19. Khawatir

9.8K 1.2K 20
                                    

Beberapa jam yang lalu.

Tia sengaja berhenti ketika mendengar Gafino menghela nafas panjang. Ada apa lagi laki-laki yang dipenuhi aura bucin itu?

"Kenapa Gaf?" Saut Tia sengaja menyenggol pundak Gafino.

Sambil melihat-lihat platform online shop Gafino mengeluh, "masak aku cuma kasih kue aja Kak? Kan aku pingin kasih yang berkesan."

Tia mencuri lirik. Ia menemui barisan baju brand ternama. Seketika ia menepuk jidat.

"Ya elah Gaf, kalau yang kamu lihat baju branded gue aja nggak mampu beli."

Tia medudukan dirinya di samping Gafino, "Gea itu sederhana kok. Dia bakal menghargai apapun pemberian orang. Nggak perlu yang mahal. Aksesoris kecil aja bakal dia simpan baik-baik."

"Aksesoris?"

"Iya, saran ku sih. Mending kamu kasih aksesoris aja. Kan banyak tuh. "

"Contohnya?"

"Yaa kayak kalung atau cincin gitu."

"Nggak mau lah Kak. Terlalu dini buat kasih yang begituan. Lagian aku nggak ada niat kasih perhiasan imitasi." Ucap Gafino yakin. Masih terbawa kehidupan di dunianya.

"Apa ya?"

"Yee, malah balik tanya."

"Ya udah kamu langsung ke store aksesoris aja. Nanti juga banyak pilihan. Kalau di sini nggak akan kepikiran." Cetus Tia.

"Berarti aku boleh keluar nih?" Tanya Gafino. Pasalnya ini sudah masuk jam kerja.

Tia tampak menimbang. Jika tidak sekarang ada kemungkinan Gea akan kemari sepulang sekolah.

"Ya udah sekarang aja. Mumpung Pak Meneger lagi di pusat."

Gafino melaju menggunakan motor Tia ke tempat yang ia tunjukan. Mungkin hanya di dunia ini Gafino merasakan orang asing seperti Kakak sendiri.

Jajaran pernak-pernik kecil tersusun. Benar kata Tia, banyak sekali pilihan sampai Gafino bingung.

"Ih ganteng banget."

"Mirip kim Taehyung nggak sih?"

"Iya. Baru aja mau ngomong."

"Minta poto boleh nggak ya?"

Mendengar suara berisik itu Gafino menghindar. Ia ke sudut sebelah sana. Fokusnya teralih pada jepit rambut menggantung di depannya.

Gafino sudah memutuskan untuk membeli sepasang jepit yang warna pink

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gafino sudah memutuskan untuk membeli sepasang jepit yang warna pink. Sejak keluar dari store itu senyum Gafino tidak pernah luntur.

Akhir-akhir ini Gea seringkali menunduk. Sehingga poninya ikut menutupi wajah. Setidaknya jika ada jepit ini wajah Gea tidak sepenuhnya tertutupi.

Gafino tidak sabar melihat Gea memakai pemberiannya. Namun, senyum Gafino tak selamanya bertahan.

NOT REAL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang