-32-

31.2K 2.3K 244
                                    

-Harry's POV-

Berjalan memasuki sebuah ruangan, aku membawa serta sebuah dokumen ditanganku. Dokumen ini berisi beberapa bukti yang Zayn bawa-mulai dari sidik jari, catatan kepolisian dan sebagainya.

Sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat, siang ini aku bersama dengan Zayn dan Liam akan membahas tentang kasus penyelinapan yang terjadi beberapa waktu lalu di perusahaan milik Zayn. Tidak hanya itu, rencananya aku akan membahas tentang kasus penculikan terhadap Elizabeth.

Selama tiga hari belakangan, aku meminta bantuan beberapa anak buahku untuk mengungkap kasus penculikan ini, namun mereka masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Bagaimana pun caranya, aku harus bisa menemukan Elizabeth.

"Duduklah," kataku mempersilakan mereka berdua untuk menempati tempat duduk yang sudah disediakan. "Kuharap aku tidak membuang waktu berharga kalian untuk membahas masalah ini." aku melanjutkan ucapanku, masih dalam posisi berdiri.

"Tidak, karena hal ini menyangkut perusahaanku, Styles." Zayn merapikan dasinya. Ia terlihat sangat santai, walaupun hal ini bisa membahayakan perusahaannya.

"Baiklah, dokumen yang ada ditanganku ini adalah beberapa bukti yang telah Zayn berikan. Dari bukti yang kita miliki, kemungkinan besar kita bisa memecahkan kasus tentang penyelinapan dan kasus penculikan terhadap salah satu karyawanmu, Zayn."

"Bagaimana kita dapat memecahkan kasus penyelinapan dan penculikan itu?" Zayn mengangkat tangannya.

"Aku akan meminta bantuan dari beberapa FBI, kurasa mereka dapat membantu kita." aku menjawab pertanyaan Liam, membuatnya menganggukkan kepala.

"Dan aku akan meminta bantuan dari beberapa temanku yang berasal dari anggota kepolisian." tambah Liam. Ah, aku hampir melupakan hal ini; Liam memiliki beberapa teman yang berasal dari anggota kepolisian Inggris. Mereka akan sangat membantu.

"Semudah itukah?" timpal Zayn.

"Malik, aku mengenal beberapa anggota FBI. Jadi, akan menjadi hal mudah bagiku untuk meminta bantuan mereka. Kau tidak perlu khawatir, okay?" aku berusaha untuk meyakinkan Zayn yang nampaknya tidak percaya.

.....

Merapatkan jaket yang sedang aku kenakan, aku berusaha untuk mengikuti Louis yang baru saja keluar dari ruangannya. Ia nampak mengenakan mantel tebal dan membawa sebuah tas berwarna hitam.

Gerak-geriknya terlihat begitu mencurigakan. Ia selalu menggunakan kesempatan pada saat jam makan siang untuk pergi keluar, seperti sekarang ini. Hal itulah yang membuatku sedikit yakin jika Louis memang benar-benar terlibat dalam kasus penyelinapan dan penculikan.

Berjalan pelan tanpa menimbulkan suara, aku berusaha untuk tidak membuatnya merasa curiga. Louis terus berjalan hingga Ia berada di depan pintu elevator yang masih tertutup.

"Shit," umpatku begitu sadar jika aku tidak mungkin berada di dalam elevator yang sama dengannya. "Tangga..."

Dengan cepat aku membalikkan tubuhku, lalu berlari kecil menuju tangga belakang. Beberapa karyawan menyapaku, namun aku memilih untuk tidak mempedulikan mereka karena urusanku jauh lebih penting dibanding membalas sapaan mereka.

Aku melangkah dengan begitu cepat menuruni setiap anak tangga, hal tersebut menimbulkan suara langkah kaki yang cukup keras. Ini adalah pertama kalinya bagiku menggunakan tangga dibandingkan elevator.

Setelah berhasil menuruni banyak anak tangga, akhirnya aku tiba di lobby. Dengan nafas tersengal-sengal, aku mencoba untuk memeriksa elevator...-itu Louis, Ia baru saja keluar dari elevator bersama dengan beberapa karyawan.

Mr. Styles [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang