2. Mimpi Yang Aneh

28 7 0
                                    

"Kau ini sudah dewasa, tapi masih ingin disisirkan rambutmu ini oleh ku. Bagaimana nanti kalau kau sudah menikah, Anakku?" Dicermin bergaya antik itu terlihat pantulan seorang wanita yang sedang berdiri dengan pakaian kerajaan jawa kuno dan beberapa perhiasan emas melengkapi tubuhnya.

Wanita yang sudah tak muda lagi itu, kini sedang menyisir rambut ikal panjang dari putri sulungnya dengan lembut dan telaten.

Sang empu yang disisir terkekeh pelan dan menjawab,"Maka aku akan meminta Ibunda untuk menyisir rambutku lagi. Aku tidak mau jikalau bukan Ibunda yang menyisir rambutku." 

Sang ibu menggeleng-gelengkan kepalanya, kedua sudut bibirnya tertarik keatas, ia tersenyum melihat tingkah laku putrinya yang masih kekanak-kanakan walau usia sudah menginjak 20 tahun itu.

Setelah dirasa cukup rapih, ia memakaikan sebuah mahkota dengan berlian merah ditengahnya.

Sang ibu lalu mendekatkan wajahnya kesanpinghingga pipi mereka saling bersentuhan, ia tersenyum dan berkata,

"Nah, sekarang anakku sudah cantik persis seperti Ibundanya saat masih muda dulu. Benar begitu putri kecil ku?"

Dikamar yang luas yang didominasi oleh bebatuan sebagai bahan dasar dari kamar itu, menggema suara tawa mereka berdua, yang membuat beberapa dayang yang berdiri tak jauh dari mereka ikut tersenyum melihat sang permaisuri juga sang putri tertawa dengan lepas.

Citra terbangun dari mimpi dengan mata melotot dan tarikan nafas yang cukup berat, dadanya naik turun ikut merasa sesak. Ia merasakan penglihatan nya yang agak buram, juga pipinya yang terasa basah. Ia beranjak dari ranjang tempat tidurnya, lalu berjalan menuju meja rias. Dikaca cermin itu, ia melihat bekas jejak air mata.

Citra sontak mengusap jejak air mata itu, dan menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Ia berusaha mengingat kembali mimpi aneh barusan, namun semakin mencoba diingat semakin Citra lupa apa yang barusan ia impikan.

"Sebenarnya, aku mimpi apa barusan? Kenapa aku sampai menangis?"

Entahlah, Citra merasa hatinya terasa sakit dan sedih saat ini, walau anehnya ia malah tak mengingat apapun tentang mimpi itu. Ia bertanya-tanya didalam hati, jujur saja baru kali ini dia memimpikan mimpi yang aneh seperti tadi.

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, ia mencoba menepis segala hal-hal yang buruk. Mungkin, ia hanya kelelahan saja jadi mimpi nya pun ikut kacau.

Citra melihat ke arah jam dinding yang digantung di kamarnya, sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi. Citra segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Ia melakukan step skincare routine setelah mandi, juga tak lupa memakai make-up tipis.

Rambut ikal hitam panjangnya ia biarkan tergerai dengan cantik.

Ia lalu menuruni anak tangga, diruang tamu ia melihat  orangtuanya sedang menonton tv.

"Mau berangkat ke kampus, nak?" Ayu berbicara tanpa menoleh ke belakang, ia fokus menonton acara kesukaannya sembari mengemil beberapa cemilan asin.

"Iya Mah, aku berangkat yaa."

"Hati-hati dijalan ya nak." Pasutri itu menjawab dengan kompak, Citra mengangguk. Ia membuka pintu, dan berjalan ke arah garasi. Ia membuka garasi, dan mengambil motor warna putihnya, lalu menyalakannya dan melajukkannnya ke jalanan aspal.

Sekitar 30 menit menempuh perjalanan, ia akhirnya sampai di kampus. Ia memakirkan motornya, dan berjalan menuju kelas. Beberapa menit kemudian dosen pun datang, lalu kelas dimulai hingga selesai.

Waktu sudah menunjukkan pukul 14.00, kelas yg Citra hadiri pun berakhir. Sebelum pulang, Citra mampir terlebih dahulu ke kantin dikampus, perutnya sudah ingin diisi katanya.

LAST CHANCE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang