Twenty Two - Hurt

6.4K 475 24
                                    

Sudah tamat di aplikasi KARYAKARSA dengan nama pena [AYUTARIGAN] tidak pakai spasi dan tersedia di GOOGLE PLAY BOOKS. Thank you 💚



Enjoy 🔥🔥🔥




Suasana tegang masih menyelimuti ketiga orang itu yang mana kini Diva lah sebagai target utama dalam pemeriksaan ini.

"Jadi, Abbas adalah teman kampusmu dulu? Tapi seingat Papa dia sudah menikah saat kamu kuliah waktu itu," ujar sang papa yang jelas sedang menyindirnya itu.

"Darimana papa mengira bahwa pria itu adalah Abbas Angkasa?" tanya Diva yang masih berusaha mencari jalan untuk menutupi kebenaran.

Jeremy mendengkus sebelum kembali bersuara. "Papa rasa kamu juga punya handphone yang bisa digunakan untuk membaca berita yang saat ini beredar luas," sahutnya santai.

Diva jelas mengerutkan dahi bingung, pasalnya terakhir kali ia membaca gosip itu, identitas sang pria tidak diketahui karena memang gambar yang diambil tak begitu jelas. Tapi, pergerakan berita saat ini sangat cepat sehingga wanita itu memutuskan untuk cepat-cepat mengambil ponsel dan membuka sosial media untuk memperjelas ucapan papanya.

Mata wanita itu membulat sempurna saat headline berita begitu besar dan jelas mengabarkan bahwa identitas pria yang bersama Diva waktu itu sudah diketahui dan hal itu dikuatkan dengan sebuah foto yang menunjukkan wajah seorang Abbas Angkasa dengan jelas sedang berjalan di lorong bersama Diva Adzakina saat keluar dari unit apartemen yang mereka tempati.

Sialnya pose yang ditunjukkan dalam foto itu begitu mesra karena memang Diva waktu itu sedang menggoda Abbas seperti biasa.

Diva mendongak dan mendapati tatapan tajam sang Papa yang siap menelannya hidup-hidup.

"Kami hanya tak sengaja bertemu, dan mengobrol soal biasa," ujar wanita itu.

Jeremy menghela napas. "Kamu tahu siapa pria itu, Div?" tukasnya. "Dia Abbas Angkasa. Pria duda yang gagal menikah dua kali! Bahkan umurnya jauh di atas kamu," imbuh sang papa menekankan.

"Isteri pertamanya meninggal, Pa. Dan menurut Diva itu takdir Tuhan, bukan kegagalan," sahut Diva yang tanpa sadar membela pria duda itu.

"Dia gagal! Kematian isterinya adalah kegagalan terbesar Abbas yang tak bisa menjaga wanita itu!"

Diva tak mampu menjawab dan hanya bisa diam di tempat.

"Papa mendidik kamu begitu keras, bukan supaya kamu lari mencari sosok papa baru!" ujar Jeremy lelah.

"Siapa bilang Diva mencaris sosok papa di diri Abbas?" sela wanita itu membantah.

"Dengan kejadian ini papa sadar dan merasa bahw yang kamu lakukan ini adalah karena kesalahan papa yang terlalu keras mendidik kamu sehingga kamu merasa kurang kasih sayang dan ingin memanjakan diri kepada pria yang bisa menjadi sosok papa untuk kamu," tutur pria paruh baya itu.

"Diva nggak pernah merasa kurang kasih sayang apalagi mencarinya di luar sana dari sosok orang lain," tegas Diva yang mulai tak senang dengan pembahasan sang papa.

"Papa jangan langsung membuat statement seperti itu. Dengarkan dulu anak kita bicara," ujar Ameta seraya mengusap lengan suaminya.

"Diva memang merasa bahwa Papa sangat keras terhadap hidup Diva, tapi bukan berarti Diva punya obsesi untuk mencari kasih sayang pada orang lain hanya karena hal itu. Jujur saja, Diva tertarik pada Abbas karena sikap dinginnya. Jadi mana mungkin kasih sayang lahirnya seorang Papa bisa Diva dapatkan dari dia."

"Jadi, kamu mau bilang bahwa di sini kamu lah yang mengejar laki-laki itu?" tanya Ameta menyelidik.

Diva terdiam saat sadar bahwa dirinya baru saja membuka satu lagi rahasianya. Ia menggaruk kepala apalagi saat melihat mata Jeremy menyipit tajam penuh selidik.

Ia jadi sadar bahwa papanya yang cerdik itu sedang memancingnya sejak tadi.

"Itu ... itu maksud Diva--"

"Itu sebabnya kamu tidak khawatir tentang Danus meski sudah tahu sejak awal bahwa pria itu ternyata bajingan? Rupanya kamu sudah punya incaran?" tuduh Jeremy langsung.

"Bukan begitu. Masalah Danus juga baru Diva ketahui beberapa hari ini," sahut wanita itu membantah.

"Kenapa tidak memberitahu papa dan mama?" tanya Ameta.

"Danus minta bantuan, apalagi dia bawa-bawa soal bayi di kandungan Clarie. Mana mungkin Diva melakukan hal gegabah yang nantinya bisa membahayakan nyawa bayi tidak berdosa itu," terang Diva gusar.

"Ternyata kamu punya hati nurani juga," sindir sang papa yang membuat Diva mencebik kesal.

Benar, biar jelek dan punya banyak kelakuan minus begitu, tetapi Diva juga masih punya perasaan yang lembut layaknya wanita biasa. Ia tetap saja tidak tegaan yang mana hal itu bisa menjerumuskan dirinya seperti saat ini.

Kini namanya sudah sangat tercoreng dan seluruh manusia sok suci yang ada di negeri ini berbondong-bondong memberi hinaan dan kata kasar kepadanya. Bahkan ia yakin teman-temannya sendiri pun pasti melakukan hal yang sama.

Pembicaraan mereka akhirnya selesai dengan keputusan Jeremi yang tidak memberi akses Diva untuk keluar rumah sementara waktu.

Hal itu tentu saja menimbulkan protes dari wanita itu tapi sedikitpun tak dihiraukan oleh Jeremy karena baginya keselamatan Diva adalah hal yang paling utama untuk saat ini.

Ia sadar anak semata wayangnya itu masih begitu minim kesadaran akan kejahatan di dunia luar sana yang bisa saja berakibat fatal pada dirinya sendiri.

Sementara Diva yang dikurung di dalam rumah hanya bisa mengerang kesal sembari mencari kontak Danus di ponselnya. Ia harus memberi pelajaran pada pria yang sudah menyebabkan hidup Diva kacau balau itu.

Sialnya panggilan Diva tak dijawab sama sekali meski wanita itu sudah mencoba berkali-kali. Jarinya kemudian berlanjut mencari nama Abbas Angkasa di kontaknya dan melakukan panggilan via telepon.

Diva mendapatkan respon yang sama seperti Danus. Pria duda itu juga tak menjawab panggilannya sehingga Diva kian menggerutu kesal karenanya.

Ia ingin langsung datang melabrak kedua pria itu dan meluapkan segala emosi berbeda yang mendera otaknya. Namun Diva sadar bahwa saat ini akan sangat sulit baginya untuk leluasa melenggangkan kaki di luaran sana. Karena para pencari gosip murahan itu pasti akan langsung memburunya dan semua orang pasti akan mendadak jadi paparazi dan melaporkan setiap gerak-gerik Diva pada akun gosip di sosial media.

Diva menarik napas panjang dan mencoba untuk melakukan panggilan telepon pada Abbas untuk kedua kalinya. Kali ini Diva mendapat jawaban di dering ke tiga.

Namun, bukannya mendengar suara pria itu. Ia malah mendengar suara desahan seorang wanita seiring dengan decitan kayu yang bergerak seirama.

Sontak saja hal itu membuat darah Diva surut seketika. Pikiran negatif jelas datang membabi buta. Diva lupa bahwa Abbas adalah seorang pria dewasa yang jelas membutuhkan sentuhan wanita.

Tapi kenapa rasanya ia jadi sulit sekali bernapas? Seolah nyawanya tercabut setengah dengan paksa. Air mata yang begitu jarang dikeluarkannya kini mendarat begitu saja. Ada apa dengan hatinya? Kenapa rasanya begitu menyesakkan dada.

Diva terisak tanpa kata, sebelum melempar jam kecil di sampingnya ke kaca yang menimbulkan suara pecahan yang memekakkan telinga.

Namun, suara-suara yang membuat telinga dan hati Diva sakit itu berhenti seketika.

"Apa yang kamu lakukan di sana?"

Lucunya, pria itu bertanya tanpa merasa bersalah dan seolah tak tahu apa-apa.

TO BE CONTINUED

Terjerat DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang