Semalam suntuk Lio menghabiskan waktu nya di balkon kamar, di temani sebungkus kacang dan lima cangkir kopi hitam. Bukan di temani istri dengan segala keindahan nya seperti yang di alami banyak orang di malam pertama.
Percakapan kedua orang tuanya yang tak sengaja ia dengar telah berhasil memporak-porandakan pikiran nya. Pernikahan ini bukan hanya sekedar tak di inginkan nya,lebih dari itu,pernikahan ini justru telah menyakiti bunda nya.
Semalaman Lio mencoba untuk berdamai dengan dirinya,namun nihil,tak ada hasil yang di rasakan nya. Yang ada hanya bayangan bunda yang menangis pilu sebab luka lama nya yang kembali terbuka.
"Kalau seperti ini siapa yang harus di salahkan? Menyalahkan mendiang bu Rani?itu hanya akan memberatkan perjalanan di alam baru nya. Menyalahkan Lia? Dia bahkan tidak mengetahui apapun soal rencana ibu nya. Atau menyalahkan ayah? Ayah hanya ingin menolong Lia dan menepati janjinya pada bu Rani "
Lio di buat frustasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan di benak nya. Membuat ia menyimpulkan bahwa dirinya lah yang bersalah. Ia salah telah mengambil keputusan untuk menikahi Lia tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan bunda nya.dan itu sangat melukai bunda nya.
Ingatan Lio kembali pada malam saat ia kembali dari dapur dan memasuki kamar nya. Ia mendapati Lia tengah duduk di tepi ranjang dengan menanggalkan jilbab yang selalu di kenakan nya. Bahkan saat itu Ia hanya mengenakan Piyama.
Tak di pungkirinya, Lia memang memiliki keindahan yang tak di milikinya semua wanita. Wajahnya manis dan kalem,sangat meneduhkan. Kulit langsat nya membuat siapapun yang memandang nya tak kan merasa bosan. Rambut yang selama ini ia tutup dengan hijab ternyata sangat Indah, hitam,tebal dan lurus,sangat memepesona.
Dan yang terpenting adalah bentuk tubuhnya yang bak biola korea,proposional di beberapa titik yang mengundang hasrat para pria. Beruntung ia selalu menutupnya dengan busana yang di kenakan nya.Ia masih ingat betul saat Lia menyambutnya dengan senyuman. Terlihat ia begitu berusaha melaksanakan kewajiban nya sebagai isteri dengan sangat baik. Walau Lio tahu hari ini adalah hari yang sangat berat bagi nya. Ia kehilangan Ibu nya untuk selamanya,kemudian di paksa masuk ke dalam keluarga yang sama sekali tak pernah ia kenal sebelum nya.
Tapi dengan tidak berperasaan Lio tak menghiraukan nya, bahkan mungkin menyakiti hati istrinya dengan meminta nya mengganti pakaiannya.
"Stop,kamu ga perlu ikutin saya. Saya ingin menghabiskan malam ini seorang diri, dan Kamu. Saya tidak ingin kamu menemui apalagi mengganggu saya. Kamu ngerti?"
Itulah kata-kata terakhir yang diucapkannya kepada Lia sesaat sebelum mengunci dirinya di balkon kamar, entah bagaimana kondisi perasaan Lia saat ini ia tidak peduli.
Fajar mulai menampakan sinarnya Lio mencoba untuk bangkit dari tempatnya, Ia tak mungkin terus-menerus mengurung diri seperti ini,banyak hal yang harus ia selesaikan.
Lio mulai melangkahkan kakinya memasuki kamar, kepalanya terasa sangat berat, pandangannya mulai merabun. Mungkin itu disebabkan oleh dirinya yang tidak tidur semalam.
Lia sedang menunggu suaminya di ujung ranjang dengan mengenakan mukena,bersiap mengajak Lio untuk sholat subuh berjamaah. Sebenarnya Lia sangat khawatir dengan kondisi suaminya,sebab semalam suntuk suaminya itu berada di balkon kamar, Lia bahkan tidak tahu apa yang suaminya lakukan di luar sana.
Waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 namun Lio tak kunjung memasuki kamarnya, Lia semakin khawatir, Ia takut terjadi sesuatu pada suaminya. awalnya Lia ragu untuk menyusul Lio ke balkon, karena lelaki itu sempat berpesan agar Lia tidak mengganggunya, Namun karena hari sudah mulai pagi, akhirnya Lia memberanikan diri untuk menyusul suaminya. Lia berjalan ke arah pintu yang menuju ke balkon kamar kemudian membuka pintu itu perlahan, dan betapa terkejutnya Lia ketika melihat Lio telah berdiri di hadapannya, lelaki itu tanpak tidak baik-baik saja. Rambutnya acak-acakan, pakaiannya pun berantakan, dan wajahnya terlihat sangat penat,Ia seperti sedang mengemban beban yang sangat berat.
Terlihat di sana kulit kacang tengah berserakan, juga ada lima cangkir kosong bekas kopi hitam yang menemani malam suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setipis Benang Sutera
Romance#Sinopsis Adelio Mahendra adalah pewaris tunggal Dr. Mahendra Pemilik Rumah Sakit terbesar di daerahnya. Adelio adalah lelaki yang tampan,sopan dan berpendidikan. Nyaris sempurna,dambaan setiap wanita. Suatu hari ia tak sengaja bertemu dengan Adelia...