-02-

57.9K 3.1K 356
                                    

Aku merapikan pakaian kantorku sebelum akhirnya keluar dari kamar mandi dan melangkah pergi. Pagi ini aku datang lebih cepat bersama dengan Kelly. Kami memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum jam kerja dimulai.

Saat aku sedang berjalan, aku melihat Madison yang sedang duduk di atas pangkuan Mr. Styles, dan itu sangat menjijikkan. Dengan cepat aku melangkah pergi agar mereka tidak menyadariku. Bagaimana bisa seorang CEO dan sekretarisnya berbuat seperti itu di kantor? Tidakkah mereka memiliki ruangan khusus?

"Kau tahu pemandangan yang aku lihat tadi?" ucapku pada Kelly.

Ia menoleh padaku, "Apa?" balasnya.

"Kulihat Madison sedang duduk di atas pangkuan Mr. Styles tadi."

"Ew, kau melihatnya? Lalu apakah mereka melihatmu?"

"Tidak, untungnya mereka tidak melihatku. Jika mereka melihatku, aku dalam masalah yang sangat besar. Aku tidak habis pikir mengapa Madison bisa berbuat seperti itu dengan atasannya sendiri. Usianya bahkan 8 tahun lebih tua daripada Mr. Styles."

"Dan dia sudah memiliki suami." kami berdua terkekeh karena tidak henti-hentinya membahas tentang Madison, bahkan tidak hanya kami. Banyak karyawan yang membahas tentang wanita berusia 34 tahun ini. Pasalnya dia sudah memiliki suami dan kini terlihat bermesraan dengan atasannya?

Ditambah lagi dengan Mr. Styles yang memang senang sekali 'bercanda' dengan sekretaris-sekretaris seksinya itu. Dulu, saat Mr. Ballack yang masih menjadi seorang CEO, sekretaris di perusahaan ini bekerja dengan baik dan tidak ada pemandangan yang aku lihat seperti tadi. Aku bahkan sangat menyegani sosok Mr. Ballack. Ia memiliki wibawa yang tinggi dan juga sangat bijaksana. Ia bersikap sopan pada karyawannya.

Mungkin karena usianya yang juga sudah cukup matang, sementara Mr. Styles? Usianya baru 26 tahun dan sudah memegang posisi sebagai seorang CEO. Tak salah memang karena Mr. Styles adalah orang yang jenius. Setiap pekerjaannya selalu diapresiasi. Perusahaan mengalami sedikit kemajuan dan sering sekali mendapatkan profit.

"Ellie, tolong antarkan dokumen ini ke ruangan Mr. Styles." ucap Mrs. Denise-dia adalah seniorku disini. Dia tidak seperti Mr. Gerard yang sangat menyebalkan.

"Baik akan aku antar." balasku seraya meraih dokumen yang dipegang oleh Mrs. Denise.

Aku melangkahkan kaki meninggalkan Kelly. Seketika jantungku berdegup dengan kencang saat ingin masuk ke dalam ruangan Mr. Styles.

"Tenanglah Ellie, kau hanya perlu mengantarkan dokumen ini." kataku pada diriku sendiri.

Aku mengetuk pintu ruangan. Begitu mendengar suara Mr. Styles untuk menyuruhku masuk, aku langsung membuka pintu. Kulihat Ia sedang bekerja, pandangannya tetap difokuskan pada layar komputer.

Perlahan aku berjalan menghampirinya, kemudian meletakkan dokumen tersebut ke atas mejanya. Ia nampak memandang ke arah map tersebut sebelum akhirnya memandang ke arahku, dengan sebuah senyuman kecil. Aku tidak mengerti mengapa Ia lebih sering tersenyum padaku akhir-akhir ini, karena kupikir Ia tidak menyukai karyawan sepertiku.

"Aku diminta oleh Mrs. Denise untuk mengantarkan dokumen itu." ucapku pelan.

"Terima kasih Ellie."

"Kalau begitu aku permisi, terima kasih Mr.-"

"Kau bisa memanggilku Harry. Terkadang aku merasa panggilan sebagai Mr. Styles terlalu buruk bagiku. Aku merasa asing dengan panggilan itu."

"Baiklah-Harry." kini aku yang merasa aneh karena memanggilnya dengan sebutan Harry. Aku tidak terbiasa jika memanggil atasanku atau orang yang lebih tua dariku hanya dengan nama, kecuali untuk Kelly, karena dia adalah temanku.

Mr. Styles [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang