16

153 17 3
                                    

Malam menjelang setelah seharian ini Jia mengurung dirinya sendiri di dalam kamar. Yoongi memutuskan kembali pulang esok tadi, menjadikan Jia dilanda rasa khawatir jika dia berangkat kuliah hari ini, Jungkook akan kembali menyerangnya. Perasaan takutnya pada Jungkook kini lebih besar daripada perasaan takutnya saat Jungkook membullynya sewaktu mereka masih duduk di sekolah menengah.

Jia tengah bermalas-malasan duduk di sofa ruang tamu rumahnya. Berteman secangkir teh hangat dan setoples camilan, Jia sibuk membaca dan melihat-lihat majalan fashion milik mendiang Ibunya. Ponsel miliknya berdering saat Jia masih fokus membolak-balikkan majalan itu. Mendengar ponselnya terus berdering, Jia mengangkat telepon itu tanpa melihat siapa si penelpon itu, fokusnya tersita penuh pada majalah itu.

"Hallo..." seraya terus membolak-balikkan majalah itu.

"Keluarlah, aku di depan rumahmu sekarang" ucap seseorang di sambungan telepon itu. Mendengar ucapan itu, bulu kuduk Jia seketika berdiri. Pikirannya tertuju pada sosok Jungkook yang berdiri di depan rumahnya dengan seringai di wajahnya yang mengerikan. Hal itu membuat Jia mematikan sambungan telepon itu dengan tiba-tiba dan berlari memasuki kamarnya. 

Jia berbaring diranjangnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal miliknya. Perasaan Jia benar-benar kacau sebab pikirannya terus dihantui oleh sosok Jungkook yang jauh lebih mengerikan daripada setan. 

Jia tiba-tiba berteriak sebab ponsel yang sedari tadi ia genggam kembali berdering. Jia melepar ponsel itu, namun panggilan telepon itu terus saja berlangsung. Jia memberanikan diri melihat siapa yang tengah menelponnya, hingga rasa lega mengampirinya saat nama Han Yoongi tertera di layar ponselnya. Jia bergegas mengangkatnya.

"Kak Yoongi, Kak aku takut..." ucap Jia dengan hembusan napas yang dapat Yoongi dengar dari sambungan telepon itu.

"Jia, kau kenapa? Kenapa baru saja berteriak? Kau baik-baik saja?"

"Kak, Jungkook-"

"Jungkook kenapa?"

"Jungkook- Jungkook ada di depan rumahku sekarang, aku takut Kak.."

"Hah? Dimana? Aku tidak melihatnya ada di sini" 

"Kak jangan bercanda! Jungkook di depan rumahku bukan di depan rumahmu!"

"Ya aku tahu, tapi dia tidak ada di sini Jiaaa..."

"Aku bilang jangan bercan-"

"Aku sekarang didepan rumahmu, aku menelponmu dari tadi dan kau mematikannya dengan tiba-tiba, setelah itu aku mendengarmu berteriak, apa yang terjadi Jia? Dimana Jungkook? Dia tidak ada di depan rumahmu" pekik Yoongi sebal sebab Jia sudah salah paham padanya dan mengira bahwa dia adalah Jungkook.

"...keluarlah, ini aku Yoongi, bukan Jungkook"

"Hah? Sungguh? Kau yang menelponku tadi?"

"Iya Jia, ini aku, keluarlah..."

"Y-Ya Kak, tunggu sebentar, aku akan keluar" ucap Jia canggung.

Setelah mengetahui bahwa Yoongi yang kini berada di depan rumahnya, lantas Jia bergegas keluar dari kamarnya dan menemui pria itu. Perlahan Jia membuka pintu rumahnya, memastikan bahwa Yoongi tidak membohonginya. Hingga total Jia membuka pintu kayu itu, matanya membulat sempurna, pun bibirnya yang menampakkan celah kecil mengekspresikan ketidakpercayaan dengan apa yang ia lihat.

"Happy birthday Jia...Happy birthday Jia...Happy birthday happy birthday happy birthday Jia..."

Sebuah nyanyian ulang tahun dari Yoongi terdengar merdu menyambut Jia yang baru saja membuka pintu rumahnya. Ditangannya terdapat sebuah kue ulang tahun lengkap dengan lilin yang sudah menyala. Dalam gelap, pantulan cahaya lilin itu membimbing Jia untuk mendekat ke arah Yoongi. 

GIRL IN YOUR DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang