1. First Meet

910 112 155
                                    

Cerita ini agak dark dan bakalan ada banyak scene yang buat kalian gak nyaman.

Jeffrey baru saja pulang sekolah. Pada jam setengah enam. Saat langit mulai gelap. Dengan keadaan tubuh penuh keringat dan seragam putih abu-abu yang juga penuh noda. Padahal, besok masih hari selasa.

"AMPUN BAGINDA RATU JESSICA! HAMBA MOHON MAAF KARENA PULANG TERLAMBAT! AW!!! Tadi aku ikut tanding futsal, Ma!!! Papa!!! Aku dianiaya Mama!"

Jeffrey langsung berlari memasuki rumah. Setelah mendapat sabetan gagang sapu ijuk di punggungnya. Memang tidak kencang. Namun agak sakit rasanya.

"Mandi sana! Mamamu sudah menunggu sejak siang! Tapi kamu malah baru pulang!"

"Sorry, Pa. Aku baru selesai main. Biasa lah, anak muda!"

Jeffrey langsung berlari menaiki tangga. Mandi kilat setelah melempar seragamnya di keranjang pakaian. Sebab dia memang punya banyak seragam. Tidak masalah jika harus ganti seragam setiap harinya.

Tidak lama kemudian Jeffrey menuruni tangga. Menuju ruang makan dalam keadaan rambut setengah basah. Karena dia sudah lapar dan malas mengeringkan rambut hingga kering sempurna.

"Terima kasih, Tuan, Nyonya."

Jeffrey menatap pria paruh baya yang baru saja menundukkan kepala di depan orang tuanya. Tubuhnya pendek dan kulitnya gelap. Seperti pekerja buruh kasar.

"Siapa, Pa?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan! Dari mana saja kamu sepulang sekolah!? Mama sudah berkali-kali bilang, langsung pulang! Kamu sudah kelas tiga! Mama sudah menyewa guru les di rumah! Tapi kamu justru main tidak jelas sampai malam!"

Jeffrey langsung menduduki salah satu kursi di ruang makan. Mengambil nasi cukup banyak. Karena dia memang melewatkan makan siang juga.

"Mama sedang bicara, Jeffrey! Dengarkan!"

"Iya Mama! Ini sudah aku dengarkan!"

Jeffrey mendekatkan telinga. Membuat Jessica yang kesal langsung menariknya. Membuat si anak mengaduh kesakitan. Hingga tangannya dilepas oleh Sandi yang selalu saja menjadi penengah jika mereka bertikai seperti sekarang.

"AWWW! Sakit, Ma!!!"

"Sudah-sudah! Makan dulu! Bahas itu nanti dulu!"

Jeffrey mulai menyantap makan malamnya dengan lahap. Lalu menatap ke arah jendela yang menampilkan pria paruh baya sebelumnya. Dengan anak perempuan yang sepertinya susia dirinya. Atau bahkan lebih muda. Karena tubuhnya lebih pendek dari teman-teman perempuan di kelasnya.

7. 10 PM

Setelah dimarahi dan dihukum untuk mencuci piring oleh Jessica, Jeffrey akhirnya bisa jalan-jalan ke belakang rumah. Mendatangi pria paruh baya yang sebelumnya dilihat bersama anak perempuan seusia dirinya.

Bukannya mau apa-apa. Jeffrey hanya penasaran saja. Sebab di rumah ini memang banyak pekerja ayahnya. Baik bertugas di kebun kelapa sawit atau bahkan mengurus rumah.

Iya. Sandi memiliki kebun kelapa sawit yang sangat besar. Dia bahkan memiliki banyak pekerja yang tinggal di belakang rumah. Ratusan. Ada yang laki-laki dan perempuan. Anak-anak dan orang dewasa. Semuanya ada.

"Den Jeffrey sedang apa kemari? Tumben sekali."

"Oh, jangan-jangan mau lihat anak Pak Rendy. Tahu saja kalau ada anak cantik!"

Goda beberapa pekerja yang melihat Jeffrey. Karena mereka memang sudah bertahun-tahun tinggal di sini. Jeffrey, tentu saja sudah mereka anggap sebagai anak sendiri. Karena mereka tahu pertumbuhan Jeffrey sejak bayi hingga sebesar ini.

LAST PARADISE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang