PART 1

273 20 1
                                    

Seoul, April 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoul, April 2022

Awal April di Seoul, Korea Selatan, hari seakan berlari. Waktu berganti dengan cepat menuju gelap, membawa penat yang dititipkan penduduk bumi untuk ia adukan.

Saat itu, dalam malam yang terus tenggelam. Langit membuang sedih, dia mengucur cepat dan menghajar bumi. Hujan itu turun dengan bringas dan tidak mengenal ampun.

Namun, langit dan bumi yang sedang bertentangan itu tidak menjadi penghalang pengisi bumi untuk menyelinap kegalauan langit dan terus berusaha menikmati malam kelam.

Kim Soo Hyun, salah satu dari sekian orang yang sedang tidak mau menikmati sepinya sendirian, juga melakukan hal yang sama pada salah satu bar di sisi kota.

Pria dewasa 36 tahun itu duduk manis dan ditemani gelas kristal berisi vodka. Alkohol berkadar tinggi, bening, dan tidak berwarna itu berdiri pada meja di depan Bartender. Gelas kesekian yang ditandaskannya, dan sudah memenangkan kesadaran Soo Hyun menjadi tungkapan bahu, juga wajah yang mencium atas meja.

Coat beserta jas kantor yang ia kenakan sebelum menjadi penunggu bar yang mulia, telah berpindah pada kursi kosong di sampingnya. Tersisa kemeja putih memeluk tubuh, serta dasi yang telah melonggar pada kerah kemeja, dan tangan kemeja yang sudah tergulung tidak rapih di lengannya.

Soo Hyun mabuk berat, sangat berat.

Terpujilah Tuhan karena dia bukan sejenis pemabuk yang menyebalkan. Mabuknya Soo Hyun hanya diam, sesekali mendumel pada dirinya sendiri, dan jarang menciptakan keributan yang mengganggu pengunjung lain.

Soo Hyun hanya seorang pengunjung yang ingin menghibur diri, melepas penat, dan menolong stress dengan sahabat sejatinya bernama alkohol. Kemudian tempat bernaungnya untuk bisa melakukannya tanpa terusik oleh kebisingan yang berlebihan seperti club malam adalah, tempat dimana saat ini dia duduk dan menikmati pedih yang menghajarnya.

Memang sedang ada sekelumit pahit meracuni hati Soo Hyun yang semakin kebas. Kegalauan yang merajai dirinya dan sesekali kehilangan pengendalian diri, dan berujung seperti saat ini.

Pria itu sedang patah hati.

Berbeda dari kasus patah hati kebanyakan, Kim Soo Hyun adalah jenis yang mencampakkan seseorang, bukan karena dicampakkan. Seseorang yang memaksakan diri untuk mengakhiri komitmen saat sedikitpun perasaannya tidak pernah bisa ia akhiri.

Kesedihan yang sudah berangsur 3 bulan terakhir, yang menghancurkan hatinya dan juga mengacaukan kehidupannya selama 3 bulan terakhir itu ia gunakan dengan menyiksa tubuh dengan bekerja terlalu berlebihan, juga minum-minum tak mengenal batas.

Putus hubungan komitmen dengan seseorang yang Soo Hyun masih cintai adalah titik terendahnya untuk sekian lama. Setelah itu, demi menolong hidupnya yang masih harus berjalan, pada awalnya Soo Hyun sudah mencoba belajar menerima kenyataan dan berdamai dengan itu sesakit apapun keadaannya.

Love Me, Love Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang