"Dia bukan kak Nana!" Sambar Sella tanpa menatap ke arah Juwita ia hanya fokus ke bukunya
"Bukan kak Nana! Tapi ini benar-benar kak Nana. Coba kak Sella liat dulu deh." Tegur Selly
"Gue udah bilang dia bukan kak Nana dia Kak Tata." Bentak Sella
DEG
Juwita mendengar bentakan itu terasa seperti ia dengan Nana. Selly membalikkan badannya lalu menatap wajah Juwita sekali lagi ia pun memegang pipi kanan Juwita.
"Jadi kakak ini, kak Tata yang sering di ceritain sama Kak Nana." Seru Selly
Juwita berdiri dan mendekati Dona ia merasa tak enak jika berada lama-lama di kamar Sella dan Selly. Juwita pergi keluar tanpa bilang kepada Dona dan Ami
Mereka pun mengikuti Juwita, karena hal itu Dona sangat mengerti mengapa Juwita seperti itu. Ia memegang pundak Juwita dan tersenyum kepadanya.
"Don, sebelum gue memutuskan siapa yang gue pilih lu bisa gak cerita tentang keluarga lu, iya gue tau gue emang gak pernah datang ke sini tapi setidaknya lu mau kan cerita sama gue tentang Nana." Tegur Juwita
"Ya udah kalo gitu kita bicara di taman belakang aja ya." Ajak Dona
____________________________________________
"Ayo lah kawan jangan pada kaya gini dong. Mana sosialitas kalian." Tegur Pandu
"Gue pergi." Seru Ary
Pandu memegang tangan Ary tetapi Ary melepaskannya ia tak mau kumpul di markas maka dari itu Ary lebih memilih untuk pergi saja. Ia hanya ingin menenangkan diri nya saja.
Karena situasi sudah mulai agak tak tenang Amar maju lalu memukul wajah Ary dengan sekali pukulan saja.
"Lu bisa gak sih bicarain ini baik-baik, dengan cara lu pergi kaya gini juga gak ada guna nya. Lu harus bisa menerima kenyataan kalo Tasya gak ada perasaan sama lu." Tegur Amar
Ary hanya menanggapi dengan senyuman saja. Ia merasa ucapan Amar emang benar tak ada guna nya pergi seperti itu. Akhirnya ia bangkit dan duduk di sisi bangku yang kosong.
"Sekarang lu harus bisa merelakan Tasya sama Yoga. Dan buat lu di sisi itu Tasya sudah ngasih tau ke lu kalo dia suka sama lu sekarang semua itu ada di tangan lu." Ucap Amar
Yoga yang awal hanya fokus ke ponsel nya ia duduk dan seraya memakan pisang goreng yang di awa oleh salah satu temannya.
"Sebelum gue jawab perasaan gue buat Tasya. Gue mau nanya sama lu. Di posisi itu lu suka sama Juwita, tapi Juwita justru suka sama Vino apa lu bisa merelakan dia sama Vino?" Tanya Yoga
"Gue lebih milih Liat Juwita bahagia. Kalo Dia lebih bahagia sama Vino gue ikhlas kok." Ucap Amar
"Tapi tetap aja, gue gak mau jadi teman yang mengkhianati teman gue sendiri. Walaupun gue juga suka sama Tasya." Ucap Yoga
"ITU BUKAN PENGHIANATAN." Bentak Vino
Suasana semakin tak terkendali kan pandu adalah salah satu orang yang bisa menenangkan mereka semua. Ia berdiri seraya memegang botol minum
"Udah deh gak usah di perpanjang, yang di katain Amar itu benar dan juga lu tau sendiri kan sekeras apa pun lu mau dapatin Tasya kalo hati Tasya emang buat yoga mau gimna lagi. Cinta gak bisa di paksa, jadi terima aja udah." Tegur Pandu
Perdebatan mereka berakhir disitu. Sedangkan Juwita yang saat ini masih berada di rumah Dona ia hanya ingin minta perjelas saja. Mengapa keluarga Dona begitu dekat Nana hingga Nana menghilang saja mereka begitu sangat khawatir
KAMU SEDANG MEMBACA
Juwita (END)
Novela JuvenilJuwita adalah gadis yang berusia 17 tahun. hidup nya dulu sangat tentram, damai. hingga keluarga nya mematahkan semangat serta kehidupan nya. ia juga memiliki saudara kembar, yang tentu nya dirinya selalu di banding-banding kan oleh kedua orang tua...