Wasiat Ibu Adelia

27 3 0
                                    

Lio memandang Wiraguna penuh intimidasi.
Dalam hati ia masih bertanya-tanya,
"Adelia Maharani, nama yang di rekomendasikan oleh Ayah? Siapa dia sebenar nya?" Batin Lio.

__________

"Ada yang ingin anda sampaikan pada saya bapak Wiragua Yang terhormat!?" Tanya Lio penuh penekanan pada Wiraguna.

"Saya minta maaf atas kejadian tadi pagi, Pak. Saya benar-benar menyesal. Tolong jangan pecat saya." ujar Wiraguna penuh penyesalan.

"Seharusnya anda meminta maaf pada Adelia,bukan kepada saya." Jawab Lio sinis.

"Kejadian tadi pagi saya saksikan sebelum saya di resmikan sebagai CEO di Rumah Sakit Dr.Mahendra ini. Jadi saya sama sekali tidak berhak memecat anda. Tapi kalau sampai kejadian serupa terulang kembali,saya tidak akan segan-segan memecat anda bapak Wiraguna, apa ucapan saya ini bisa di mengerti?" lanjut Lio.

"Bisa, Pak" jawab Wiraguna cepat.

"Bagus. Yang anda perlu tahu, bagi saya adab yang baik dari karyawan saya memiliki nilai 50 persen dari keseluruhan. Karena bagi saya percuma kinerja baik tapi kelakuan nya tidak baik. Jadi saya minta kejadian seperti tadi pagi jangan sampai terulang kembali."

"Baik, Pak. Sekali lagi saya minta maaf" sesal Wiraguna sekali lagi.

"Iya. Silahkan anda boleh pergi." titah Lio tak mau berlama-lama.

Wiraguna pun beranjak pergi meninggalkan ruangan Lio.

Lio duduk di kursi kerja nya, ia kembali memandangi ruangan sang ayah yang kini menjadi ruangan nya.
"Aku tak menyangka ayah akan secepat ini mempercayakan Rumah Sakit ini di tangan ku. namun aku tak boleh menyia-nyiakan kepercayaan ayah, akan aku buktikan bahwa aku bisa di andalkan, aku akan melakukan yang terbaik untuk kemajuan rumah sakit ini" tekad Lio.

Hening sejenak. Lalu pikiran Lio kembali pada pernyataan pak Sigit soal nama Adelia Maharani.

"Sebenarnya apa alasan Ayah merekomendasikan Lia?" pikir Lio masih bertanya-tanya.

Ia lalu melirik jam di tangan nya.
"30 menit lagi jam makan siang. Ada baik nya aku makan di kantin rumah sakit, untuk bersosialisasi dengan lingkungan baru ini. " Batin Lio.

Lio berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Berbeda dengan kondisi pagi tadi, siang ini banyak mata yang memandangnya,bahkan tak sedikit yang memberikan senyuman manis dan sekedar bertegur sapa. Semua orang mendadak menjadi ramah. Tampak nya kabar tentang dirinya sebagai CEO baru telah menyebar ke seluruh penjuru bangunan megah ini.

"Ah,ternyata benar juga jargon tak kenal maka tak sayang itu" batin Lio sedikit jumawa.

Lio terus berjalan menyusuri setiap detail rumah sakit ke arah kantin,hingga langkahnya terhenti di ruang mawar Karena melihat kehebohan di sana.
Beberapa suster berlari cepat menuju ruang nomor 3,tak lama kemudian mereka membawa seorang pasien menuju ICU.

Di antara beberapa suster yang sedang mendorong brankar itu nampak seorang gadis dengan raut wajah penuh kekhawatiran.

"Gadis itu, seperti tak asing wajah nya" batin Lio mengingat-ingat.

"Astaghfirullah..Lia! Itukan Adelia Maharani, cewek yang aku temui tadi pagi" lirih Lio kala teringat siapa gadis itu. Gegas Lio menyusul menuju ruang ICU.

_____________________
Di depan Ruang ICU

Lia mondar mandir panik di depan ruang ICU. nampak raut wajah nya sangat khawatir.
Segala rasa cemas,takut,gelisah berkumpul menjadi satu. Bagaimana tidak,malaikat dalam hidup nya kini tengah berjuang antara hidup dan mati di dalam sana.

Setipis Benang SuteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang