♦Chapter 6♦

415 58 1
                                    


Silahkan bagi yang mau nabok saya....

___________________________________

Dengan resah, Yoshi memeriksa setiap ruangan bar. Tak henti bibirnya memanggil sang Paman. Dan ... nihil. Sekalipun hanya suara sebagai jawaban atas panggilannya pun tak didapatnya.

Kecuali, pada meja kerja Keigo. Dimana telah terkulai berantakan penutup meja yang tak lagi polos. Ia ternodai. Dengan merah yang dikenalinya sebagai darah. Yoshi lemas seketika. Prasangka buruknya semakin bergemuruh. Menguasai benaknya yang kian mengeruh. Pecah sudah apa yang ia tahan. Ketakutannya tak lagi dapat terbendung.

Brak!

"Dimana Ke-" Insu terengah-engah setelah berlari, begitu mendengar raungan Yoshi. Ia mendekat saat melihat Yoshi yang semakin terisak. "Apa yang terjadi?"

Lantas, kain kumal yang sedang didekap Yoshi menjadi pusat perhatiannya. Dan noda merah itu jelas pertanda buruk.

"Panggil semuanya, perintahkan untuk mencari Keigo! Aku punya firasat buruk tentang ini!" ucap Insu lantang. "Juga, perintahkan Tanaka untuk menyeret pulang berandal itu. Ada sesuatu yang harus kupastikan."

Insu yang bergegas berdiri, menjadi sebab mengapa Yoshi juga melakukan hal yang sama. Dan, begitu tegak kakinya, mendadak telinganya berdenging. Suara ribut bercampur intuisi buruk menyerang dari segala haluan. Beban berat seolah dibebankan begitu saja pada kepalanya. Benar-benar berat! Mungkinkah itu menjadi penyebab kenapa penglihatannya kini memburam?

"Kau harus per-"

Apa yang dikatakan Tuan Insu? Seolah diserbu ribuan bintang, suara-suara disekitarnya teredam, digantikan dengung hebat. Disaat yang sama, objek-objek yang ditangkap matanya kian pudar dan semakin pudar, hingga...

"Yoshi!"

... semuanya gelap.

____________________________________

Selepas kepergian Insu yang memboyong keponakannya, dendang sumbang bersamaan detik jam, mengisi ruangan kerja Keigo. Bertumpu pada meja, ia tatap penuh binar lembaran-lembaran uang.

"Ah, jadi begini rasanya punya banyak uang." Mulai dari mobil mewah, hunian kelas atas, hingga masuk majalah populer, segala hal itu menari-nari dalam benak Keigo, membentuk senyum yang lebih bisa disebut seringai, sebenarnya.

Bayangan indah Keigo kemudian terputus saat pintunya diteror ketukan. Berdecak kesal, ia buka pintunya.

"Ada apa?" Sedikit menggertak Keigo pada sosok tersebut. Namun, mendapati bahwa orang bertopi didepannya ini hanya menunduk, memasuki ruangannya, dan terdiam kaku, ia menjadi dongkol. "Yak, kau tak dengar pertanyaanku?"

"Kau harus pergi."

Seseorang itu merapatkan topinya, menggelitik sisi penasaran Keigo alih-alih menggubris apa yang diminta oleh orang tersebut. "Kau bukan karyawanku. Bahkan aku tak mengenalimu. Siapa kau?" tuding Keigo yang semakin curiga dengan perempuan yang sedang mengitari mejanya tersebut. Apa ia seorang pencuri? Keigo memicingkan mata, menatap dengan waspada. Diam lagi-lagi yang diajak bicara. Hanya, gerak-geriknya yang semakin terbaca oleh Keigo, menunjukkan ia tengah menganalisa ruangannya.

"Yak! Kau tak dengar ucapanku, hah?! Siapa kau?!"

Tangan Keigo dengan cepat terulur demi menyingkirkan topi itu, sayang ia kalah gesit dengan orang tersebut. Kini, ia harus mengaduh karena wajahnya yang terbanting keras ke arah meja. Dengan tangan yang kini terpiting ke belakang, ia rasakan sesuatu seolah mengalir dari hidungnya.

"Sia-"

Namun, saat hendak untuknya memaki, lehernya sudah disisipi sesuatu. Aneh, sebab setelahnya penglihatannya langsung buram, dan kepalanya terasa dijejali seribu batu.

"K-kau..." Topi itu pada akhirnya dibuka, menampakkan seseorang yang sama sekali tak ia duga akan ada di depan matanya. "B-brengsek!" makinya, meski semakin sekarat suara di akhir.

Wanita itu tak tersinggung, justru menyeringai lebar dalam keremangan. "Senang bertemu denganmu, Otsuka-san."

PiyoPyong!

CHERRY BOY || YOSHI || JunJiJaeShiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang