Info : Part ini cukup panjang, silahkan dipersiapkan posisi nyaman
-Love Me, Love Me Not-
Jee Hoon benar, Ji Eun tidak pernah minum, apalagi merokok. Ji Eun bahkan terus menyarankannya untuk berhenti pada dua hal itu. Dan jika mendadak sekarang Ji Eun menjadi salah satu penggunanya, patut diduga bahwa Ji Eun sedang dititik paling rendah hidupnya.
Tapi tunggu dulu, bagaimana tentang Ji Eun yang tiba-tiba minum di sana setelah kedatangannya? Apakah ini bukan semacam rencana liciknya seperti biasa untuk dikasihani dengan meminta Jee Hoon memanggil Soo Hyun utuk melihatnya?
Seputus asa itukah Ji Eun hingga harus seperti ini?
Dan satu lagi, Ji Eun mengaku hamil. Jika dia hamil, mungkinkah Ji Eun minum alkohol sebanyak itu dan merokok sebanyak itu?
Tidak mungkin Ji Eun berani melakukannya jika memang merasa hamil dan perlu menjaga kesehatan kandungannya.
Lihat? Semua kebohongan Ji Eun semakin terbongkar satu persatu. Terjawab dari bagaimana Ji Eun tidak mampu menahan dirinya tentang semua hal yang menyangkal kebenaran kehamilan itu.
Wanita hamil macam apa yang akan mabuk-mabukan, berteman rokok seperti itu?
Ji Eun, oh Ji Eun. Tidak selamanya kau bisa menutupi kebenaran dengan kebohongan sialanmu.
Ternyata benar dugaan Soo Hyun dan Ji Won selama ini. Ji Eun sudah menipunya, dan Ji Eun tidak benar-benar hamil seperti pengakuannya selama ini. Dan andai saja wanita itu tidak membohonginya, Soo Hyun tidak perlu menikahinya dan tidak akan pernah mencetuskan rencana pernikahan itu lebih dulu.
Soo Hyun akhirnya memutuskan mendorong pintu yang menghalanginya mendekati Ji Eun, berjalan lambat untuk sampai pada kursi yang di duduki Ji Eun. Dan dilihatnya wanita itu masih membelakangi dan sibuk dengan gelas minumnya.
Soo Hyun berhenti di sisi kiri kursi Ji Eun, "lihat, siapa yang bersenang-senang di sini setelah menghancurkan hidup seseorang", ujar Soo Hyun sambil bertepuk tangan sebagai satir untuk menyindir apa yang Ji Eun lakukan.
Ji Eun yang sangat mengenal suara itu sudah terlalu lelah hanya untuk menoleh dan melihat Soo Hyun dan menjawab pria itu dengan pembelaan apapun. Tidak hanya Soo Hyun, Ji Eun juga lelah berjuang sendirian untuk mereka.
"Sangat mengherankan, bagaimana wanita hamil sepertimu sanggup minum alkohol sebanyak ini?" Lanjut Soo Hyun dengan serangan keduanya. Dia bahkan telah melupakan apa yang dilakukannya sore ini kepada Ji Eun, termasuk ke lengan dan lututnya.
"Kau tidak takut terjadi sesuatu pada calon bayimu?"
Soo Hyun kembali mempertegas, yang sebenarnya hanya untuk mengatakan bahwa Ji Eun tidak pernah hamil.
"Atau kau juga hanya orang egois, kau tidak peduli pada kandunganmu dan membiarkan dia tersiksa hanya karena keinginanmu sendiri?"
Ji Eun yang selalu diam itu mulai mendongkak, membalas serangan tatapan dari Soo Hyun tanpa semangat seperti yang dulu-dulu.
"Apa yang kau harapkan untuk ku lakukan?" Balas Ji Eun dengan suara pelan, "aku tidak punya teman, aku tidak punya keluarga dan aku tidak punya siapa-siapa untuk ku ajak bicara", lanjutnya yang mungkin menurut Soo Hyun terlalu dilebih-lebihkan, sekalipun sebenarnya Ji Eun mengatakan yang sesungguhnya.
"Ya tentu saja, dengan perilaku jahatmu. Aku yakin kau tidak punya siapapun, apalagi untuk peduli dengan kesedihanmu", balas Soo Hyun dingin dan segera dianggukan Ji Eun setuju.
"Kau benar. Aku selalu sendirian, tidak ada orang yang mengatakan semua akan baik-baik saja karena aku terlalu jahat. Hanya memikirkan inginku sendiri, kemudian menyakiti orang lain"