Bagian 8

5 1 0
                                    

Pelajaran pertama hingga kedua sudah berlangsung sejak tadi dan kini waktu sudah menunjukkan akhir jam pelajaran pagi ini. Bel istirahat berbunyi pertanda jam waktu makan siang telah tiba.

Murid-murid berhamburan keluar dari kelas menuju kantin yang terletak di gedung angkatan 11. Kantin umum dengan akomodasi makanan mewah yang di siapkan langsung oleh para pihak sekolah dengan memilih juru masak terbaik untuk makanan siang para murid.

Koridor penghubung yang saat jam pelajaran sepi kini tengah di penuhi oleh segerombolan murid yang bercanda ria seraya menuju lokasi Kantin. Termasuk kedua perempuan yang berjalan saat ini yaitu Gisella dan Karina.

"Coba lo tebak, hari ini sekolah keluarin menu apa?" Tanya Karin pada Gisell.
"Mana gue tau, paling menu biasanya" jawab Gisell acuh.

"Gue bosan sama menu creamy soup, salad, udang keju. Sekolah elit makan sulit" ledek Karin pada sekolahnya sendiri.
"Bersukur Karin, masih mending lo bisa makan enak. Coba lo pikirin nasib anak kecil diluaran sana yang bahkan ngga bisa makan sama sekali" Nasehat Gisell.

"Bener si Sell gue harus bersyukur" ujar Karin seraya memegang dadanya dengan raut memelas.
"Udah ayo buruan keburu antriannya panjang" Ujar Gisell.

Gisella menarik tangan Karin agar mereka bisa berjalan cepat karena pada jam makan siang seluruh murid akan berkumpul hingga membuat antrian makan siang cukup panjang..

Picture.

Sesaat mereka berdua tiba di kantin terlihat antrian tidak cukup panjang. Dengan cekatan Karina mengambil posisi antrian lalu menarik Gisella untuk berdiri di belakangnya.

"Untung belum rame amat, kalo nggak ini kaki keduluan pegel nunggu antrian" ujar Karin merasa lega.

Mereka mengantri cukup lama hingga kini giliran mereka untuk mengambil makanan. Tampaknya ungkapan hati Karin terdengar oleh pihak sekolah. Kali ini menu makanan mereka berubah.

"Wah menu hari ini ada crispy sirloin steak" ujar Karin senang.

Ia mengambil dua potong daging dilengkapi dengan kentang, udang keju lalu creamy soup dan juga nasi sebagai pelengkap. Hati Karin merasa bahagia melihat menu makan siang hari ini.

"Gue nggak sabar mau makan" Ujar Karin antusias.
"Rin, kita duduk mana nih?. Mana kursi udah pada penuh lagi" Tanya Gisell seraya mengarahkan pandang ke kanan dan kiri.

"Pantesan antriannya sepi ternyata udah pada dapet makan semua" ucap Karin kesal.

Di tengah kebingungan dua orang tersebut, manik mata Gisell menangkap lambaian tangan seseorang di hadapan mereka. Gisell melihat Dean tengah melambaikan tangannya pada mereka memberi tanda untuk menempati bagian meja mereka yang masih kosong.

"Sell lo liat deh gue ngga salah liat kan, seorang Dean Joviandra lagi lambaian tangannya ke gue" Gumam Karin terlihat kaget.
"Kita kesana aja yuk" Ucap Gisell membalikkan badan ingin mengacuhkan panggilan Dean.

"Tapi liat deh Dia semangat banget lambaiin tangannya ke kita" ucap Karin masih terpesona dengan Dean.
"Udah ayo buruan kesana" ujar Gisella.

"Gisell lo gue panggil daritadi ngga denger mulu, ayo ke meja gue aja kebetulan meja kami kosong yang lain keliatan penuh" Ujar Dean yang tiba-tiba sudah berada di samping Gisella.

"Lo manggil gue? Maaf ya gue ngga dengar tadi" Bohong Gisell seraya tersenyum kikuk.
"Temen lo aja semangat banget tadi gue liat" Ujar Dean membuat Gisell menoleh ke arah Karin yang menatap Dean penuh semangat.

"Ayo kalian ikut ke meja gue aja" Ujar Dean yang membuat Gisell terpaksa menuruti keinginan pria itu melihat Karin yang juga ikut menyetujui perkataan Dean.

Gisell berjalan ke posisi meja Dean, ia menatap kehadiran Nathan dan Jihan yang sudah duduk berdampingan. Entah mengapa ia merasa tatapan tidak suka selalu saja di tampilkan oleh Nathan padanya membuat ia sedikit takut jika berdekatan dengan pria itu.

Terlebih ada keberadaan Jihan yang jelas tidak suka padanya. Padahal ia hanya menuruti perkataan Dean dan tidak bermaksud untuk mendekati Nathan apalagi merebut pria itu.

"Sell, mimpi apa gue semalem bisa satu meja sama mereka" bisik Karin.

Gisell mengambil posisi duduk di depan Nathan dan Dean di sampingnya lalu Karin yang juga di sebelahnya. Suasana mencekam langsung saja menyelimuti mereka. Dean yang menyadari hal itu berusaha untuk mencairkan suasana.

"Nathan, Jihan berhubung kalian udah ketemu tadi pagi sekalian aja gue kenalin. Ini Gisella temen gue dan satu lagi namanya-" ucapan Dean terhenti menatap Karin.
"Nama gue Karin" tambah Karin seolah mengerti maksud dean.

Tidak ada balasan Nathan, pria itu hanya fokus pada makanan di depannya. Jihan juga tidak berhenti menganggu Nathan dengan celotehannya.

"Menu hari ini tumben banget beda. Menurut kalian gimana?" Tanya Dean pada Gisell dan Karin.
"Gue suka banget menu hari ini, biasanya udang keju wajib banget ada sampai gue bosan makannya" jawab Karin antusias.

"Lo bener Rin, gue juga mikir apa Udang keju kesukaan Kepsek makanya wajib ada di menu makan siang" balas Dean.

Kedua insan tersebut tertawa memecahkan keheningan yang berada di meja makan. Suasana perlahan berubah menjadi hangat.

"Gue dengar dari yang lain, lo itu ketua  club Orchestra ya Sell?" Tanya Dean membuka topik baru.
"Itu dulu sekarang udah nggak Dean" jawab Gisell.

"Kalau lo mau tau Dean, Gisell ahli banget main piano. Kadang ya waktu gue liatin Gisell main berasa kesentuh banget ni hati bahkan kadang gue nangis dengerin permainan Gisell" Puji Karin antusias.
"Yang bener Sell, gue juga mau dong liatin lo main piano" Pinta Dean dengan semangat.

"Ngga gitu emang Karin rada lebay aja" bantah Gisell.
"Yeee, lo nya aja ngeyel kalo dibilangin" sahut Karin.

Nathan hanya mendengarkan obrolan mereka tanpa minat, ia juga tidak ingin bergabung dengan percakapan diantara mereka.

"Oiya, selamat ya Nathan atas pencapaian lo kemarin. Lo hebat banget bisa bertahan di posisi yang sama berturut-turut" Puji Karin tulus.
"Makasi" balas Nathan singkat.

Gisell menatap pria itu yang masih saja mempertahankan sikap sombongnya. Ia sangat tidak menyukai Nathan.

"Nat, gue dengar sekolah mau ngadain acara festival seni. Lo udah dapet konfirmasi dari Pihak sekolah nggak?" Tanya Dean penasaran dengan rumor belakangan ini.
"Kemarin katanya iya bulan depan mau diadakan festival seni tapi masih belum pasti" jawab Nathan.

"Wah kalau gitu bagus, nanti lo mau duet sama gue kan Sell?" Tanya Dean penuh harap.
"Duet? Gue ngga bisa nyanyi" jawab Gisell ragu.

"Gapapa nanti gue ajarin. Lo pasti bisa kalau udah gue ajarin" ucap Dean bangga.
"Gue ngga yakin Dean" Tolak Gisella halus.

"Lo percaya sama gue, gue bakal ajarin lo nyanyi asal dengan satu syarat" Tawar Dean.
"Syarat apaan?" Tanya Gisella bingung.

"Lo bolehin gue buat liat lo main piano" jawab Dean.
"Lo aneh banget Dean. Lo yang ngajak malah lo yang kasi syarat" ucap Gisella dengan tawa kecil.

"Gapapa percaya diri itu bagus" balas Dean diiringi dengan tawaan dari mereka bertiga.

"Baru kali ini gue jumpa orang kayak lo" ucap Gisella dengan senyum manisnya.

TBC

Jangan lupa votementnya,
Terima kasih♡

OUR HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang