-18-

41.8K 2.2K 257
                                    

Memejamkan mata, aku dapat merasakan hembusan nafas Mr. Styles yang hangat menerpa leherku. Tangannya bergerak dari pinggang menuju kedua bokongku, kemudian meremasnya pelan.

Menjerit kecil, Ia menggunakan kesempatan tersebut untuk melumat bibirku. Aku berusaha untuk mengimbangi permainan yang Ia lakukan dengan membalas ciumannya.

"Kita tidak akan bercinta di tempat ini, Elizabeth." berbisik rendah, Mr. Styles mendorong tubuhku menuju dinding klub.

Kami menggunakan kesempatan ini ketika Mr. Malik, Mr. Payne dan Mr. Horan tengah sibuk dengan gadis-gadis yang telah mereka pesan. Kau tahu, aku tidak bisa menahan nafsu yang sudah membara di dalam diriku.

Ucapan demi ucapan yang Mr. Styles bisikkan padaku membuat sekujur tubuhku menjadi bergetar. Terlebih saat Ia mengatakan kata-kata kotor. Ia membuatku tak berdaya.

"Whoaaa...-Styles, kau tidak pernah mengatakan padaku jika Ellie hebat dalam hal berciuman."

Melepaskan ciuman kami, aku mendongakkan kepala untuk melihat sosok Mr. Malik disana. Ia membawa sebatang rokok yang sudah menyala ditangannya, kemudian menghisap rokok tersebut.

"Diamlah, Malik." mengatakan dengan kesal, Mr. Styles meraih sebuah gelas berisi prosecco.

"Well, Liam dan Niall sedang menikmati jalang-jalang mereka. Kau tidak tertarik?"

"Tidak."

"Begini, aku punya tawaran menarik untukmu."

"Apa itu?"

Mendekatkan mulutnya ke arah telinga Mr. Styles, Mr. Malik membisikkan sesuatu yang tidak dapat aku dengar.

"Kau gila? Aku tidak mau!"

"Ayolah, Styles, sekretarismu itu sungguh seksi. Aku bahkan sudah bisa membayangkan buah dadanya yang besar itu, dan tak lupa dengan bokong indahnya." melebarkan mataku, aku hanya bisa terdiam mendengar ucapan Mr. Malik.

"Tidak, Malik. She's mine, no one can have her, except me of course." mendengus kesal, Mr. Styles menarik tanganku agar menjauh dari Mr. Malik. Kulirik sekilas ke arah Mr. Malik, Ia menggigit bibir bawahnya.

•••••

"Maafkan sikap teman-temanku yang tak sopan itu. Kau tahu, mereka tidak benar-benar serius. Kau adalah milikku, Elizabeth. Tidak ada yang bisa mengambilmu dariku." mengatakan dengan lembut, Mr. Styles membawaku ke dalam pelukannya. Ia meletakkan kepalanya dipundakku, sementara tangannya melingkar ditubuh kecilku.

"Tidak apa." balasku.

"Kalau begitu, masuklah ke dalam apartemenmu. Kita akan bertemu lagi besok di kantor." melepaskan pelukannya, Ia mengusap kedua pipiku dengan lembut.

"Hmmm, selamat malam Mr. Styles."

"Selamat malam, Elizabeth."

Memutar badan, aku mulai berjalan meninggalkan Mr. Styles. Namun, sebelum aku benar-benar berhasil masuk ke dalam apartemen, aku mendengar Ia memanggil namaku. Hal tersebut spontan membuatku berhenti dan memutar badan agar menghadap padanya.

"Ada apa?" tanyaku dengan bingung.

"Aku mencintaimu, hanya itu." Ia mengatakan dengan gugup, aku dapat merasakan kedua pipiku memanas. Ucapan itu sekaligus mengingatkanku pada pertanyaan yang selalu Ia tanyakan.

Apakah aku memiliki perasaan yang sama? Apakah aku mencintainya?

Merasa tidak tahu harus melakukan apa, aku hanya dapat menganggukkan kepala, kemudian melangkah pergi meninggalkan Mr. Styles yang masih berdiri disana. Tuhan, apakah aku salah dalam hal ini?

Mr. Styles [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang