-19-

36.8K 2.4K 400
                                    

"Ellie, wake up!"

Membuka mata, aku melihat sosok Kelly tengah berada dihadapanku. Dengan sedikit tenaga yang aku miliki, aku berusaha untuk merenggangkan otot-otot tubuhku.

"Kelly?"

"Kau tertidur disaat jam kerja?" mendengar ucapan Kelly barusan membuatku sedikit berpikir. Apakah aku hanya bermimpi tadi? Tentang Mr. Tomlinson yang memintaku untuk ikut bersama dengannya, lalu...-baiklah, kurasa itu memang benar-benar mimpi dan aku beruntung. Tapi, bagaimana bisa aku bermimpi tentangnya?

"Kurasa aku terlalu lelah, sehingga membutuhkan sedikit istirahat." membalas dengan pelan, aku memijat leher belakangku yang sekarang terasa sedikit sakit.

"Baiklah, aku mengerti."

Menghembuskan nafas berat, pikiranku kembali mengarah pada mimpi aneh yang aku alami tadi. Mimpi itu terasa begitu nyata. Kalimat terakhir yang Ia ucapkan masih membekas di dalam pikiranku.

Oh, ada apa denganku?

"Hey Ellie, kau baik-baik saja?" membuyarkan lamunanku, pandanganku kini mengarah pada Kelly. Ia menepuk bahuku berulang kali, memperlihatkan rasa empatinya.

"Ya, aku baik-baik saja."

"Kau butuh sesuatu? Mungkin aku bisa mengambilkan atau membelikannya untukmu."

"Tidak, terima kasih."

"Baiklah...-dan tunggu, kurasa ada yang sedikit berbeda dari dirimu." ucapannya itu sedikit membuatku teraneh. Ada yang berbeda dari diriku? "Hmmm, apakah kau baru membeli baju baru? Aku belum pernah melihat baju ini sebelumnya."

Terdiam, itulah yang aku lakukan begitu mendengar pertanyaan Kelly. Bagaimana Ia tahu? Apakah dia selalu mengingat baju kantor yang aku kenakan?

"Tidak, ini bukanlah baju baru. Aku memang jarang mengenakannya. Jadi, akan terkesan seperti baju baru." mencoba untuk beralasan, aku berusaha untuk meyakinkan Kelly.

"Oh, begitu."

"Ya...-dan omong-omong apa pekerjaanmu sudah selesai?"

"Belum semua, beberapa pekerjaan masih aku delay karena belum mendapat persetujuan dari Mr. Tomlinson."

Mr. Tomlinson. Entahlah, namun setiap mendengar nama ini, aku merasa risih. Semenjak aku melihatnya sedang ber-masturbasi dan sikapnya berubah 180 derajat, aku merasa tidak nyaman jika sedang bertatap muka atau berbicara dengannya. Padahal dulu Mr. Tomlinson adalah atasan yang paling aku segani.

•••••

Meraih tas, aku berjalan menuju elevator. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Itu berarti aku bisa pulang dan beristirahat.

Pekerjaan yang menumpuk hari ini membuatku merasa sangat lelah. Aku menjadi tak sabar untuk tiba di rumah dan merileks-kan tubuhku dengan berendam air hangat.

Berdiri di depan elevator, aku melipat kedua tanganku di depan dada. Suasana di kantor masih cukup ramai karena ada beberapa karyawan yang mendapat jatah lembur, termasuk Kelly.

Ketika aku sedang menunggu elevator, seseorang secara tiba-tiba datang dan berdiri disampingku. Menoleh, kulihat sosok Mr. Styles disana. Ia mengenakan kemeja berwarna putih tanpa jas. Hal itu membuatnya terlihat semakin tampan. Rambut keritingnya terlihat begitu lembut.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" membuyarkan pandanganku, aku dapat merasakan pipiku memanas. Sial, apakah dia menyadarinya sedari tadi?

"Maaf?"

"Ayolah Elizabeth, kau pikir aku tidak tahu jika kau sibuk mengamatiku, hmmm?" mengatakan dengan cengiran kecil, Mr. Styles lagi-lagi berhasil membuatku merasa malu. "Apakah itu berarti kau tertarik padaku?" pertanyaan itu sontak membuatku mematung.

Mr. Styles [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang