16. Mimpi (END)

329 14 12
                                    

BYUR!!!

"AAAA BANJIR! BANJIR!"

Tawa menggelar Leo terdengar di salah satu rumah bercat putih. Pemuda itu memegangi ember yang airnya sudah ia tumpahkan ke adeknya yang tertidur pulas.

"Hosh... Apa ini?"

Alea mendudukkan badannya dan bersandar ke dashboard kasur. Wajahnya ia elap dengan kedua tangan.

"Kebo banget lo, Al. Cepet mandi, sekolah. Ini hari pertama lo masuk SMA."

"HAH?"

Nyawa Alea masih belum terkumpul sepenuhnya. Ia masih bingung. Hari pertama masuk sekolah? Ini gak salah denger? Alea kan udah SMA.

"Kok bengong? Cepet mandi! Nanti Mama sama papa marah kalau lo terlambat."

Papa? Emang Alea punya papa? Sejak kapan...

"Papa?"

Leo yang bingung, adeknya bertingkah aneh. Mirip orang amnesia.

"Bang, papa belum mati?"

Pletak!

Leo dengan kesal menjitak kepala adeknya."Berdosa banget lo bilang gitu, Al! Cepet mandi!"

Mau tidak mau, Alea segera mandi dan turun ke ruang makan. Di sana ada Leo, mamanya, dan benar sekali, ada papanya.

Semua ini aneh.

Apa jangan-jangan, Saga, Raga, dan Riana cuma mimpi? Mimpi tapi rasanya nyata banget.

Atau mungkin Alea lagi ada di dunia lain?

Putus, balikan, semua ini mimpi? Alea bingung.

"Good morning, Alea sayang."

Alea tersenyum ke arah mamanya. Lalu ia duduk di hadapan mama dan papanya. Leo duduk di sampingnya.

"Morning all."

"Hari ini Alea mpls kan? Udah disiapin semua barang-barangnya?"

"Sebentar ma." Alea membuka tas sekolahnya. Kayaknya barangnya udah semua. Gara-gara mimpi semalem, seketika Alea ngerasa kayak orang amnesia."Udah semua."

"Bagus. Alea hari ini berangkat sama Bang Leo ya. Papa ada meeting jadi harus buru-buru." Ucap ayahnya.

"Oke Papa. Eh, Abang pakai baju SMA juga? Bukannya udah lulus?"

"Sejak kapan gue lulus SMA? Baru juga naik kelas 3." Bingung Leo.

"Kok tua mukanya." Ucap Alea pelan.

"Dasar gembrot!" kesal Leo.

Akhirnya Alea dan Leo berangkat sekolah barengan. Habis parkir motor, Leo langsung ke kelasnya. Alea ke lapangan, karena mau mpls.

Alea berlari kecil ke lapangan. Sial, kayaknya dia terlambat. Yang lain udah baris dan mengikuti upacara.

"Eh, gajah. Sini lo!"

Alea menoleh ke sumber suara. Mata Alea melotot lebar. Saga? Orang-orang di mimpi Alea benar benar ada di dunia nyata?

"S-saga?" cicit Alea pelan.

Pemuda itu menaikkan sebelah alisnya, lalu berjalan menghampiri Alea. Ia menatap Alea dari bawah sampai atas.

"Lo tau nama gue dari mana?" tanya pemuda tadi sambil memicingkan matanya.

"Lo ga akan percaya kalau gue cerita." Balas Alea berbisik.

"Ck. Lo penguntit?"

"Enggak lah! Pokonya ini rahasia. Lo kelas berapa? Mpls juga?"

Fat Is Beautiful (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang