29. Menghilang

9.6K 1.1K 41
                                    

Bunyi detak jam terdengar sangat lambat. Begitu pun mata Gea tak henti-hentinya melirik dari jendela lantai dua yang menampakan view gerbang SMA Edelwish.

Jam terakhir benar-benar membosankan. Ditambah Sora memilih tidak lanjut sekolah lagi demi janin yang ada dalam perutnya. Gea jadi tidak punya teman sefrekuensi.

Kira-kira sudah seminggu yang lalu Gea mulai masuk sekolah. Hari pertama segala macam pertanyaan menghantamnya seperti buldoser.

Dari yang isu miring Kaisar dan Sora yang tiba-tiba keluar lalu alasan Gea tidak masuk juga sempat dikaitkan dengan keluarnya dua sejoli itu.

Yah, wajar sih! Si Kaisar kan memang orang nomor satu di SMA Edelwish dalam hal kepopuleran. Sedangkan Sora orang nomor satu peringkat pararel. Lalu Gea pun menjadi peringkat kedua pararel.

See? barisan para orang berpengaruh itu? Satu orang menghilang itu berarti mengubah tatanan sosial SMA Edelwish.

Pasalnya di SMA yang digadang menjadi SMA-nya para orang elit itu diam-diam memiliki strata sosial. Dibagi menjadi tiga golongan. Orang bawah, tengah dan atas.

Kategori atas dimiliki jajaran anak top yang biasanya diisi dengan anak-anak pengusaha, anggota partai dan anak-anak pintar.

Kategori tengah dimiliki jajaran anak biasa. Sekolah seperti biasa dan nilai pun biasa.

Lalu kategori bawah dimiliki oleh anak-anak yang menjadi hari-harian para top class. Menjadi pesuruh atau pelampiasan di saat kesal. Biasanya mereka telah membuat si top class kesal. Entah hanya karena penampilan mereka yang kelewat cantik atau pernah bersinggungan dengan top class.

See? SMA Edelwish punya rahasia kelam di mana tidak ada keadilan untuk orang biasa. Gea beruntung punya otak cerdas. Karena semua orang tau kalau dirinya bukan darah Rikaz.

Gea memandang malas guru yang tengah menjelaskan peristiwa sejarah di era belanda.

Selain nama tokoh yang banyak Gea juga harus mengingat tahun peristiwanya. Sejarah hidupnya saja ingin dilupakan justru Gea harus mempelajari sejarah hidup seseorang.

Gea tidak membenci pelajaran sejarah. Hanya saja setelah membaca salah satu buku yang menguak tentang kebohongan era penjajahan membuat Gea tidak begitu percaya dengan sejarah yang sudah tercatat.

Entahlah, mana pihak yang benar dan mana yang dusta. Di era ini tidak ada yang bisa membuktikan kebenaran peristiwa lampau. Karena setiap orang memiliki pandangannya sendiri.

Siluet familiar nampak sekilas tertangkap di indra penglihatan Gea. Ia menyipitkan mata untuk memperjelas praduganya.

"Gafino?" gumam Gea.

Terlihat Gafino sedang duduk di atas motor milik Tia di depan gerbang. Kedua tangannya memainkan handphone. Seperti pose sedang bermain game.

"Ngapain dia di situ?"

"Gea!"

Spontan Gea menoleh saat Pak Galih memanggil. Mampus! Pak Galih kan tidak suka kalau ada yang memalingkan pandangan ketika ia sedang menjelaskan.

"Ada siapa di gerbang sampai kamu nggak fokus?" tanya Pak Galih.

"Ada si ayang Pak!" saut salah satu anak laki-laki. Yang Gea tau dia salah satu anggota geng Zefanos, temannya Kaisar. Perangainya memang tengil.

Yah, walaupun memang benar sih. Di sana ada Gafino dan dengan kesadaran penuh Gea telah menjalin hubungan dengan karakter tidak nyata itu.

Entahlah, Gea pun tidak bisa menebak bagaimana ending dari kebersamaan ini. Gea hanya ingin menikmati waktu bersama Gafino. Jika Gafino harus kembali ke dunianya. Gea akan berdamai dengan hati dan ikhlas menerima.

NOT REAL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang