"Hey sedang apa kalian?" Tanya seseorang kakek tua yang sedang duduk di kursi tepat nya di samping dimana mereka bersembunyi
"Eh buset dah! Sejenak kapan kakek ada di situ?" Tanya Ami
"Saya dari tadi sini kalian saja yang tidak melihat saya." Serunya
"Maaf ya kek kita berdua tadi sebenarnya lagi sembunyi dari orang-orang jahat." Ucap Amar berbohong
"Orang jahat! Siapa mereka?" Tanyanya
"Hhhmm, aduhh si kakek gak usah banyak tanya deh mending ya kakek pulang aja gih kasihan keluarga kakek pasti lagi nyariin kakek." Tegur Ami
"Heh! Dimana sopan santun kamu. Apa orang tua kamu tidak pernah mengajari kamu tentang bagaimana cara berbicara dengan yang lebih tua." Bentak kakek
"Kek gak usah bawa-bawa orang tua saya deh. baik buruk nya mereka itu bukan urusan kakek, mereka tetap orang tua saya." Ucap Ami kesal
Amar menyenggol lengan tangan Ami. "Maaf ya kek! Teman saya emang lagi agak sensitif soalnya dia habis di putusin sama pacarnya. Makanya dia ngomong agak sedikit kasar, kalo gitu kita permisi dulu ya kek." Ucap Amar dan menarik Ami dari sana
"Keterlaluan banget lu Mar, gue belum pernah pacar ya masa lu bilang Kya gitu sih." Bentak Ami
"Heh! seharusnya lu tuh yang ngomong hati-hati dong, kalo misal kan kita di lapor ke polisi emang lu mau hah." Tegur Amar
"Hhmm iya juga sih, aduh kok gue sebego itu sihh. Ini semua gara-gara lu Juwita." Ucap Ami seraya memukul kepala nya
Keduanya diam sejenak dan terpikir dengan apa yang barusan mereka lihat, bergegas mereka kembali melihat kearah dimana Finna dan Eka pergi tetapi saat mereka ia melihat kembali mobil tersebut sudah ku tak ada
"Sial! Kita kehilangan mereka." Ucap Amar kesal
"Ini semua gara-gara kakek tua itu tadi, seandainya dia gak ada di situ kita gak akan kehilangan jejak." Ucap Ami
"Gak ada gunanya menyesali itu semua, mending kita buruan ke klub aja." Ucap Amar
Mereka bergegas pergi ke klub dengan kecepatan tinggi. Sedangkan Juwita yang saat ini sedang mabuk dan sudah tak terkendalikan lagi. Namun tiba-tiba ada seseorang yang menariknya keluar dari klub itu
"Lepasin gue! teman-teman gue masih pada di dalam." Bentak Juwita
"Udah saatnya lu pulang." Tegas Vino
"Gue gak mau pulang." Ucapnya
Vino berhasil membawa Juwita keluar tetapi ia masih ingin masuk kedalam dengan sekuat tenaga ia memegang tangan Juwita dan memaksanya masuk kedalam mobil
Disela-sela itu Amar dan Ami yang baru tiba disana awalnya mereka tak melihat jika ada vino disan. Namun saat Ami ingin melangkahkan kakinya Amar dengan cepat memegang tangan Ami
"Ada apa sih mar, dari tadi lu megang tangan gue Mulu. Lu suka ya sama gue." Ucap Ami
"Ck gak usah mengada-ada deh, coba lu liat " tunjuk Amar ke arah mobil yang berwarna hijau.
"Vino! Ngapain dia ke klub. Eh bentar-bentar itu Juwita kan!" Seru Ami seraya mempertajam penglihatannya
"Kita gak bisa ke sana Mi!" Tegur Amar
"Kenapa? Kita harus jemput juwita kan, dan Vino pasti mau nganterin Juwita pulang. Kita gak bisa diam aja." Tegur Ami
"Justru itu, gue punya rencana lain. Ikut gue." Ucap Amar seraya membawa pergi Ami
____________________________________________
"Jadi kita nunggu disini." Ucap Ami dengan kesal
Amar menganggukkan kepalanya hingga membuat Ami semakin kesal. Ia dengan terpaksa harus bersembunyi lagi di semak-semak.
Ami yang melihat wajah Amar yang begitu sangat menghawatirkan Juwita ia tersenyum tipis dan mengangkat kepalanya ke atas untuk melihat bintang-bintang di sana
"Gue tau kok lu khawatir sama Juwita dan gue khawatir sama Vino." Seru Ami
Amar tak langsung menangapi ucapan Ami ia masih fokus melihat kearah rumah Juwita
"Lu suka Juwita dan gue suka Vino. Lucu ya kenapa harus Juwita yang ada di posisi ini kenapa gak gue." Ucap Ami
"Kenapa lu iri?" Tanya Amar
"Bukan hanya gue yang iri lu juga iri kan. Lu pasti berpikir kenapa gak Lu yang menjemput Juwita kenapa harus Vino." Tegur Ami
"Mending diam deh mi!" Tegur Amar
"Ya elah kan tadi lu nanya jadi gue jawab lah." Ucap Ami
Ami terus mengoceh hingga membuat Amar jadi semakin risih. Ia berpikir bagaimana bisa Juwita mau berteman dengan Ami, mengapa Juwita bisa setahan itu ada di dekat Ami.
"Mar! Kayanya Vino suka deh sama Juwita." Ucap Ami
"Vino gak suka Juwita dan gue tau itu."
"Tapi kenapa Vino bisa tau Juwita ada di sana. Apa jangan-jangan dia juga memantau Juwita ya sama kaya lu." Seru Ami sambil memainkan batu yang ada di sana
"Lu bisa diam gak! Jangan mancing emosi gue mi!" Bentak Amar
"Cieee ada yang lagi cemburu nii." Ucap Ami seraya tertawa kecil
Sedang asik berbincang terdengar suara mobil menuju datang. Terlihat Vino sedang menuju kesana. Amar dengan cepat menyuruh Ami untuk menunggu di depan rumah Juwita
"Mi buruan gih tunggu disana." Tegur Amar
"Terus gue ngomong apaan dong " ucap Ami panik
"Terserah lu deh mau ngomong apa. Lu kan pandai berakting." Ucap Amar
Ucapan Amar ada benarnya ia sangat pintar dalam berakting. Ami duduk dengan santai nya padahal jantungnya sedang berdetak kencang. Ia juga sangat gugup tapi Ami harus bisa menghadapi Vino
Vino yang baru tiba di depan rumah Juwita ia melihat Ami sedang menunggunya. Dengan cepat pula Ami bergegas kesana
"Ngapain lu dirumah Juwita?" Tanya Vino
"Gue ke sini atas perintah orang tua Juwita. Ya karena orang tua dia lagi pergi ke luar kota, jadi gue di minta buat nemanin dia " Ucap Ami
"Terserah lu."
"Juwita kok bisa sama lu?" Tanya Ami
"Bukan urusan lu. Kalo lu emang benar di suruh buat jagain Juwita kenapa lu gak bersama dia?" Tanya Vino
"Ya sebab Juwita bilang dia mau sendiri dulu tanpa gue." Ucap Ami
"Nih lu antar dia ke kamar pastikan dia buat muntahin semua minuman yang dia minum." Tegur Vino lalu pergi dari sana
____________________________________________Juwita akhirnya sudah sampai di apartemen Amar melihat kondisi yang begitu lemah Amar membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Ami yang pamit ingin pulang tetapi Amar mencegahnya dan menyuruhnya untuk menemani Juwita untuk malam ini saja
"Gue pulang ya!" Tegur Ami
Lagi-lagi Amar memegang tangan Ami, "apa lagi mar, lu kan bisa manggil gue gak perlu pake pegang tangan gue segala." Ucap Ami
"Maaf mi! Lu bisa gak jangan pulang temanin Juwita ya." Tegur Amar
"Gue gak bisa orang tua gue pasti nyarin gue." Seru Ami
"Untuk malam ini aja mi, gue harus pergi keluar." Ucap Amar
Ami menghela nafasnya."oke tapi untuk malam ini ya." Ucap
Setelah percakapan singkat Amar pergi meninggalkan Ami dan Juwita. Ami mengunci pintu dan kembali ke atas kasur ia memandang wajah Juwita dan berbicara sendiri
"Gue harap lu gak nyimpen perasaan apa-apa sama Vino." Ucap Ami dalam hati seraya menempelkan dagu di tangannya.
____________________________________________
✨Raini08_✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Juwita (END)
Teen FictionJuwita adalah gadis yang berusia 17 tahun. hidup nya dulu sangat tentram, damai. hingga keluarga nya mematahkan semangat serta kehidupan nya. ia juga memiliki saudara kembar, yang tentu nya dirinya selalu di banding-banding kan oleh kedua orang tua...