22 - ILY ANCHORNIM

26 7 0
                                    

Tolong tinggalkan KOMENTAR & VOTE

karena cerita ini tentu saja jauh dari kata sempurna karena itu aku butuh banyak masukan dari kalian para readers melalui komentar.

Thank you🥰❤️
———

Hyeon memasukan kode pintu apartemen, membukanya dan masuk ke dalam. Laki-laki itu sudah bangun sejak pagi-pagi sekali, melakukan kegiatan rutin yang dilakukannya setiap pagi, lari mengelilingi lingkungan sekitar apartemen, lalu dia membeli sarapan, setelah itu pergi apartemen Chae Bin.

    Hyeon meletakkan kantong plastik berisi makanan di meja makan, berjalan menuju ruang tv untuk memeriksa keadaan sepupunya. Hyeon memperhatikan Chae Bin yang berbaring miring di sofa, menghadap ke arah sandaran sofa sambil memeluk bantal bergambar Yeo Jun. Chae Bin tidak tidur, dia hanya diam menatap kosong sandaran sofa. Televisi bahkan menyala tapi dia sama sekali tidak memandang benda tersebut padahal siaran Morning News sudah berlangsung dari tadi. Chae Bin tidak menunjukkan gairah semangatnya walaupun telinganya dapat mendengarkan suara Pewarta Han.

     Ya, ini sudah lewat dari jam siaran tetapi Chae Bin masih di rumah. Hari ini Chae Bin izin tidak masuk kantor dengan alasan sedang tidak enak badan. Semalaman Chae Bin tidak bisa tidur, dia terus memikirkan Shi Woo. Entah apa yang dia bayangkan setelah mengetahui penyakit yang diderita professor favoritnya itu. Selalu saja ada pikiran negatif yang terlintas. Dan semakin Chae Bin memikirkannya, ia jadi semakin memiliki kekhawatiran yang berlebih.

     Melihat Chae Bin tidak bersemangat seperti itu Hyeon bergerak menghampirinya, tangannya menepuk-nepuk pelan pundak Chae Bin, membangunkannya.

    "Yoo Chae, aku sudah beli makanan," ucap Hyeon saat Chae Bin sedikit menoleh, menatapnya.

    Chae Bin hanya mengangguk pelan. Dia kemudian merubah posisi, duduk bersandar di sofa dengan tangan yang masih memeluk bantal kesayangan.

     "Tak apa kau sarapan sendiri kan? Aku harus bersiap untuk pergi ke kampus. Ada presentasi pagi ini."

     Chae Bin kembali mengangguk, lalu dia pergi ke meja makan, mengeluarkan makanan dari plastik dan duduk di kursi. Sebelum Hyeon kembali ke apartemennya untuk bersiap-siap pergi ke kampus dia mengambilkan segelas air, lalu menaruhnya di meja.

    Tiga puluh menit berlalu, Hyeon kembali ke apartemen Chae Bin sebelum dia berangkat. Hyeon menghela nafas. Dia melihat Chae Bin sama sekali belum menyentuh sarapannya.

    "Kenapa belum dimakan?"

    "Aku baru mau memakannya," ucapnya pelan.

    Hyeon menyentuh piring makan, "ini bahkan sudah dingin," gumam Hyeon.

    "Tak apa, aku suka seperti ini," Chae Bin mulai menyuap makanannya.

    Selama beberapa saat Hyeon berdiam diri seraya memperhatikan Chae Bin yang memakan sarapannya dengan lamban. Dia masih enggan untuk berangkat sementara keadaan Chae Bin membuatnya khawatir.

    Chae Bin melirik Hyeon yang sedang menatapnya. "Kau tidak pergi? Nafsu makanku berkurang jika kau tetap di sini dan melihatku seperti itu. Pergi sana!" usir Chae Bin. Dia merasa risih Hyeon masih ada di dekatnya.

    "Aku memang ingin berangkat," ucap Hyeon. Ia pun melanjutkan, "habiskan makananmu. Jangan lakukan hal aneh. Kalau butuh sesuatu segera hubungi aku!"

    Chae Bin mengangguk-anggukkan kepalanya karena malas menjawab. Hyeon pergi ke dekat pintu untuk memakai sepatunya, kemudian Chae Bin memanggilnya,

I Love You, Anchornim! [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang