Bagian 7

8 1 0
                                    

Tring....

Alarm yang terletak di atas nakas berdering kencang membuat aktivitas lelap Nathan terganggu. Tubuhnya menggeliat di atas kasur diiringi dengan  mulutnya menguap terbuka lebar. Ia mengambil posisi duduk seraya mengumpulkan nyawa yang masih setengah sadar. Netranya terganggu dengan gorden jendela yang terbuka lebar.

Ia melirik ke arah atas nakas terdapat sebuah notes kecil yang terselip di bawah jam kecil tersebut. Tangannya meraih notes kecil tersebut lalu membaca tulisan yang tertera di kertas tersebut.

Nathan, mama pergi dulu ya. Jaga pola makanmu dan jangan lupa untuk istirahat yang cukup. Kamu tidak perlu memaksakan dirimu untuk mengikuti keinginan papa. Mama sayang kamu, dan jangan lupa sarapan dahulu sebelum pergi!. I love you Nathan anakku.

Pesan singkat yang ternyata di tulis oleh mamanya. Nathan bangkit dari kasur lalu berjalan menuju kamar mandi. Sebelum masuk ia membuang kertas tersebut di dalam tempat sampah yang terletak di depan kamar mandi.

"Terlalu basi" gumamnya datar.

Nathan mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi membersihkan dirinya dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Setelah beberapa menit ia selesai dengan aktivitas tersebut, Nathan mengambil kacamata dan tas yang sudah tersusun rapi.

Kakinya melangkah keluar kamar dan berjalan santai menuruni anak tangga hingga ke lantai satu. Ia melirik dari sudut mata keberadaan rumah yang sudah kosong seperti tidak berpenghuni. Hanya ada bi Sukma yang tengah sibuk di meja makan.

"Tuan muda, ayo sarapan dahulu sebelum pergi. Nyonya sudah meminta bibi untuk membuatkan Tuan Nathan Sandwich buah pagi ini" Ujar Bi Sukma halus.
"Tidak usah bi, bibi saja yang makan. Nathan harus pergi ke sekolah sekarang, takut terlambat" tolak Nathan halus.

"Tapi Tuan Nathan, jika tidak makan maka Tuan Edgar akan marah besar" Ujar Bi Sukma sedikit takut.

Nathan menghela nafas kasar, papa nya itu selalu melibatkan orang lain jika bersangkutan dengannya. Hal ini lah yang membuat Nathan tidak bisa bertindak sesuai keinginannya.

"Baiklah, tapi tolong bibi masukkan ke dalam kotak bekal saja. Nathan akan makan di sekolah" Pinta Nathan.
"Baik Tuan, akan bibi siapkan" Ujar Bi Sukma lalu dengan cepat menyiapkan kotak bekal untuk Nathan.

Nathan telah selesai memakai sepatu dan menunggu Bi Sukma di depan rumah. Ia melirik jam tangannya masih banyak waktu sebelum bel masuk. Lalu tatapannya beralih pada Bi Sukma yang berjalan seraya memberikan kotak bekal kecil.

"Ini Tuan, jangan lupa untuk makan karena ini juga demi kebaikan Tuan Nathan" Ujar Bi Sukma.
"Terima kasih Bi, lain kali jika tidak ada papa dan mama, bibi manggil Nathan aja ya" pesan Nathan.

Nathan memasukkan kotak bekal kecil tersebut ke dalam tasnya. Lalu masuk ke dalam mobil yang akan mengantarkannya ke sekolah.

Mobil tersebut menyala dan berjalan menuju ke lokasi sekolah Nathan.

...

Setelah beberapa menit perjalanan berlangsung, Nathan melangkahkan kakinya keluar dari dalam mobil. Ia berjalan menuju gedung angkatannya.

Karena Gedung angkatannya berada di paling ujung kiri maka ia harus masuk ke dalam gedung utama yaitu angkatan 11 dahulu sebelum menemui koridor sebagai penghubung Gedung angkatannya.

Tatapan kagum hingga memuji terus saja menyelimuti kedatangan Nathan. Ia merasakan seluruh kaum hawa menatap dirinya hingga membuat dirinya tidak nyaman. Sorakan kecil hingga besar terdengar di telinganya.

"Kak Nathan ganteng banget".

"Kak Nathan sempurna banget, udah ganteng terus cerdas plus kaya lagi".

OUR HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang