Halooo
***
Sudah dua bulan lamanya setelah kejadian yang tak mengenakkan itu menimpa mereka telah berakhir.
Yah berakhir dalam tanda kutip.
Belum tentu bagaimana kedepannya. Tinggal menunggu pemicu saja untuk kembali datang menggentayangi lima bersahabat yang 90% dari mereka otaknya kena damage.
Yahh sedikit informasi, mereka berlima selama 'pembersihan asrama' menginap di rumah Younghoon yang mewah selama satu pekan. Yap, selama itu pula kesabaran Younghoon benar-benar diuji oleh Yang Maha Kuasa. Ingin rasanya Younghoon menguliti mereka satu persatuㅡyah terkecuali Sungjin.
Kini Dowoon hanya menatap keluar jendela kelas. Tak ada sedikit pun minatnya terhadap pelajaran yang sedang berlangsung pagi menjelang siang ini. Tiba-tiba Dowoon teringat, bahwasanya kemarin ia menyimpan setangkai permen di dalam tasnya. Ketika ia sibuk mencari, Sang Guru mata pelajaran jam itu berjalan ke arahnya. "Nyari apa Nak Dowoon?"
"Nyari semangat belajar pak."
Seisi kelas tertawa mendengar jawaban santai yang terlontar dari mulut Dowoon. Guru tersebut hanya bisa geleng-geleng kepala, ia tak habis pikir mengapa ia bisa bertemu dengan siswa seperti Dowoon. "Makanya fokus. Fokus biar semangat." Titah beliau sembari memukul kepala Dowoon dengan spidol."Aduh si bapak kdrt nih." Desis Dowoon.
"Nah sekian pembelajaran hari ini. Untuk bab selanjutnya, kalian akan dibagi menjadi tujuh kelompok."
"Inginku menangis menyesaliㅡ"
"Ada apalagi Nak Dowoon? Mau bapak colok matamu pakai spidol?"
"Hehe nggak pak."
"Kalian buat di kertas karton manila, buat tentang apa saja yang berkaitan dengan Zaman Paleolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, Megalithikum, lalu Kebudayaan Bacson-Hoabinh, Dong Son, serta Sa Huynh. Buat semenarik mungkin. Nah sekarang kita bagi kelompok, hari...kapan kita bertemu lagi?" Tanya guru sejarah yang bername tag Jackson itu membolak-balikkan kertas map absen. "Hari sabtu pak." Seru seorang anak berkaca mata yang duduk paling depan. "Okay...sekarang kita bagi kelompok."
Setelah pembagian kelompok dengan cara berhitung dari 1 sampai 7, Sang Guru sejarah keluar dari kelas.
Hening sesaat, kemudian ketua kelas berdiri di depan kelas. "Bismillah. Ntar kalo Pak Heechul tanya kita lanjut materi, bilang aja iya! Soalnya ulangan kali ini mendadak banget ngga sih?"
"Iya!" Jawab semua anggota kelas secara serempak. Dowoon mengedarkan pandangannya untuk mengabsen semua penduduk rimba-ralat, penduduk kelas X IPA 1. Sialnya Sungjin tidak ada, anak itu keluar bersama dengan Pak Jackson, Dowoon rasa Sungjin ada urusan dengan alam.
"Mampus..." Desis Dowoon. Anak yang duduk di depan Dowoon menoleh ke arah si pembicara dengan tatapan bertanya. "Nggak ada hehe."
"Assalamu'alaikum wahai calon pemimpin negara..." Pak Haechul sang guru fisika masuk ke dalam kelas disertai dengan salamnya yang khas, di belakangnya ada Sungjin yang tengah membawa lks milik warga kelas yang pekan kemarin dikumpulkan untuk nilai tugas.
"Wa'alaikumussalam pak!"
"Terimakasih ya Sungjin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Danar, Pejuang Matahari di Kala Senja
Horor|Brian: Sungjin~ |Brian: main yok! |Wonpil: jangan mau Jin! Ntar sama Brian diajarin mainin hati cewek |Brian: Lama-lama gue cekokin juga lo sama kopi sianida |Jae: ngomong-ngomong kasus itu diadilin dimana? |Brian: di kafe |Dowoon: di pengadi...