20

222 20 22
                                    

Tujuh tahun berlalu...



Song Jieun, gadis kecil yang dahulu hidup sebatangkara kini tumbuh menjadi wanita dewasa nan anggun. Rasa sakit karena perasaan cintanya pada seseorang yang tidak dapat ia miliki, menjadikan Jia yakin bahwa dirinya sanggup untuk memulai lembaran baru dalam hidupnya.

Jia kini menjadi seorang penyanyi yang cukup dikenal di Amerika, negara tujuannya tujuh tahun lalu manakala kesepian, kebingungan, dan kepedihan masih menaungi hidupnya. Perlahan namun pasti, Jia berhasil bangkit dan mewujudkan sedikit demi sedikit mimpi-mimpinya. Berawal dari video yang ia unggah di media sosialnya, Jia semakin di kenal karena suara emasnya yang memikat. 

Tujuh tahun cukup mendewasakan Jia, sepak terjal perjalanan yang di laluinya menjadikan Jia sukses di Amerika. Sebuah label kini menaungi namanya sebagai seorang solois. Tidak mudah untuk Jia berada di titik ini, tidak sedikit yang mencibirnya dan melihatnya dengan sebelah mata. Namun Jia tetap pada pendiriannya, sebab mimpinya kini sudah ada di depan mata. 

...

Pagi itu, Jia tengah sibuk bersolek di dalam kamarnya, di sebuah apartment elit yang kini menjadi tempat tinggal Jia. Jia benar-benar menyulap kehidupannya layaknya Cinderalla. Hal-hal yang  tidak pernah dia bayangkan sebelumnya kini ada di depan mata. Apartment mewah, sebuah mobil dan kesuksesannya sebagai solois.

"Nona, pesawat anda berangkat pukul sepuluh, jadi kita harus segera berangkat" ucap seorang pria berpakaian rapi. 

"Baiklah, semua sudah siap?"

"Sudah Nona"

Jia beranjak berdiri dan keluar kamarnya menuju lantai bawah. Pria berpakaian rapi itu berjalan di belakang Jia layaknya pengawal. Seorang wanita asisten rumah tangga Jia pun tersenyum hangat manakala sang majikan berpamitan pergi dalam beberapa hari. 

Hari ini, Jia akan terbang ke Korea. Setelah tujuh tahun berlalu, gadis itu akhirnya akan kembali ke tempat di mana dia meninggalkan kenangan-kenangannya di masa lalu.

...

Sesampainya di Korea, Jia mengistirahtkan raganya dalam beberapa jam di sebuah hotel sebelum akhirnya pagi kembali datang. Jam menunjukkan pukul sembilan pagi saat Jia sudah bersiap pergi ke suatu tempat. Berbalut celana jeans biru panjang dan kemeja putih miliknya, Jia menaiki taksi online yang sengaja ia pesan untuk mengantarkannya ke suatu tempat.

Debaran jantungnya kian berderu manakala sebuah pemakaman sudah tampak di depan mata. Rasa rindu yang ia pendam tujuh tahun lamanya kini akan segera ia tepis sebab kini Jia sudah sampai di makam sang Ibu. 

"Eomma, Jia kembali..." lirih Jia manakala dirinya sudah sampai di samping nisan sang Ibu. Pemakaman itu sudah sangat berbeda setelah kepergian Jia tujuh tahun lalu. Namun, Jia dapat melihat nisan sang Ibu yang masih tampak rapi, seperti sudah di rawat oleh seseorang. 

Jia meluapkan segala rindunya. Menceritakan semua yang telah ia lalui selama di Amerika seolah sang Ibu ada di hadapannya. Air mata Jia bergulir dengan sendirinya saat kilasan masa lalu kembali berputar di kepalanya. Meski sudah berada di makam sang Ibu, namun nyatanya rasa rindu itu masih tetap ada sebab Jia tidak dapat melihat dan memeluk wanita yang dicintainya itu.

Selepas kunjungannya ke makam sang Ibu, Jia memutuskan untuk berjalan kaki dan mengunjungi rumah lamanya. Jia merindukan rumah lamannya, dan Jia berkeinginan untuk melihatnya. 

Perlahan Jia melangkahkah kakinya, menikmati hembusan angin siang itu dan melihat setiap sudut jalan yang sudah banyak berubah. Jia kembali memfokuskan pandangannya pada bangunan rumah lamanya yang membuat Jia seketika tertegun diam. Rumah lamanya masih terlihat sama dan tidak ada yang berubah kendati sudah tujuh tahun ia tinggalkan dan ia jual kepada orang lain. Jia semakin mendekat, bernostalgia dengan suasana rumah itu yang kini tinggal kenangan.

GIRL IN YOUR DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang