6. Alea mulai jinak

1.4K 145 27
                                    


Abaikan judul di atas ya wkwkwk😂
.

.

.

Alea mendengus kesal beberapa kali melihat tingkah alien di sampingnya. Dari jam pertama guru menerangkan sampai sekarang,Saga terus memperhatikan wajah tembamnya.

"Risih ih,Saga. Ngapain sih lo?" sinis Alea tak suka memukul jidat Saga menggunakan buku paketnya. Tentu saja Saga meringis.

Tetapi cowok itu tertawa.

"Lebih indah memperhatikan kamu daripada memperhatikan rumus matematika yang rumit dipahami dan lebih baik meninggalkan sejarah—

"Kenapa jadi ke matematika,sama IPS,sih?" Alea kembali menghadap ke depan. Lama-lama ia bisa punya penyakit darah tinggi kalau tidak cepat-cepat menjauh dari Saga. Tapi Saga..cukup menghiburnya.

"Biar tambah pintar." sombong Saga merebahkan kepalanya di meja,dan menatap wajah Alea yang memperhatikan papan tulis sambil mengomel.

Untung saja bangku mereka ada di belakang sendiri. Jadi guru yang di depan tidak begitu tahu.

"Pintar gundulmu." cibir Alea pelan. Saga terkekeh. Cewek chubby itu selalu bisa membuatnya tertawa.

"Yang di belakang,kenapa tertawa?" Saga langsung menegakkan badannya ketika mendengar teguran dari seorang guru.

"Anu Bu,buku saya di gelitikin semut." bodoh. Entah kenapa kalimat itu keluar sendiri dari bibir Saga agar tidak kena semprot oleh gurunya.

"Oh,ya sudah. Jangan berisik!"

What the? Alea tercengang,dan mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Yang bodoh itu Saga atau gurunya?

"Ke kantin sama aku ya,nanti aku traktir sepuasnya." Saga kembali merebahkan kepalanya,dan menaik-turunkan alisnya berniat menggoda Alea.

Mana mungkin Alea menolak."Oke."

"Yes." ingin bersorak keras tapi Saga masih ingat ada pengganggu yaitu gurunya.

Kalau author jadi gurunya Saga udah gue timpuk duluan murid gak tahu diri kaya dia.

Istirahat tiba ....

"Ke kantin yuk,Al?" ajak Riana kepada Alea. Alea yang sibuk memasukan alat-alat tulis menoleh polos ke depan.

"Duluan aja,gue sama Saga." Saga melempar senyumnya kepada Riana,dan menyombongkan wajahnya membuat Riana mendengus kesal.

"Bahagia amat mau ke kantin sama Alea." cibir Riana,lalu cewek itu berlalu meninggalkan Saga dan Alea.

Saga terkekeh. Tapi tidak lama pandangannya menjadi pandangan tidak suka saat Raga duduk di depan bangku Alea.

"Beb,ke kantin sama aku yuk!" ajak Raga dengan senyum manisnya. Saga berlagak ingin muntah. Pacar aja enggak kok manggilnya,beb?

"Gak deh,duluan aja." Raga tersenyum getir mendapat jawaban dari Alea. Raga berdiri lalu menyusul Riana ke kantin.

"Kamu gak risih apa,Raga manggil beb?" Saga dan Alea berjalan di koridor menuju kantin. Banyak tatapan tak suka dari siswa-siswi yang Alea dan Saga lewati.

"Sebenarnya iya." dingin Alea.

"Terus,kenapa kamu bolehin dia manggil dengan sebutan 'beb' ?" tanya Saga tak suka. Saga tak suka kalau ada orang yang memanggil Alea dengan sebutan 'sayang' atau 'beb' karena harusnya dia yang mengatakan itu.

"Lo kenapa sih? Cemburu?" tanya Alea bergurau.

Dengan mantap Saga mengangguk."Aku cemburu bingits!"

Alea tersenyum tipis. Saga itu ngeselin,alay,tapi ia suka Saga yang mau berteman dengannya tanpa memandang fisik.

"Kamu mau makan apa?" tanya Saga lembut kepada Alea saat mereka sudah berada di kantin. Saga memaksa Alea agar tidak duduk bergabung dengan Raga dan Riana. Biar ada moment romantis katanya.

"Bakso aja deh."

"Oke. MBAK BAKSO DUA YA!"

"SIAP DEN!"

Lima menit menunggu,bakso pesanan mereka sudah datang ditambah dua gelas es teh. Alea memandang berbinar bakso itu.

"Dah,makan." Saga memberi saus dan kecap di mangkuk bakso Alea.

"Gue bisa sendiri,Ga. Sambalnya mana?" Saga langsung menarik sambal menjauh dari tangan Alea. Alea mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Jangan pakai sambal. Udah itu aja."

Alea mendengus tak suka dan mendorong mangkuk baksonya di depan Saga dengan kasar. Saga menghela napasnya.

"Sambal gak baik buat kamu,Al." nasehat Saga.

"Suka-suka gue lah!Gue yang makan kok lo yang repot?!" sinis Alea.

"Hm. Nih,biar Lo gak ngambek." Saga pasrah akhirnya memberikan sambel itu kepada Alea. Alea tersenyum manis seakan berkata,"nah gitu dong."

"Pacaran yuk Al!" ajak Saga.

Uhuk.

Alea segera minum es tehnya. Tadi Saga bilang apa? Pacaran? Alea gak percaya. Alea menatap Saga yang juga menatapnya. Tidak ada keraguan di sana. Mata hitam yang indah milik Saga memikat Alea.

"Ngomong apaan sih,lo?" tanya Alea heran setelah meneguk es tehnya,sehingga rasa kagetnya berkurang.

"Will you be my girl?" ulang Saga kali ini memakai bahasa Inggris.

"Seriusan?" tanya Alea tak percaya.

"Iya. Aku serius. Aku bener-bener sayang sama kamu. Apa adanya. Kamu gemuk,gak masalah buat aku. Tapi yang utama adalah rasa nyaman yang aku peroleh saat deket sama kamu. Gimana?"

"A—aku

^^^^^

Assalamualaikum.

Hehe kangen Echa gak? Enggak ya?

Maaf,Echa lama tidak update karena mau menyelesaikan cerita 'devanya' lebih dahulu. Dan sekarang 'devanya' udah end.

Maaf kalau kalian nunggu lama,eh update tapi gak seru. Maaf ya. Otak aku miris banget buat ide. Apalagi minggu-minggu ini aku mulai sibuk organisasi sekolah.

Maafkan author♥️

Fat Is Beautiful (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang