

Saat ia melangkahkan kakinya keruang tamu, Satura mebelalakan matanya dengan Hebat, dia melihat kakanya Reno tengah berbincang dengan sosok laki laki yang membuatnya mengurung diri dikamar.

SATURNUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang