"Tata, gue pergi dulu ya." Seru Ami bergegas
"Kemana?" Tanyanya
"Kerja kelompok! Gue lupa kalo hari ini tugas. Bey juwita Bahar." Ucap Ami dan berlari keluar
Juwita yang tak sempat menanyakan kemana ini akan kerja kelompok, ia pun kembali melihat kearah jendela entah mengapa ucapan Ami tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya.
"Apa sebaiknya gue pulang ya." Gumamnya
Setelah lamanya berpikir ia pun bergegas berganti baju namun sebelum itu ia menulis surat untuk Ami bahwa ia akan pulang sore ini. Setelah selesai menulis ia pun berpamitan dengan orang tua Ami
"Tante, Om. Tata pamit pulang yah, makasih udah mau nerima tata buat nginap disini." Ucap Juwita
"Sama-sama sayang, Tante malahan ga ngerasa terganggu sama sekali. Kamu sering-sering aja ke sini, ga papa kok." Ucap mama Ami
Juwita hanya tersenyum saja ia pun keluar dari rumah Ami dan menuju parkiran disana ia naiki motor kesayangannya.
Didepan rumah Nana tepatnya diteras mereka sedang berdiskusi bersama Vino serta dua temannya. Dona yang terus mengoceh karena Ami tidak datang iaerasa menyesal satu kelompok bersamanya.
"Amino bener-bener ya, kita udah pada kumpul dia malah kagak ngonol juga." Kesal Dona
"Udah sabar aja, mungkin dia lagi dijalan."ucap Nana
"Dijalan mana Na, kita udah 2 jam nungguin dia dan Lo liat mereka." Tunjuk Dona kepeda dua teman Vino. "Dari tadi cuman main ponsel doang, iisshh nyesel gue satu kelompok sama mereka." Sebal Dona
"Heh Dona! Dari pada Lo ngomel-ngomel kaya gitu mending Lo bikin minum gih." Sahut Pandu
"Lo siapa gue hah, pake nyuruh kek gitu." Sambat Dona
Nana hanya bisa geleng-geleng saja tak lama terdengar suara motor dari arah pagar Nana langsung melihat arah pagar ternyata yang datang adalah Ami. Senyumnya pun mengembang ketika melihat Ami tiba disana.
"Lihat Ami datang." Seru Nana
Semua yang awalnya masih sibuk dengan urusannya masing-masing mendengar nama Ami mereka pun langsung menghentikan aktivitasnya. Dona yang sudah berdiri dan bersiap untuk memarahi Ami
"Maaf ya gue telat." Ucap Ami
"Seandainya Lo ga datang tadi gue udah mau minta ganti kelompok, Ogah gue satu kelompok sama Lo." Ketus Dona
"Elah Don, tapi kan gue udah di sini."
"Udah ya, gimana kalo kita langsung kerja kelompok aja takut nya entar ke malaman." Ucap Nana yang memotong ucapan Dona.
Mereka pun duduk melingkar dan mulai berdiskusi tentang pelajaran kimia, disela-sela itu Vino yang sedari tadi hanya diam saja dan tidak memberikan pendapatnya membuat Dona kesal dan memukuli lengannya.
Plak
"Heh! berani banget Lo mukul Vino kaya gitu." Bentak Ami
"Diem! Lu ga liat hah, kita semua cape-cape mikir gimana supaya bisa dapat hasilnya. Dan vino dia hanya diam aj." Jelas Dona
"Elah Don, santai aj. Bos kita emang kaya gitu kalo sama cewe mah sikapnya agak beda." Sahut Amar
"Tapi setidaknya dia ikut mikir." Ketus Dona
"Sssttt udah ya, ga usah pada ribut." Ucap Nana
"Eh mau kemana bos." Tegur Pandu
"Pulang." Ucapnya seraya menuju kemotornya.
Ami yang tak terima vino pulang ia pun bergegas menyusulnya dan berusaha untuk membujuk Vino, sebab perkerjaan mereka belum selesai masih ada beberapa yang belum terisi. Nana pun terlihat panik ia juga berusaha meminta kedua sahabat vino untuk menghentikan Vino
"Vino jangan pulang, masih ada beberapa yang belum selesai." Ucap Ami
Vino tak menjawab itu ia lebih memilih untuk pulang namun saat ini ingin Keluar dari rumah Nana terlihat Juwita datang dari arah sana.
Juwita yang melihat Ami berada dirumahnya membuatnya heran mengapa ia harus satu kelompok dengan saudara kembarnya. Ia pun turun dari sana dan menghampiri Ami
"Jadi Lo kerja kelompok dirumah gue, sama kembaran gue?" Tanya nya
Ami mengangguk,"maaf ya gue ga sempat ngasih tau Lo, dan Lo pulang." Seru Ami
Amar yang melihat Juwita berada disana ia pun bergegas berdiri melihat pergerakan Amar membuat Juwita merasa tak enak hati ia pun pergi masuk kedalam rumah dan membiarkan mereka mengerjakan tugas, sebenarnya Juwita belum benar-benar pergi ia sedikit mengintip dibalik jendela ia bisa melihat kalo Amar terus melihat kearah pintu
"Gue tau kok Lo pasti nungguin jawaban gue kan." Gumam Juwita
_____________________________________
"Tata, ayok berangkat bareng." ajak Nana
"Lo duluan aj," ucapnya
"Kenapa? Bukannya dulu kita sering berangkat barengkan." Seru Nana
"Itu dulu Na, dan sekarang beda. Asal Lo tau dunia kita ga sama kaya dulu, dan satu lagi Lo ga perlu bantu gue dengan cara berbohong sama mama dan papa. Karena gue masih bisa jaga diri gue sendiri." Ucap Juwita dan menaiki Motor kesayangannya.
Tanpa disadari Nana menangis dalam diamnya ia hanya tak ingin jika Juwita mendengarnya menangis. Ia pun menyekal air matanya dan masuk kedalam mobil
Sesampainya disana terlihat beberapa siswa sedang berkumpul di depan Mading karena penasaran Nana berlari kecil menuju kesana.
"Hhhmm, ada apa Fer kok pada kumpul disini." Tanya Nana
"Oh itu, biasa ada perlombaan bukannya setiap bulan Agustus kita selalu mengadakan perlombaan. Oh iya dan Lo di tujuk jadi Panitia perlombaan." Jelas Ferra
"Apa! Lo serius gue jadi Panitia."
Ferra mengangguk." Kalo gak salah lo satu sama Vino." Serunya
"Vino!" Ulang Nana
Nana terdiam apakah ia bisa berkerjasama dengan Vino, sedangkan vino dikenal banyak orang dengan sifatnya yang cuek dan dingin.
Melihat banyak orang berkumpul disana membuat Juwita tak tertarik sama sekali ia lebih memilih untuk pergi ke kantin. Disana ternyata Ami sudah lebih dulu duduk dikantin bibir Juwita terukir melihat Ami makan begitu lahapnya.
"Widihhh tumben Lo pagi-pagi udah ada disini." Ejek Juwita
"Diem deh Lo! Gue laper banget tadi pagi gak sempat makan." Sahutnya
Juwita terkekeh kecil melihat tingkah lucu Ami. " Oh iya kenapa semua orang pada kumpul didepan Manding, emang ada berita apa?" Tanya Juwita.
"Biasa lah perlombaan buat bulan Agustus." Ucap Ami
Mendengar ucapan Ami ia hanya manggut-manggut saja, "oh iya ta, kalo ga salah Lo di jadiin panitia pelaksana lomba." Ucap Ami
"Hah gue! Tumben mereka pilih gue. Biasanya juga Ogah kali." Seru Juwita seraya memainkan ponselnya.
"Katanya sih Amar yang mau dan Lo satu sama dia." Sahut Ami
Kini Juwita mengerti mengapa ia dipilih menjadi anggota panitia, sebab disetiap tahun Juwita sama sekali tak pernah dijadikan panitia. Mungkin karena sikap dan sifat Juwita yang membuat ketua OSIS tidak mau mengajaknya menjadi panitia namun tahun ini ia bisa ikut karena kehendak Amar.
"Ini pasti alasan Lo doang kan supaya bisa lebih dekat sama gue makanya Lo milih gue."
✨✨✨✨✨✨
🍏Raini08_🍏
KAMU SEDANG MEMBACA
Juwita (END)
Teen FictionJuwita adalah gadis yang berusia 17 tahun. hidup nya dulu sangat tentram, damai. hingga keluarga nya mematahkan semangat serta kehidupan nya. ia juga memiliki saudara kembar, yang tentu nya dirinya selalu di banding-banding kan oleh kedua orang tua...