Chapter 17

47 33 43
                                    

"kalo lu merasa terpaksa jadi panitia, mending lu mengundurkan diri aja." Ucap Vino

"Heh! Terserah gue dong mau jadi panitia atau enggak itu bukan urusan lu ya, tapi makasih atas saran lu." Ketus Juwita seraya Merapi kertas

"Dasar cewe aneh." Pekik vino

"Hellooo! Lo bilang apa tadi barusan." Ucapa Juwita tak terima

Vino menatap wajah Juwita ia pun berjalan kearah Juwita hingga membuat juwita mundur perlahan. Sampai akhirnya Juwita duduk di salah satu bangku keringat yang secara tiba-tiba saja membasahi keningnya

Perlahan vino mendekati wajah Juwita hingga membuat juwita memejamkan kedua matanya. Senyum vino seketika bangkit melihat wajah cantik juwita, tak lama Vino membisikkan sesuatu di telinga Juwita

"Lu takut ya! Gue denger Juwita orang yang pemberani dan tak takut apa pun." Bisik Vino

Juwita membuka kedua matanya, namun sebelum ia berkomentar tak sengaja ia melihat dibalik jendela kalo Ami sedang melihat dirinya. Juwita mendorong tubuh vino hingga vino hampir saja terjatuh

"Gue sama sekali gak takut sama lu, dan ingat ya kalo lu berani dekatin gue kaya tadi. Habis lu ditangan gue." Pekik Juwita seraya pergi meninggalkan vino

Vino tersenyum tipis melihat tingkah aneh Juwita. "Cewe yang aneh." Serunya

Ceklek

Pintu terbuka Juwita bisa melihat jika Ami tak sendiri disana, Ami yang melihat Juwita ia langsung pergi dari sana. Juwita yang merasa sangat bersalah ia pun mengejar Ami

Sedangkan Nana ia hanya bisa menghela nafas saja, vino yang baru saja keluar dari ruangan itu menatap pandu yang sekarang sedang berdiri di samping Nana.

Tanpa bicara satu kata pun vino langsung pergi dari sana, tetapi Nana memegang tangan vino.

"Vin mau kemana, gue mau membahas perlombaan yang akan kita lakukan." Ucap Nana

"Gue cape Na! Lu bisakan atur jadwalnya sendiri." Ucap Vino dan pergi dari sana

Nana menghela nafasnya ia merasa agak sedikit sedih mendengar ucapan Vino, pandu yang melihat Nana ia pun menepuk pundak Nana.

"Lu gak papa Na?" Tanya Pandu

Nana menggelengkan kepalanya lalu duduk di sisi bangku. Ia tertunduk dan melihat selembar kertas itu, ia kembali melihat kearah vino yang semakin melihat dari sana

"Andai lu tau gimana perasaan gue ke lu Vin!" Gumam Nana

_____________________________________________________

Juwita yang saat ini masih mengejar Ami, ia yang terus memanggil namanya namun sama sekali Ami tak menghiraukan itu.

Di sela-sela itu Ami tak sengaja menabrak Tasya dan Ary, hingga membuat minuman milik Tasya terjatuh.

"Eh sorry ya, gue gak sengaja." Ucap Ami seraya menyerahkan selembar uang kepada Tasya. "Nih lu beli lagi deh, tapi maaf ya gue harus pergi." Lanjut Ami

"AMI GAK PERLU!" Teriak Tasya namun Ami tak menghiraukannya hingga membuat Tasya dan Ary bingung

"Hhmm, kalian berdua ada liat Ami?" Tanya Juwita

"Ami! Tadi baru aj lewat sini!" Seru Ary

"Oke makasih."

Juwita mempercepat langkahnya ia sangat tau kalo saat ini Ami marah kepadanya, sedangkan Ami ia terus berjalan sampai ia tak sadar kalo ia sekali lagi menabrak seseorang.

Bruk

"Aduhhh!" Jerit ketiga orang itu

"Eh sorry-sorry." Seru Ami

"Lu ya kalo jalan tu... Ami!" Ucap Eka

Ami yang mendengar suara yang tak asing baginya, ia pun melihat seseorang itu. Jantung Ami semakin berdetak kencang, padahal bukan kah tadi ia sedang berusaha untuk menghindari Gina berserta kedua sahabatnya, namun kenapa nasib nya harus di pertemukan dengan mereka.

Ami tersenyum lebar melihat Gina dan kedua sahabatnya, ia berdiri dan membantu mereka

"Hhmm, maaf ni ya ka. Gue kagak sengaja." Ucap Ami

"Lu kenapa sih! Jangan bilang kalo lu kabur dari hukuman." Pekik Finna

"Ka Finna apa-apaan sih, siapa juga yang kabur. Tapi apa kalian bisa bantuin gue hari ini." Tawar Ami

"Enak aja, yang kena hukuman kan lu. Ya masa minta bantuan kita." Tolak Eka

"Ihh bukan itu, please tolongin gue ya." Bujuk Ami

"Emang ada apa mi?" Tanya Gina

"Aduhh kak jangan pada banyak tanya deh, entar gue ceritain.Tapi please tolongin gue ya." Ucapnya

Gina berserta yang lain menyetujui permintaan Ami. Ia pun mulai menceritakan tentang kejadian yang ia liat, setelah menceritakan itu Ami bersembunyi di belakang mereka.

Dari kejauhan Juwita berjalan dan terus mencari keberadaan Ami, tak lama ia pun berhenti dimana Gina berserta kedua sahabatnya sedang duduk

"Ka Gina ada liat Ami lewat sini?" Tnya juwita

"Bukannya Ami lagi di gudang ya!" Ucap Eka

"Gudang? Ngapain?" Tanya Juwita

"Lu gimana sih, sahabat sendiri kena hukuman lu gak tau." Pekik Gina

"Apa benar Ami Kena hukuman!" Gumam Juwita

Ami yang merasa dirinya hampir kehilangan nafas, ia berharap Juwita segera pergi dari sana sebab bersembunyi dibelakang mereka membuat nafasnya agak sesak.

"Kalian gak bohongkan? Terus yang gue liat di depan ruangan OSIS itu siapa?" Seru Juwita memastikan

"Heh! Buat apa kita bohong, nyatanya tadi kita ketemu Ami di parkiran. Terus dia bilang kalo dia kena hukum sama pandu." Jelas Eka

"Pandu!" Ulang Juwita

Mendengar nama pandu ia pun bergegas mencari keberadaannya. Melihat Juwita sudah pergi dari sana Ami merasa lega dan mengatur nafasnya setelah itu ia mulai melangkahkan kakinya, tetapi Gina dengan cepat memegang tangannya

"Mau kemana lu, kita udah nolongin jadi lu harus nurutin apa yang gue mau." Seru Gina

"Gue bakalan nurutin apa kata lu, tapi hari ini gue mau sendiri dulu." Pekik Ami dan menepis kasar tangan Gina

Mereka tercengang dengan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Ami. Finna merasa tak terima ia ingin maju tetapi Gina mencegah nya dan membiarkan Ami pergi

"Tuh anak kenapa dah, gak tau diterima kasih banget." Seru Finna

"Aneh banget dah si Ami, Vibesnya kaya habis patah hati aj" Ejek eka

Gina yang sedari tadi hanya menyimak saja ia juga seperti merasa ada sesuatu yang sedang Ami sembunyikan.

Di koridor sekolah Ami sedang duduk termenung sembari menatap ke arah lapangan basket. Hati nya masih terasa sakit jika mengingat dimana Juwita berdua bersama vino di dalam ruangan OSIS.

Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkan secara pelan-pelan. Tak lama ia melihat vino sedang duduk sendiri di bangku dekat lapangan basket.

"Ternyata mencintai seseorang itu sesakit ini ya".

____________________________________________________

✨Raini08_✨

Juwita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang