BAGIAN 3
***
Hari ini Diana benar-benar merealisasikan kegilaan yang ia rangkai semalam bersama sang adik. Mengatakan dengan lantang dan penuh keyakinan di depan banyak pasang mata bahwa dirinya telah memiliki calon suami kendati kenyataannya tidak demikian.
Masa bodoh dengan apa yang terjadi setelah ini. Dia sedang tidak ingin peduli pada nasibnya kelak. Entah bagaimana akhirnya, yang terpenting dia sudah menolak lebih dulu lamaran Rudi. Melihat bagaimana tadi pria itu bertingkah sok akrab padanya saja sudah membuat ilfeel. Ditambah lagi dengan kerlingan menjijikan. Intinya dia tidak akan sanggup menghabiskan sisa umurnya bersama pria lebay dan genit sejagat raya.
Apapun yang terjadi, dia akan berusaha keras mendapatkan pendamping hidup yang akan ia bawa ke hadapan orang tua yang kini tengah menatapnya dengan sorot tak percaya.
Ah, memang siapa yang akan percaya pada pengakuannya yang sangat mendadak ini? Terlebih orang tuanya tahu betul jika selama ini tak ada satupun pria yang ia bawa ke rumah. Sebenarnya cukup wajar mereka mencarikan dirinya pasangan hidup. Memangnya orang tua mana yang tidak khawatir jika putri mereka yang sudah berumur belum juga kunjung menikah?
"Jangan bercanda kamu, Diana!" bentak Hardi pada putri sulungnya yang langsung menelan berat salivanya.
Jangankan orang lain, Rona saja sampai menganga tak percaya dengan pilihan sang kakak. Pasalnya semalam saja Diana masih menimbang-nimbang. Siapa yang akan menyangka jika kakaknya mengambil keputusan pada detik-detik terakhir.
"Di nggak bohong, Pak. Diana ada calon sendiri." Diana mencoba meyakinkan ayahnya tanpa mempedulikan raut tercengang Rudi beserta keluarga lelaki itu yang semuanya berjumlah lima orang.
"Mau sampai kapan kamu hidup sendiri begini, Nak? Kali ini Ibu mohon ya, tolong terima Nak Rudi." ucapan lembut Santi membuat sang putri menghela tak tega.
"Bu, tolong percaya sama Di, ya? Di nggak bisa menerima pinangan pria lain di saat Di sendiri memiliki calon suami."
"Kalau kamu memang serius, minta dia datang kesini sekarang juga!"
Diana dan Rona sontak saja saling bertatapan begitu mendengar titah ayah mereka.
"Pak--"
"Kamu nggak sanggup 'kan? Artinya kamu sedang membohongi kami, Diana. Kamu tidak bersungguh-sungguh memiliki calon suami."
"Satu minggu. Kasih Di waktu satu minggu, Pak. Karena untuk saat ini, calon suami Diana sedang ada urusan di luar kota." Diana berujar meyakinkan kendati tubuh bergetar hebat. Dia hanya berharap jika orang-orang tidak menyadari kegugupannya saat ini.
"Baik. Kalau sampai minggu depan kamu nggak bawa pria itu kesini, Bapak akan menikahkan kamu sama Rudi secepatnya."
"I--iya, Pak." angguk Diana yang kembali menelan berat salivanya.
Entah apa yang dijanjikan kedua orang tuanya sampai-sampai Rudi beserta keluarga pria itu tidak ada niatan sama sekali untuk membatalkan perjodohan sekalipun dia sudah mengatakan memiliki calon suami sendiri. Atau mungkin mereka saja yang tidak tahu diri sampai tidak peka pada penolakan yang ia utarakan secara gamblang.
Ck! Sialan sekali hidupnya karena masih harus disibukkan dengan masalah pernikahan. Sedang teman-temannya yang lain sudah sibuk memusingkan popok dan susu anak.
Tidak ingin berlama-lama berada di ruang tamu yang justru membuat hati kian dongkol saja, Diana memilih pergi ke kamar yang kemudian disusul oleh Rona.
"Jadi sekarang mau gimana, Mbak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You
ChickLit[FULL NASKAH / E-BOOK HANYA TERSEDIA DI KARYA KARSA] Link ada di profil. *** Diana Arista percaya bahwa jodoh akan datang di waktu yang tepat. Sampai akhirnya di usianya yang nyaris menginjak 31 tahun, Diana mendadak diserbu rasa khawatir lantaran...