11. Baikan

191 29 9
                                    

Hai, apa kabar? Enak ga digantung bertahun-tahun? Maaf banget ya. Aku sempet log out dari akun ini dan ga bisa balik, tapi Alhamdulillah nya bisa balik lagi karena nonton tutor di ytb.

Apakah kalian bosan baca cerita ini?:(

Di dalam sebuah hubungan, tidak asik jika tidak ada masalah yang membumbui. Mau itu masalah besar atau masalah kecil. Tapi jika saling mengerti, pasti masalah itu akan cepat selesai. Seperti Alea dan Saga contohnya.

"Saga!" Alea terburu-buru keluar rumah setelah berpamitan dengan mama dan kakaknya."Ih, kok ga masuk ke dalam? Malah nangkring di motor gini?"

Alea berlari kecil menghampiri Saga yang sedang duduk manis di atas motor kesayangannya.

Saga terkekeh kecil. Alea mencebikkan bibirnya sebal. Ditanya ga dijawab. Rasanya tuh, sakitttt banget. Ga ga, Alea cuma kesel biasa kok.

"Saga! Jawab dong!"

"Ututu pacarku yang Ndut ini marah-marah mulu. PMS ya?"

Tuh kan. Bisa ga, pacar Alea ditukar sama pacar kalian aja?

"Ga. Ga PMS. Aku mau naik angkot aja lah. Males sama Saga. Bye."

Saga menarik lengan Alea ketika cewek itu hendak melangkah menjauh."Aku bercanda. Sengaja nunggu di depan. Biar tetangga kamu pada tau, ada cowok keren yang lagi nunggu bidadari-nya keluar rumah."

"Apasih! Sinting." Alea menepis pelan tangan Saga. Senyumnya merekah, tidak bisa ditahan.

"Yaudah yuk naik!"

Alea mengangguk kecil. Dengan perlahan ia naik ke atas motor Saga yang tinggi itu. Kedua tangannya memegang sisi kanan dan kiri tas punggung Saga.

"Udah, cus berangkat."

"Helm-nya neng. Ntar kalau kena tilang, aku turunin biar dibawa pulang sama Pak Polisi-nya." gurau Saga sembari memberikan helm kepada Alea.

Alea menepuk jidatnya. Malu banget gue. Segera ia pakai helm nya dan berpegangan kembali.

Sampai di sekolah...

Motor Saga sudah terparkir rapi di parkiran sekolah. Saga membantu Alea untuk melepas helm nya, lalu menggandeng tangan sang pacar. Mereka berdua berjalan meninggalkan parkiran.

Saat melewati karidor, banyak pandangan mata menuju ke arah mereka. Ada yang menatap suka dan ada yang menatap aneh.

"Ga usah dipikirin, Yang. Anggap aja mereka itu makhluk ghaib." Bisik Saga tepat di dekat telinga Alea.

Alea tertawa kecil."Ga boleh gitu, Saga."

"Iya iya Ratuku."

"Gombal terus."

Mereka terus berjalan, hingga sebuah suara membuat langkah keduanya terhenti.

"ALEA!"

Shit! Saga membatin.

Alva berlari kecil menghampiri Alea dan Saga. Pemuda itu melempar senyum ke arah Saga dan Alea secara bergantian.

"Al, es krim yang kemarin enak kan?"

Alea tersenyum kikuk. Kenapa Alva baru datang tapi membahas soal kemarin? Alea yakin kalau Saga akan marah setelah ini.

"E—enak. Enak kok."

"Eh, lo Saga ya? Denger-denger, lo pacarnya Alea?" tanya Alva basa-basi kepada Saga.

"Emang pacarnya." singkat Saga."Yuk Yang, kita ke kelas. Di sini ada kuman." Saga menarik tangan Alea dan berjalan meninggalkan si kuman. Eh bukan, maksudnya Alva.

"Saga." panggil Alea."Kamu marah?"

Saga menggeleng pelan."Ga. Aku ga marah. Tapi wajar kan kalau aku cemburu? Lagian itu kan masalah kemarin. Ga usah dibahas lagi."

Alea mengangguk lemah. Untung saja Saga ga marah. Bukannya Alea mau mau saja diajak Alva, tapi karena kemarin mood Alea sedang buruk. Ia ingin melampiaskannya dengan makan es krim.

Sampainya di kelas, Alea dan Saga segera duduk. Setelah itu mereka sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.

Saga memainkan handphonenya. Lagi nge-game. Atau mungkin lihat YouTube. Setau Alea, game di handphone Saga hanya Pou dan Subway surf saja. Gatau kalau Saga-nya download game baru.

Sedangkan Alea sibuk mengeluarkan buku-buku pelajaran dan tempat pensil untuk persiapan agar saat jam pelajaran dimulai, ia tidak gugup mengeluarkan semuanya.

"Al."

Alea menoleh ke arah Riana."Kenapa Rian?"

"Nama gue Riana ya. Rian Rian, palamu botak!" kesal Riana.

"Apa?" Tanya Alea disela tawanya.

"Pr Sosiologi lo udah apa belum?"

Alea membulatkan matanya."Emang ada pr?!"

"Ada. 1 soal tapi beranak jadi 3, yang a sampai c itu." Ucap Riana menjelaskan.

"Belum gue kerjain Ri. Duh, mampus gue." Alea menoleh ke Saga."Saga, pr kamu yang sosiologi udah belum?"

Saga menggeleng."Belum. Santai aja sih Yang. Nanti gurunya ga masuk kok."

"Yang bener?!" satu kelas menyahuti ucapan Saga.

Buset, giliran gini kompak bener. Batin Saga.

"Iya bener. Pak Samsudin kan gurunya? Tetangga gue tuh. Anaknya lagi nikahan. Ga mungkin dia masuk buat ngajar."

"ASIK!"

"HORE JAMKOS!"

"KOPI DANGDUT BOS!" 

Alea dan Riana saling memandang. Mereka berdua heran, kenapa anak-anak lain ga sadar kalau nama gurunya diubah sama Saga.

"Ri, sejak kapan Pak Ahmad Udin jadi Pak Samsudin?" Bisik Alea kepada Riana.

Riana menggeleng menanggapi."Gatau Al. Pacar lo aneh."

TBC....

Kalau boleh jujur, aku pengen ketawa baca book ini dari awal sampai part 10😭 sebegitu alay-nya aku dulu kalau nulis cerita

Aku mohon maaf ya, kalau alurnya ga jelas atau gimana. Aku nulis book ini di umur 14 tahun. Sekarang aku udah 17 tahun.

Aku berusaha buat "nyambungin" alurnya lagi. Udah lupa pake banget. Jadi kalau ada typo atau kesalahan tolong kasih tau ya

Semoga kalian ga bosen bacanya ya.

Next ga nih?

10 vote + 5 komentar bakalan aku lanjut ya

Fat Is Beautiful (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang