FY | BAB 6

1.4K 232 20
                                    

BAGIAN 6

***

"Loh, Mas Adrian?"

Adrian tersenyum kikuk begitu Rania membukakan pintu. Sosok yang dulu pernah dirinya taksir itu kebetulan sedang menginap di rumah orang tuanya yang tak lain salah satu tetangganya. Suatu kebetulan yang baik karena saat ini dia tengah membutuhkan bantuan Rania.

Setelah memantapkan hati berkali-kali, dia merasa jika pilihan yang dirinya ambil sudah tepat. Untuk itu dia mendatangi Rania untuk meminta bantuan wanita itu.

"Aku ganggu kamu, Ran?"

"Nggak sama sekali. Silakan masuk dulu, Mas."

Adrian menggeleng tipis.

"Aku cuma ada keperluan sebentar sama kamu. Ah, lebih tepatnya aku mau meminta tolong."

"Mas Adrian pasti mau nitipin Sha 'kan?" tebak Rania dengan wajah sumringahnya. "Ya udah tinggal bawa kesini aja, Mas. Qai tuh seneng banget kalau ada Sha disini."

Lagi, Adrian menggelengkan kepala. "Bukan mau nitipin Sha, Ran." karena dari pagi sampai siang masih ada pembantu rumah yang bisa dirinya titipkan Sha jika benar-benar ada keperluan mendesak.

"Aku mau meminta bantuan yang lain."

Wanita dihadapannya tampak menimbang-nimbang.

"Asal bukan mencuri atau melakukan kejahatan lainnya, aku nggak masalah Mas Adrian."

"Tentu saja bukan, Ran." kekeh Adrian yang menular pada wanita dihadapannya.

"Um, sebenarnya ini masalah pribadi. Itu aku.. Aku mau minta nomor ponsel."

"Loh, bukannya Mas Adrian udah punya nomorku ya?"

"Bukan punya kamu, Ran. Tapi Diana."

"Eh,"

Kening Rania langsung mengernyit.

"Diana?" wanita berhijab itu mencoba mengulang sekali lagi untuk memastikan.

"Iya, Ran. Aku minta nomor ponsel Diana boleh 'kan?"

Lalu setelahnya Rania kembali tercengang. Namun tak lama kemudian wanita cantik itu menyipitkan mata penuh kecurigaan.

"Jadi, Mas Adrian setuju buat kenal lebih dekat sama Diana?" todongnya dengan nada ceria dan penuh semangat. "Mas Adrian beneran mau 'kan?"

Yang diangguki pelan oleh Adrian.

"Ya ampun, aku seneng banget deh. Akhirnya Di akan mendapatkan pasangan yang tepat. Aku tuh nggak tega lihat dia uring-uringan, bahkan udah kayak mayat hidup gara-gara mau dinikahin sama si Rudi. Mana katanya si Rudi-Rudi itu orangnya lebay, genit lagi. Duh, bukan tipe Di banget deh pokoknya."

Adrian menggaruk tengkuk lantaran Rania malah sibuk mengoceh banyak hal alih-alih segera memberikan nomor ponsel Diana.

Ah, kenapa dia jadi tidak sabaran?

"Pokoknya aku bakal doain yang terbaik buat Di sama Mas Adrian. Walaupun Di tuh kelihatannya bar-bar terus agak keras kepala orangnya, tapi aslinya baik hati dan nggak sombong. Mana sayang anak pula. Duh, pokoknya cocok banget deh kalau jadi Mamah sambungnya Sha." Rania masih sibuk mengoceh mengenai Diana. Pasalnya, dia perlu meyakinkan Adrian jika sahabatnya merupakan calon istri idaman yang sangat pantas untuk dijadikan istri.

"Tahu nggak Mas Adrian, walaupun rada galak, tapi Diana nggak pernah pacaran sekalipun loh. Pokoknya Di tuh calon istri idaman. Nanti tolong segera dinikahin aja ya? Takutnya direbut sama si Kang Rudi atau si Akang lainnya. Nanti Mas Adrian bakal nyesel loh karena melewatkan kesempatan buat dapetin bidadari ibu kota." lalu Rania pun terkikik geli setelahnya.

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang