30

1.4K 184 20
                                    

Selamat membaca ygy


¤α¤

Sudah hampir satu bulan semenjak Vion keluar dari tempat rehabilitasi dan mulai menata kehidupan baru dengan menjadi pribadi yang baru

Orang pertama yang Vion ingin menemui adalah Ara namun niatnya pun di urungkan karena mendengar kabar mengenai Anin dari Om alex

Vion merasa sangat terpukul saat mengetahui calon anak mereka yang sudah sangat dia dambakan harus pergi untuk selamanya

Karena kondisi Anin yang tidak memungkin kan hingga bayi mereka tidak bisa terselamatkan

" Maafin Papa ya Nak "

Lirih Vion mengelus pusaran batu nisan milik anaknya yang diketahui berjenis kelamin perempuan

Air mata Vion turun bersamaan dengan tangisnya yang terdengar sangat pilu karena kehilangan buah hatinya seperti kehilangan setengah dirinya

" Sudahlah nak, dia sudah bahagia disana, dia pasti sedih melihat ayahnya terus menangisi dia seperti ini "

Ucap Alex mencoba menguatkan Vion terus menangis

Di saat bersamaan pula Anin bersama mamanya juga tiba untuk berziarah ke makam anaknya yang selalu dia datangi setiap 1 minggu sekali

Pertemuan keduanya terlihat begitu canggung namun Vion yang merasa sudah sangat berdosa pada Anin hanya ingin memperbaiki semuanya

Melihat kesungguhan Vion membuat hati Anin tersentuh bagaimana tidak Vion bersimpuh pada Anin mengakui semua kesalahannya dan meminta maaf dengan hati yang begitu tulus dan berjanji akan bertanggung jawab dengan menikahi Anin dan memberikannya kebahagian padanya

Alex dan mamanya juga tersentuh hatinya melihat permintaan maaf dari Vion dengan berurai air mata dia mengatakannya pada Anin yang juga ikut tersentuh dan mau memaafkan Vion

Setelah kejadian di makam itu, hubungan Anin dengan Vion mulai membaik, seolah memulai semuanya dari Awal.

Setiap harinya Vion menghabiskan waktunya untuk menemani Anin bertemu psikolog untuk cek kondisi mentalnya karena kejadian yang menimpanya kemarin

Vion begitu sabar menghadapi mood Anin yang kadang tidak stabil dan terkadang begitu sensitif, rasa sayang Vion pada Anin setiap harinya semakin tumbuh walau Anin masih terlihat biasa saja dengan perhatian darinya

Hari ini Vion mengajak ingin Anin untuk jalan-jalan Sambil mengenderai motornya, sesekali Vion menoleh ke belakang untuk melihat Anin yang terlihat begitu menikmati setiap jalanan yang mereka lewati

Perasaan Vion sebenarnya tidak enak seperti orang yang was-was. Dan Anehnya, di sepanjang jalan Vion terus kepikiran.

Dan akhirnya bunyi keras dan goncangan hebat membuat Vion kaget, nggak hanya goncangan, tapi sakit yang luar biasa di kepala, Vion merasakan pusing serasa dunia ini berputar sangat kencang sekali

Penglihatan Vion semakin kabur namun masih berusaha untuk menyadarkan, apa yang sebenarnya terjadi.

Tiba-tiba Vion melihat Anin yang sedang tidur di jalanan, samar-samar Vion melihat Anin seolah-olah tidur nyenyak, aku merasa mimpi, mana mungkin Anin tidur di jalan, perasaan baru tadi aku boncengan dengan dia.

Vion berjalan mendekati Anin, tapi orang-orang yang ramai lebih dulu menghampirinya

Di sisi lain Vion merasa semakin kesakitan dan nggak kuat lagi dan akhirnya yang terlihat hanya kegelapan.

"Vion, kamu nggak apa-apa Nak, ini Papa."

Vion memandangi wajah papanya
Dia seperti orang yang ketakutan, dan mulai melihat sekeliling, namun tiba-tiba Vion baru sadar dengan memanggi kepalanya seolah selintas kejadian tadi malam teringat lagi olehnya

"Pa, Anin mana? Dia baik-baik aja kan?"

"Vion, nanti aja, kamu istirahat dulu, kamu masih sakit Nak."

"Nggak Pa, Vion nggak merasa sakit apa-apa, sekarang Vion mau lihat Anin, dimana dia Pa?"

"Vion, luka kamu belum kering betul, tadi kamu terus-terusan ngigau kalau kamu ngerasain sakit."

"Pa, Vion nggak ngerasa sakit, benaran, nggak tau kenapa Vion ngerasa sehat dan kuat Pa, sekarang pokoknya Vion mau ketemu Anin, pasti saat ini dia butuhin Vion banget."

"Vion, saat ini Anin nggak butuh siapa-siapa lagi, dia udah aman, dia udah tenang di sana, sekarang udah bahagia dengan kehidupannya sendiri, ada yang menjaga dia di sana."

"Apa? Apa Pa, maksud Papa? Papa bohong!! Vion nggak percaya, nggak mungkin, nggak mungkin itu terjadi sama Anin, Vion udah janji Pa nggak akan pernah ninggalin Anin lagi, Vion sayang Anin, Vion sayang Pa Ma .... nggak, nggak mungkin....

Teriakan Vion membuat semua suster datang ke tempatnya , mereka berusaha menenangkan Vion , tapi aku nggak bisa, air mata Vion mengalir terus tiada hentinya, salah seorang suster baru saja akan memberinya suntikan penenang, tapi cepat-cepat Vion elakkan.

Tolong jangan suster, saat ini gue nggak butuh itu, gue hanya ingin menangis, gue nggak rela, kenapa Anin pergi ninggalin gue, gue udah janji nggak akan bahagiakan dia , tapi kenapa? kenapa sekarang justru Anin pergi selamanya, dan aku tau dia nggak akan pernah kembali lagi kan untukku? Kenapa kamu tinggalin aku Anin?"

"Vion, ini udah takdirnya, waktu Anin udah habis di dunia, Kamu harus yakin kalau sekarang Anin udah bahagia bersama anak kalian di sana, "

"Pa, kenapa justru Anin, kenapa bukan Vion aja yang ada di sana? Vion mau kok Pa, Menggantikan Anin, Anin sudah cukup menderita gara-gara Vion Pa! Vion sayang sama Anin Pa, atau biarkan Vion untuk bersama Anin dan anak kami sekarang, Vion pengen menyusul dia Pa, Vion nggak mau hidup di dunia ini tanpa dia, percuma Pa, percuma kalau nggak ada Anin di sini, hidup Vion nggak ada arti apa-apa."

Dengan cepat suster-suster itu memegang seluruh tubuh Vion, dan sesaat kemudian Vion pun tertidur, di alam mimpi Anin datang padanya.

Dengan pakaian yang serba putih Anin dan sosok anak kecil tersenyum padanya. Dia berjalan mendekat, Anin kelihatan senang sekali, seolah-olah dia mendapatkan kebahagiaan yang baru, yang tiada duanya di dunia, melihat Anin terus-terusan tersenyum bersama anak yang di ada dalam peluknyanya, rasanya Vion ingin sekali ikut bersama mereka, ikut merasakan kebahagiaan yang mereka rasakan saat ini.

Vion berusaha memeluknya dan menggenggam tangannya, Anin membalas pelukan Vion dan mendekapnya, kembali Vion merasakan kenyamanan bersama keduanya

Vion merasakan keduanya seolah memberiku kekuatan dan ketegaran padanya

Anin membelai rambut Vion dengan penuh rasa sayang dan anak kecil itu terus tertawa bahagia membuat Vion menangis haru, tapi pelan-pelan anin melepaskan genggamannya, dia justru menjauh , semakin jauh, jauh dan hilang dari penglihatan.

Dan Saat Vion sadar, dia pun kembali menangis lagi, bukan menangis karena menahan sakit pada kepalanya, tapi menangis karena hatinya yang terasa amat sakit

Semua orang sudah pergi dari makan namun Vion masih enggan untuk beranjak dan masih bersimpuh di pusaran batu nisan Anin yang masih basah karena hujan yang masih terus turun namun tiba-tiba Vion merasakan ada seseorang di sampingnya dan menaunginya dengan payung

Sosok itu membuat Vion mendongkrak wajahnya menatap ke arah orang tersebut dengan matanya yang masih bengkak dan sulit melihat lebih jelas lagi hingga dia mengucek kedua matanya namun dirinya begitu terkejut

" sudahlah Jangan nangis lagi, Anin sudah bahagia sekarang disana "

Lagi-lagi Vion masih tidak menyangka jika orang yang selama ini menjauhinya bahkan sangat membencinya sedang berusaha menguatkannya sekarang dan rela menungguinya saat semua orang sudah pergi




















Tbc

Hai.......apa kabar klen ?

Part ini sedih gak sih atau biasa aja 🤔😅

Soulmate { CHIKARA } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang