Bagian 1

29 3 0
                                    

Sinar mentari sudah berada tepat diatas menyinari kesibukan pagi ini. Sorakan dari klakson motor hingga mobil bersautan bagaikan lantunan melodi yang mengiringi hiruk pikuk kota Jakarta.

Sepasang sepatu baru saja turun dari bus transjakarta beserta dengan tubuhnya yang bergerak malas untuk melangkah. Ia menikmati perjalanannya seraya mendengarkan iringan nada yang bermain di telinga berusaha mengusir rasa malasnya. Sesekali ia bersenandung mengikuti nada yang tengah ia dengar. Matanya terpejam saat merasakan suasana hangat.

"Wah aku menyukai suasana pagi ini" Ucapnya antusias .

Ia berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah yang hanya berjarak 1 meter di depannya. Masih tersisa banyak waktu sebelum bel masuk berbunyi. Kepalanya mengedarkan ke kanan dan kiri melirik beberapa mobil mewah yang berlalu lalang mengantar putra putri mereka yang memiliki status yang sama dengannya sebagai seorang murid.

Ia mengehela nafas pelan saat menikmati pemandangan yang sudah terbiasa pikirnya. Dengan santai ia terus melangkahkan kakinya menuju ruangan yang akan ia kunjungi setiap hari.

XII-IPA 2

Netranya menatap papan yang bertuliskan penanda ruangan tersebut. Masih dengan nama yang sama hanya saja berbeda angka dan ruangan. Gadis itu tersenyum lirih menyadari kondisi seperti apa yang akan ia jalani ke depannya.

"Mari berusaha lebih keras lagi!" Batinnya antusias.

Kakinya melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut, tanpa ia sangka pendegarannya langsung terganggu saat mendengar teriakan yang memanggil namanya.

"Gisell!!" Teriak antusias.

Gadis yang berteriak tadi langsung berlari menghampiri gadis yang bernama Gisell. Ia memeluk Gisell dengan erat lalu di balas dengan pelukan hangat dari Gisell serta mengelus pelan punggungnya.

Gisella Camilla Meera, seorang gadis cantik dengan kulit putih bersih, hidung mancung dan bibir berbentuk love yang berwarna Pink muda. Ia bagaikan pahatan seni yang sempurna diciptakan oleh Tuhan.

Gisella tersenyum lalu mengelus punggung sahabatnya. Sahabat yang sudah menemaninya selama 2 tahun menempuh pendidikan disini. Namanya adalah, Karina Jihanny.

Gadis yang berperawakan mungil itu yang mampu membuat semua orang menatap gemas padanya. Kulitnya yang sawo matang, hidung mancung, Dagu lancip dan bibir yang tebal menjadi ciri khas gadis itu.

"Lo kangen sama gue kan?" Goda Giselle
"Iyalah gue kangen banget sama lo, sahabat cantik gue" ujar Karin membuat Gisell memutar jengah matanya.

Semua teman kelasnya tau hubungan pertemanan mereka sangat erat dan tidak jarang melemparkan pujian satu sama lain membuat hubungan pertemanan mereka terasa positive.

Karina yang akan mengeluarkan seluruh kata manisnya pada Gisella berbanding dengan Gisella yang selalu kesal karena menurutnya terlalu cringe namun tetap saja mereka selalu mendukung satu sama lain.

"Gue nggak nyangka bisa satu kelas lagi sama lo. Lo tau sendiri nilai gue jelek terus" ucap Karin kesal mengingat nilainya.
"Gapapa nanti bisa belajar lagi, gue bakal bantu lo karin" ucap Giselle.

"Lo nggak bosan apa sel ngajarin gue terus, bukan malah nambah pintar malah nambah bodoh karena ngga paham sama materi yang lo ajarin" Ujarnya dengan wajah memelas.
"Gue nggak bakal bosan ajarin bocah satu ini" ucap Gisell gemas lalu mecubit satu pipi Karin.

Akhhh!

"Pelan kali Sel, pipi gue bisa koyak akibat dicubitin lo mulu" ucap Karin seraya menggelus pipi bekas cubitan Gisell.

OUR HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang