Kembalinya Rangkaian Teror

1 0 0
                                    

Hai (,,^♡^,,)

***

Pukul 01.30

Kerongkongan Dowoon rasanya kering bak Gurun Gobi. Dengan berat hati, anak itu keluar menuju dapur untuk mendapat segelas air. Setelah menuntaskan rasa dahaganya, ia berniat kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur.

"Nyoba shalat tahajud kali ya? Mana tahu ntar ketagihan." Monolog Dowoon di perjalanannya menuju ke kamar.

Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat sesuatuㅡseseorang tiba-tiba jatuh dari tangga. Ia langsung berlari menuju korban.

Ingin rasanya satu persatu organ dalam Dowoon meloncat keluar dari  tubuhnya dan berlari sejauh yang mereka mampu.

Yoon Dowoon, 16 tahun. Melihat dirinya sendiri terguling dari tangga dengan 5 luka tusuk di bagian perut. Tak hanya itu, sebilah pisau masih menancap di mulutnya.

Dowoon berlari ke arah kamar dan tak lupa menguncinya. Tak ada yang bisa ia rasakan selain tangan dan kakinya gemetar. Dowoon jatuh terduduk, keringat dingin mulai mengucur dari pelipisnya. Detak jantung Dowoon sempat terhenti beberapa detik, kemudian berdetak dengan kecepatan tidak normal.

Apa itu? Mungkinkah teror yang sempat terhenti mulai muncul kembali? Apa penyebabnya?

Dowoon menatap sekelilingnya nanar, tak ada tenaga hanya untuk merangkak kembali ke atas ranjang miliknya. Kaki dan tangannya masih gemetar dan kerongkongannya tercekat. Penglihatan Dowoon mengabur kemudian semuanya menjadi gelap.

Pagi hari, 04.40.

"Woee bangun lu pada!" Teriak Brian dari arah dapur. Tak lupa pula ia memukul kedua pantat panci, menghasilkan bunyi yang mengganggu sekali. Sungjin tertawa terpingkal-pingkal saat Jae turun tergesa-gesa ke dapur hanya untuk men-smackdown Brian.

Lagi-lagi suasana menjadi ricuh ketika Wonpilㅡyang baru saja bangun, tiba-tiba menjadi suporter dadakan untuk acara gulat pagi hari antara Brian vs Jae.

Sungjin memeriksa semua makhluk hidup yang sudah bangun.

"Dowoon mana?"

Sontak semuanya menoleh ke arah belakang. Tak ada batang hidung Dowoon. Biasanya anak itu yang usil membangunkan Jae, Wonpil dan Brian dengan menyamar menjadi mbak demit. Akan tetapi pagi ini aneh sekali, Dowoon tak melakukan hal yang sudah menjadi rutinitasnya. Dengan langkah tergesa-gesa, Jae dan kawan-kawan menuju kamar Dowoon yang tak jauh dari dapur. Firasat mereka mengatakan bahwa Dowoon tidak baik-baik saja.

Semakin dicoba untuk menepis firasat buruk itu, semakin kuat ia menggerayangi kepala para lelaki tampan paripurna itu.

"Un..." Sungjin mencoba membuka knop pintu kamar Dowoon. Akan tetapi, pintu itu tak bisa terbuka sebab Dowoon menguncinya di dalam. Menyerah dengan memutar knop pintu berkali-kali, Sungjin mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu.

Brak!

Dobrakan pertama gagal.

Brian berinisiatif untuk membantu Sungjin. Dua lainnya hanya bisa membantu dengan doa.

Brak!

Dobrakan kedua juga tak kunjung membuahkan hasil. Akhirnya mereka mendobrak pintu bersama-sama.

Danar, Pejuang Matahari di Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang