13

169 22 1
                                    


Short scene yaa...

Happy reading


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Jia hanya dapat menangis sekarang, rasa takut itu berganti pasrah sebab Jia tidak dapat berbuat apapun lagi. Waktu akan terus bergulir dan Jia yakin esok hari akan ada orang yang menolongnya.

Pun Yoongi terus memacu mobilnya hingga jalanan sempit membuatnya harus menuruni mobil dan berlari sekencang mungkin guna menyelamatkan Jia sebelum hal yang ia takutkan terjadi pada gadis itu. Yoongi terus melihat ke ponselnya, mengikuti kemana aplikasi itu menuntunnya. Hingga sampailah Yoongi di titik pemberhentian yang ditunjukkan aplikasi itu, namun Yoongi tidak dapat menemukan Jia. Tak seorangpun ada di gang sepi itu. Lantas Yoongi memanggil nomor Jia, berharap dia dapat menemukan Jia lewat ponselnya.

Yoongi terbelalak manakala netranya menemukan ponsel milik Jia tergeletak di atas aspal menampakkan namanya yang memang tengah memanggil nomor ponsel itu. Yoongi memungut benda pipih itu seraya terus mengedarkan pandangannya untuk mencari dimana Jia.

"Jia-a! Song Jieun! Kau dimana!" teriak Yoongi memech sunyinya malam berharap suaranya akan di dengar oleh Jia kendati mungkin teriakannya mengganggu lelapnya orang-orang yang tengah tertidur pulas di antara gedung-gedung itu.

Jia mengerjap dan menengadahkan wajahnya sebab sayup-sayup ia dapat mendengar suara seseorang tengah memanggilnya. Dengan sekuat tenaga dan rasa perih yang semakin menyiksanya, Jia berusaha bangun dan berjalan tertatih menuju sumber suara itu. 

Sesekali Jia memekik manakala lututnya terasa semakin perih. Jia hanya ingin seseorang segera menolongnya, dan Jia yakin apa yang ia dengar barusaja bukan sekedar halusinasinya semata.

"Jia-ya!! Kau mendengarku? Kau dimana?!" lanjut Yoongi semakin lantang. Suara itu semakin jelas menusuk rungu Jia, dan gadis itu dapat mendengar dengan jelas siapa pemilik suara itu.

"Kak Yoongi!" pekik Jia berusaha membalas panggilan itu.

Pun Yoongi dapat mendengar dengan jelas suara Jia yang serak dan terdengar menyayat hati membuatnya terus belari dan mencari dimana Jia berada. Hingga Yoongi dapat melihat dari kejauhan seseorang tengah berjalan pincang dibawah sinar lampu yang menyorotinya. Langkahnya tertatih bak bayi yang belum fasih berjalan. 

"Jia?!" pekik Yoongi saat sepenuhnya menyadari seseorang itu adalah Jia.

"Kak Yoon- akh!" Jia tersungkur jatuh sebab kakinya terasa semakin lemas. Pandangannya semakin menggelap dan Jia pun tak sadarkan diri.

"JIA-YA!!" pekik Yoongi seraya berlari kencang menghampiri tubuh Jia yang tergeletak di atas aspal. Yoongi merengkuh tubuh Jia yang terasa dingin sebab angin malam yang terlalu lama menerpa tubuh mungil itu. Sontak Yoongi tekejut manakala menilik sejemang lutut Jia yang dipenuhi dengan darah, raa ngilu menjalar di seluruh tubuh Yoongi manakala dirinya melihat besarnya luka yang menggores kedua lutut Jia.

...

Jia terbangun karena rasa perih yang ia rasakan di kedua kakinya. Perlahan membuka katup yang menutupi indera penglihatannya dan refleks memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pening. Saat kesadarannya belum sepenuhnya pulih, Jia tersentak bangun dan memastikan keadaanya sebab Jia ingat betul terakhir kali dirinya jatuh pingsan di gang sepi itu dan mendengar suara Yoongi sebelum tak sadarkan diri.

Dalam keadaan panik, Jia membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Atensinya terfokus pada kedua lututnya yang sudah berbalut perban, hingga pandangannya teralih pada tubuh bagian atasnya, dimana ia mendapati dirinya tak lagi menggunakan pakaian yang ia gunakan semalam. Lantas Jia berspekulasi, orang yang terakhir kali ia jumpai adalah Han Yoongi, dan dirinya berkahir seperti ini bersama dengan Han Yoongi.

GIRL IN YOUR DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang